
Ransiki, TP – Ketua Klasis GKI Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, Pdt. Frans Mofu, S.Th, menyampaikan, tahun 2022 merupakan tahun penuh anugerah. Sehingga, sebagai umat Tuhan, para jemaat harus bersyukur karena atas berkat Nya, dapat mencapai dan memasuki tahun 2022 dengan penuh suka cita.
“Tuhan Yesus Kristus telah menganugerahkan tahun yang baru, tahun 2022, untuk dimasuki dan dijalankan dalam hidup tiap-tiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Sang Juru selamat,” terang Pdt. Mofu di ruang kerjanya belum lama ini.
Mengacu pada thema Sentral GKI yaitu ‘Doa Tuhan Yesus, Datanglah Kerajaanmu’, menuru Mofu, tahun ini juga merupakan tahun penuh rahmat, sehingga diharapkan dapat menginspirasikan GKI mulai dari Badan Pekerja Sinode, Klasis dan Jemaat bahwa Tuhan Yesus Kristus sedang datang dan akan datang untuk menyelamatkan umat manusia.
Mofu mengatakan, Tuhan menginginkan agar gereja lebih mendekatkan program pelayanannya, yakni persekutuan, kesaksian dan pelayanan guna menjawab kebutuhan masyarakat, lebih khusus umat Kristiani yang paling mendasar, bukan saja soal kebutuhan rohani tetapi juga kebutuhan jasmani.
Bukan saja soal kebaktian di Gereja, lanjut Mofu, tetapi juga kerja nyata di lingkungan kerja masing-masing umat Tuhan, baik di darat, kebun, di laut, pesisir Pantai, toko, pasar maupun kantor dan dalam kehidupan bertetangga juga harus mampu mewujudkan Cinta Kasih Tuhan terhadap sesama.
Klasis GKI Ransiki, menurut dia, akan bisa terus sejalan dan selaras dengan program GKI yang akan diputuskan dalam Sidang Sinode GKI di Tanah Papua di tahun 2022 yang akan dilaksanakan nanti. Untuk itu, Sinode, Klasis dan Jemaat harus memperhatikan pelayanan di 2022.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan di gereja adalah, tentang Pandemi Covid-19 yang belum selesai, sehingga kepada Gereja agar tetap membantu pemerintah dalam memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 dengan melaksanakan pelayanan Tuhan tanpa mengabaikan protokol kesehatan.
Berikutnya, tentang peran perempuan sebagai Ibu, yang artinya Gereja harus benar-benar memperhatikan peran seorang ibu dalam pelayanan kepada anak-anaknya, sehingga upaya GKI untuk melahirkan anak-anak Tuhan yang beriman dan taat akan firman dapat diwujudnyatakan.
Ketiga adalah lingkungan, artinya Gereja juga memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang beriman atau terus-menerus memperbaharui manusia dalam kehidupannya supaya semakin lebih baik. Sebagaimana yang dikumandangkan dalam masa Raya Natal yaitu ‘Cinta Kasih Kristus yang menggerakkan Persaudaraan’.
“Sodara kita ada di lingkungan kita, tidak jauh diseberang sana, maka Cinta Kasih Kristus itu harus diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari di lingkungan kita, artinya saling menghormati dan menghargai dengan sesama kita dan tidak membatasi hak hidup dan berinteraksi dengan orang lain,” pungkas Mofu. [BOM-R3]