Manokwari, TP – Universitas Papua (Unipa) Manokwari menggelar rapat senat terbuka dalam rangka pemaparan visi, misi, program kerja, dan penjaringan bakal calon (balon) Rektor Unipa Manokwari periode 2024-2028 di Aula Unipa Manokwari, Rabu (17/4/2024).
Pemaparan diikuti 4 balon, yaitu Dr. Aplene Elen Siane Bless (nomor urut 1), Dr. Meky Sagrim (nomor urut 2), Dr. Hugo Warami (nomor urut 3) dan Prof. Ir. Sepus M. Fatem (nomor urut 4), dimana setiap peserta diberikan waktu selama 30 menit.
Usai pemaparan, dilanjutkan dengan tanya jawab dari perwakilan mahasiswa, alumni, tenaga kependidikan dan staf dosen, dengan waktu 2 menit dan 5 menit untuk dijawab para balon.
Usai pemaparan visi, misi, dan program kerja, pimpinan rapat senat terbuka sementara, Jacob Manusawai memberikan arahan, sekaligus menyerahkan palu sidang untuk pimpinan rapat senat terbuka, Meky Sagrim.
Selanjutnya, pimpinan rapat senat terbuka men-skorsing rapat selama 15 menit untuk menyiapkan pelaksanaan rapat senat tertutup dengan agenda penjaringan balon Rektor Unipa Manokwari.
Dari keempat balon, Senat Unipa akan memilih tiga nama balon untuk dikirim ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek) untuk dilakukan pengecekan rekam jejak dan dilanjutkan pemilihan rektor, Kamis (25/4/2024).
Informasi yang dihimpun Tabura Pos, Senat Unipa menetapkan tiga balon dari empat balon rektor, dimana Dr. Aplene Elen Siane Bless memperoleh 3 suara, Dr. Meky Sagrim memperoleh 29 suara, Prof. Ir. Sepus M. Fatem memperoleh 8 surat, dan Dr. Hugo Warami memperoleh 2 suara, sehingga tidak lolos ke tahap berikutnya.
Penjaringan ini dipilih 47 pimpinan dan anggota Senat, dimana 3 orang diantaranya mengajukan izin dan 2 orang Senat lain mengundurkan diri sementara waktu, karena masuk dalam pencalonan rektor, sehingga total ada 42 surat Senat Unipa.
Secara terpisah, Jacob Manusawai menjelaskan, agenda pemaparan visi, misi, dan program kerja itu disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube dan zoom meeting.
“Rapat Senat tertutup untuk kami menjaring tiga balon dari empat balon. Balon yang suaranya paling rendah, tidak lolos ke tahapan pemilihan, Kamis (25/4/2024) yang akan dihadiri langsung perwakilan Kemendikbudristek,” kata Manusawai kepada para wartawan di Aula Unipa, kemarin.
Ia menjelaskan, setiap balon telah memaparkan visi, misi, dan program kerja, sehingga untuk menilai balon dikembalikan kepada anggota Senat yang melihat secara umum dan mempunyai indikator tersendiri.
“Dari awal saya sudah ingatkan supaya dalam program penjaringan balon Rektor Unipa harus dilakukan secara rasional dan objektif, tetapi satu kemajuan, dari waktu ke waktu, calon Rektor Unipa masih tetap orang Papua,” kata Manusawai.
Manusawai berharap janji yang disampaikan balon harus dijawab ketika terpilih sebagai Rektor Unipa periode 2024-2028. “Mereka sudah janji secara terbuka dan janji itu tidak hanya di hadapan manusia, tetapi janji itu di hadapan Tuhan,” ujar Manusawai.
Sedangkan mantan Presiden Mahasiswa (Presma) Unipa Manokwari pada 2004, Agustinus Warbaal mengapresiasi empat balon yang merupakan putra dan putri terbaik negeri ini.
Dikatakannya, siapa pun yang nanti terpilih, bisa membawa Unipa ke arah yang lebih baik untuk membangun hubungan harmonis antara kampus, pemerintah, maupun swasta.
“Semua ini akan mengarah bagaimana menciptakan sumber daya manusia Papua yang berkualitas. Satu Apresiasi adalah dalam balon kali ini ada salah satu perempuan Papua,” kata Warbaal kepada para wartawan.
Ia mengungkapkan, selama 60 tahun Unipa berproses, baru kali ini ada seorang balon yang merepresentasikan perempuan asli Papua, ikut ambil bagian dalam proses pemilihan.
“Sebagai alumni, kami berharap siapa pun yang terpilih, mari kita mendukung untuk menciptakan kampus ini lebih baik, bermartabat, dan memiliki kualitas,” ujar Warbaal.
Di samping itu, tambah Warbaal, ketika salah satu balon terpilih, kiranya bisa mengambil program strategis dari tiga balon lain untuk dikolaborasikan. Sebab, kata dia, setiap balon mempunyai program strategis, tetapi belum tampak keberpihakan dari balon untuk pengembangan organisasi mahasiswa.
Artinya, jelas dia, rektor tidak hanya memimpin para dosen, tenaga kependidikan, tetapi harus bisa menjawab persoalan mahasiswa, yang belum terlihat. Untuk itu, balon terpilih diminta memunculkan program strategis yang berpihak terhadap pengembangan organisasi kemahasiswaan, baik di tingkat universitas, fakultas, jurusan maupun program studi.
“Teman-teman bisa melihat kantor BEM Unipa, dari dulu sampai sekarang, begitu saja, tidak ada perubahan. Sebab, dari sisi Tri Dharma Perguruan Tinggi, kita tidak hanya di kampus, tetapi harus ada pengabdian bagi masyarakat,” tandas Warbaal. [FSM-R1]