Manokwari, taburapos.co – Ada sejumlah uneg-uneg yang dilontarkan warga di sela-sela proses pesta demokrasi 5 tahunan, tepatnya Pemilu 2024, khususnya di Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Rabu (14/2/2024).
Keluhan tersebut diantaranya, lokasi TPS yang dianggap jauh dari rumahnya, surat suara berukuran besar, dan nama-nama calon anggota legislatif (caleg) yang cukup banyak, sehingga membingungkan para pemilih, apalagi yang telah berusia lanjut.
Menurut seorang pemilih, Frans, lokasi TPS dinilainya cukup jauh dari rumah. Apalagi, dirinya harus melewati sekitar 3 TPS yang lebih dekat ke rumahnya menuju ke TPS tempatnya mencoblos.
“Kenapa tidak memilih di dekat-dekat sini saja, harus jauh ke sana. Terpaksa jalan ke sana, lebih jauh lagi. Kenapa tidak TPS yang dekat-dekat sini. Itu sudah, yang atur dari atas jadi, kita ikut saja,” katanya.
Warga lain turut mengomentari surat suara untuk pemilihan caleg tingkat Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Manokwari. Sebab, kata dia, surat suaranya cukup besar, sehingga dirinya kesulitan mencari dan membaca satu per satu nama partai maupun nama caleg.
“Surat suaranya terlalu besar, baru tidak ada fotonya, makanya sulit carinya. Tapi, kita coblos saja sudah,” kata seorang perempuan paruh baya.
Keluhan senada diutarakan seorang warga, Pangi. Ia mengaku kebingungan menentukan nama caleg yang akan dipilih, karena tidak mengenalinya satu per satu.
“Kita tidak tahu mau pilih siapa. Tidak ada yang saya kenal. Coba mereka sosialisasi gencar seperti pilpres boleh, bisa kita kenal. Kalau caleg yang kita kenal, tapi dia maju dari dapil lain,” ungkapnya.
Ditambahkannya, selama ini, kalau pun ada, kebanyakan para caleg melakukan sosialisasi untuk kalangan terbatas atau kalangan sendiri. Untuk itu, ia berharap para caleg mendatang mau mendatangi warga dengan langsung, turun melakukan sosialisasi, bukan hanya di kalangan tertentu saja.l
“Supaya kita tahu visi dan misinya mau jadi dewan. Terus apa yang mau dia buat kalau sudah jadi. Orang pikirnya caleg macam mau cari pekerjaan. Selama ini kan tidak ada yang saya tahu, makanya coblos saja,” tambahnya.
Dirinya mengaku apabila nanti harus mencoblos, maka terpaksa mencoblos caleg yang tidak dikenalnya, termasuk visi dan misinya ketika terpilih menjadi wakil rakyat. “Nanti coblos saja nama yang pas kita lihat di TPS,” katanya.
Dikatakannya, kondisi ini yang membuat ada warga yang menunggu serangan. “Karena tidak tahu mau pilih siapa, makanya ada yang tunggu-tunggu. Kalau sudah dapat baru mau pilih, tapi kalau begitu kan tidak pasti, dia pilih yang kasih atau pilih orang lain,” katanya. [HEN-R1]