Ransiki, TP – Kondisi Jembatan Wariori di ruas jalan 09,Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, pasca banjr beberapa waktu lalu begitu memprihatinkan. Hantaman banjr mengakibatkan jembatan miring dan nyaris roboh.
Meski demikian, warga masih memanfaatkannya. Jembatan Wariori tetap digunakan masyarakat untuk beraktivitas.
Pantauan Tabura Pos, Jumat (24/5) sekitar pukul 14.50 WIT, puluhan sepeda motor bahkan ratusan tetap berlalu-lalang, bahkan ada mobil mini bus tanpa muatan yang nekat melintas.

Tak sedikit penumpang dan juga warga yang berjalan kaki di atas jembatan. Saat berdiri di atas jembatan, ketika sepeda motor melintas jembatan terasa goyang.
Sesekali warga yang lewat di atas jembatan Wariori, juga merasa takut dan cemas jika tiba-tiba jembatan roboh yang bisa memakan korban jiwa.
Tak sedikit warga juga yang merasa takut untuk melintas karena kondisi Jembatan Wariori yang sangat miring, sehingga mengurungkan niatnya untuk melewatinya.

Untuk tetap bisa beraktifitas, ada warga yang melayani antar jemput. Terdapat pengemudi mobil pik-up dari Kampung Merijemek memarkirkan kendaraannya untuk menanti pertukaran penumpang dari Manokwari arah Sidey, Tambrauw bahkan sorong dan sebaliknya.
Bahkan pejasa ojek dadakan juga ikut beroperasi, mengangkut barang dagangan atau BBM yang hendak di distribusikan ke tambang dengan tarif ojek yang terbilang lumayan tinggi, mencapai Rp 100 ribu per sekali muat barang.
Tak hanya itu, pedagang asongan, penjual pinang juga ikut mengais rejeki, demi menghidupi keluarga aktikab aktivitas ekonomi disekitar Distrik Sidey, yang lumpuh pasca miringnya Jambatan Wariori sehingga tidak bisa dilewati kendaraan berbadan besar.

Dari atas Jembatan Wariori, terpantau banyak gelondongan kayu dan sejumlah alat berat yang sedang bekerja di Bendungan Wariori untuk normalisasi aliran sungai.
Salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya, meminta Pemerintah Daerah segera mengambil tindakan untuk melaksanakan perbaikan Jembatan Wariori, sebelum roboh. Sebab, dikhawatirkan jika roboh maka aktivitas perekonomian di Distrik Sidey dan sekitarnya akan lumpuh sepenuhnya.
Tak jauh dari Jembatan Wariori terdapat Posko Tanggap Darurat 2024 BPJN Papua Barat, sayangnya saat itu tak ada petugas yang standby di Posko untuk menerima keluhan warga.

Bahkan di sekitar lokasi Jembatan Wariori juga tak ada petugas yang mengatur lalulintas kendaraan yang berlalu-lalang di atas Jembatan Wariori.
Hanya warga lokal yang terlihat menjadi keamanan dan mencoba memberikan peringatan bagi pengendara mini bus yang ingin melintas di atas Jembatan Wariori. [BOM-R3]