Manokwari, TP – Pj Sekda Papua Barat, J. Fonataba mengatakan, negara saat ini sedang mengantisipasi menghadapi kerawanan pangan.
Fonataba mengungkapkan, Presiden RI, Joko Widodo, bahkan sudah menyerukan agar setiap daerah dapat mengantisipasi kerawanan pangan dengan melakukan gerakan menanam dengan komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi terbesar di daerahnya masing-masing.
Sekda mengatakan, angka inflasi di Indonesia berada di angka 3. Bahkan, ada negara lain yang sudah berada di angka 10.
Provinsi Papua Barat berada di posisi 10 inflasi tertinggi se Indonesia.
“Kalau angka inflasi di luar sudah tinggi, ini memberikan isyarat kepada kita. Bukan berarti saya sampaikan begini lalu barangnya sudah tidak ada. Tetap ada, tapi kita tetap untuk waspada,” kata Sekda di sela-sela kick of Serambi Bank Indonesia Papua Barat di Kantor BI Papua Barat, Rabu (20/3/2024).
Fonataba menerangkan, menindak lanjuti arahan Presiden, Pemprov Papua Barat sudah melakukan rapat pertemuan bersama instansi dan lembaga terkait termasuk bersama pihak keamanan.
“Kemarin, Pak Gubernur kita sudah rapat dengan Pak Pangdam. Perintah langsung dari Pak Presiden untuk setiap daerah melaksanakan kegiatan antisipasi kerawanan pangan. Ini bukan wacana tapi sudah mulai nampak,” terang Fonataba.
Sekda Papua Barat mengatakan, khusus di Papua Barat kegiatan antisipasi kondisi rawan pangan dilakukan dengan menggalakkan menanam cabai.
“Kenapa cabai atau rica karena rica menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Papua Barat dan menjadi kebutuhan yang paling banyak dibutuhkan,” ungkap Fonataba.
Sekda berharap, kondisi tersebut bisa dipahami masyarakat dan mulai menggalakan menanam cabai di setiap rumah minimal lima pohon, dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan tidak lagi menjadi penyumbang inflasi.
“Saya harap setiap rumah minimal tanam lima pohon cabai. Kalau tidak ada lahan bisa tanam di pot. Kalau ada yang butuh bibit silahkan ke saya nanti saya kasih. Kalau ada yang punya kebun bisa menanam komoditi lain yang juga menyumbang inflasi,” pungkas Fonataba. [SDR-R3]



















