Sorong, TP – Calon anggota DPD-RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Papua Barat nomor urut 10, Paul Finsen Mayor meraih suara terbanyak dari 10 kandidat DPD-RI lainnya.
Berdasarkan Pantauan Tabura Pos melalui live streaming YouTube, Paul Mayor yang akrab disapa Pace Rambut Merah, unggul dengan perolehan 63.416 suara.
Rinciannya, di Kota Sorong memperoleh 30.619 suara, Kabupaten Raja Ampat memperoleh 12.771 suara, Kabupaten Sorong memperoleh 8.909 suara, Kabupaten Sorong Selatan memperoleh 5.421 suara, Kabupaten Tambrauw memperoleh 2.956 suara, dan Kabupaten Maybrat memperoleh 2.740 suara.
Dengan kepercayaan itulah, maka Paul Mayor dan para pendukungnya, turut dihadiri para tokoh Papua, mengadakan ibadah pengucapan syukur di Gedung Sirambe, Minggu (17/3/2024).
Menurutnya, kemenangan itu adalah kemenangan masyarakat Papua Barat Daya, karena terjun dalam konstelasi politik tanpa memakai uang. “Itu murni suara hati mereka, maka kemenangan saya hari ini adalah kemenangan seluruh masyarakat Papua Barat Daya,” tukasnya.
Ia juga mengaku akan bekerja dengan menjunjung tinggi prinsip ‘mari kita kerja nyata dan nyata, nyata kerja serta kita kerja sama dan sama-sama kerja’. “Saya siap bekerja sama dan bekerja nyata untuk membangun masyarakat Papua,” klaimnya.
Dirinya juga berkomitmen menuntaskan masalah mendasar yang dialami masyarakat Papua untuk diperjuangkan di Senayan, Jakarta, diantaranya kesehatan, pendidikan, dan lapangan pekerjaan.
“Urusan kesehatan masih menjadi permasalahan serius di tanah ini. Selama masa kampanye, saya banyak turun ke pedalaman dan perbatasan, saya melihat kondisi di sana, ternyata masyarakat masih sulit mengakses pelayanan kesehatan yang mumpuni,” katanya.
Oleh sebab itu, Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Doberay ini berharap mampu untuk menghadirkan klinik berskala besar, dimana masyarakat Papua dan non Papua bisa melakukan medical check up secara teratur setiap 6 bulan sekali.
“Di klinik tersebut, kalau bisa harganya juga lebih terjangkau dibandingkan klinik lain, sehingga masyarakat bisa memeriksakan kesehatan secara teratur dan bisa memiliki rekam medis. Banyak terjadi masyarakat sebenarnya memiliki gangguan kesehatan, tetapi mereka tidak sadar. Begitu sadar, ternyata sudah dalam kondisi yang parah, sehingga sulit untuk disembuhkan,” terang Paul Mayor.
Di dunia pendidikan, ia berkomitmen mengentaskan persoalan angka putus sekolah yang disebabkan ketidakmampuan ekonomi keluaga. Menurutnya, persoalan itu akan dijawab melalui program 20.000 beasiswa per tahun untuk SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
“Program ini mungkin akan saya kolaborasikan dengan anggota DPR-RI Komisi X. Saya sudah sepakat dengan Pak Robert Kardinal untuk 20.000 beasiswa per tahun,” kata Paul Mayor.
Sementara itu, dalam rangka penyediaan lapangan pekerjaan di Papua Barat Daya, kata Paul Mayor, pihaknya akan mengusulkan regulasi yang akan mengatur agar tidak semua orang bisa datang ke Papua Barat Daya.
Diungkapkannya, indeks kemiskinan di Papua menjadi tertinggi di Indonesia. Apalagi, kata dia, banyak orang dari luar daerah berduyun-duyun datang mau mencari kerja di sini, tetapi hari ini, ada 32.000 sarjana mengganggur di Papua, dimana salah satu penyebabnya adalah hal tersebut.
“Jadi, ke depan kita harus sama-sama keras bahwa yang datang ke Papua hanya tenaga ahli saja. Jadi, kalau orang dari luar datang ke sini untuk cari kerja, stop dulu, kita urus dulu masyarakat yang sudah ada di sini,” tukasnya.
Dirinya mengatakan, ketiga poin itu merupakan hal fundamental dan sangat mendasar yang akan terus diperjuangkan. Sebab, sambung Paul Mayor, apabila ketiga poin persoalan tersebut tidak segera dituntaskan, maka Papua akan begitu-begitu saja.
“Kita tidak bisa mewujudkan Papua yang sejahtera kalau tiga poin ini tidak segera dieksekusi dengan solusi yang tepat,” tutup Paul Mayor. [CR24-R1]



















