Tahota, TP – Hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) dan sekitarnya selama beberapa pekan terakhir, mengakibatkan terjadinya bencana banjir dan longsor pada sejumlah titik di Kabupaten Mansel.
Setelah bencana banjir yang melanda kawasan pemukiman warga di Distrik Ransiki, pekan lalu, kini hujan deras kembali menyebabkan terjadinya tanah longsor kurang lebih sepanjang 50 meter di sekitar kilo meter sembilan (KM-9) Distrik Tahota, Kabupaten Mansel, Minggu (14/4) pagi.
Tanah longsor yang menutupi badan jalan dengan ketebalan hingga 4 meter menyebabkan Jalur Trans Papua Barat yang menghubungkan Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Manokwari, sempat lumpuh.
Akibatnya, Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan (Pemkab Mansel) bersama TNI-POLRI harus berjibaku untuk membersihkan material tanah dan pepohonan yang tumbang di lokasi longsor.
Tidak sampai disitu, tanah longsor juga mengakibatkan retakan atau pecahnya pada aspal, sehingga sangat membahayakan pengguna kendaraan bermotor yang melintasi Jalur Trans Papua Barat di Distrik Tahota.

Kepala Distrik Tahota, Dwi Ibrahim, saat dikonfirmasi Tabura Pos via panggilan telepon seluler, Senin (15/4), membenarkan adanya kejadian tanah longsor di sekitar KM-9, Distrik Tahota, Kabupaten Mansel.
Dikatakan Ibrahim, longsor terjadinya sekitar Hari Minggu pagi, warga setempat dibantu Pemerintah Distrik Tahota dan TNI-POLRI berjibaku memindahkan material longsor yang menutupi badan jalan secara manual.
Sekitar pukul 23.00 WIT (Minggu malam) 1 unit alat berat milik PT.Pulmon baru bisa tiba dilokasi longsor dan dilakukan pembersihan hingga pukul 03.00 WIT (Senin dini hari), sehingga kendaraan Hilux dan sepeda motor sudah bisa melintas tetapi untuk mini bus masih kesulitan karena material tanah yang tebal.
Ia mengungkapkan, material longsor menyebabkan arus lalulintas Trans Papua Barat dari Manokwari ke Teluk Bintuni, akhirnya lumpuh. Begitu juga, jalur transportasi yang menghubungkan Ibu Kota Kabupaten Mansel, Ransiki dan Dataran Isim, juga lumpuh. Bersamaan dengan situasi itu masyarakat di Distrik Tahota juga tidak bisa melakukan aktivitas.
“Hari ini (Senin pagi) mobil Hilux dan sepeda motor sudah bisa melintas, kalau mini bus bisa lewat tetapi harus bantu ditarik dengan mobil Hilux,” terang dia.
Ibrahim pun menghimbau, kepada seluruh pengendara kendaraan bermotor, khususnya mobil Hilux Trnas Papua Barat yang melintasi jalur tahot agar tetap berhati-hati terhadap sisa-sisa material longsor dan aspal yang pecah.
Sehubungan dengan kejadian tanah longsor di KM-9 Tahota, Bupati Mansel, Markus Waran meminta perhatian serius Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVII Manokwari, Papua Barat terhadap penanganan longsor dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat, terhadap penanganan bantaran sungai yang menyebabkan banjir di wilayah Kabupaten Mansel.
Sehubungan dengan kondisi cuaca, yang mana wilayah Kabupaten Mansel diguyur hujan selama beberapa Minggu terakhir, maka BPJN diharapkan bisa standby alat berat di beberapa titik rawan longsor dan banjir di kabupaten Mansel, sehingga ada penanganan darurat ketika terjadi longsor atau banjir.
“Kajadian longsor ini kan di lokasi jalan trans Papua Barat, maka BPJN jangan tinggal diam tetapi harus ambil langkah, begitu juga dengan BWS, jangan hanya membebani Pemerintah Daerah, dalam situasi seperti ini,” pinta Waran.
Menyikapi kondisi dan cuaca hujan selama beberapa pekan terakhir, Waran juga menegaskan, BPBD Papua Barat dan Instansi terkait di Lingkungan Pemkah Mansel standby selama 24 jam untuk mengantisipasi terjadinya musibah bencana. [BOM-R4]