Warmare, TP – Empat Jemaat Gereja Protestan Indonesia (GPI) di Papua, se-Manokwari Raya melaksanakan ibadah syukur bersama dalam rangka memperingati HUT GPI Papua ke-39 tahun, berlangsung di Jemaat Oikumene 761 Kibibor Akinting, Warmare, Kabupaten Manokwari, Sabtu (25/5).
Dengan mengusung Tema ‘Mengkaryakan Karunia Allah untuk memelihara persaudaraan dan menebar kabar baik demi kesejahteraan bersama’ (Kolose 2:7), ibadah syukur bersama dihadiri oleh Jemaat Solafide, Jemaat Petra Anday, Jemaat Solagratia Rindam XVIII Kasuari, Mamiwaren dan Jemaat 761 Kibibor Akinting, Warmare.
Puncak peringatan HUT GPI Papua ke-39 tahun, ditandai dengan pemotongan kue ulang tahun oleh panitia dan dibagikan Ketua Majelis Pekerja Bakal Klasis (MPBK) GPI Papua di Manokwari, Jimmy W. Susanto, S.Hut, M.P, dan jajaran MPBK Manokwari, para Ketua Majelis Jemaat dan pengurus komisi pelayanan wadah-wadah katagorial yakni Persekutuan Pria (Perpri), Persekutuan Wanita (Perwata), Persekutuan Pemuda dan Persekutuan Anak dan Remaja (PAR).
Dalam sambutan, Ketua Majelis Pekerja Sinode GPI Papua, Pdt. Donald E. Salima, S.Th, SE, melalui Ketua MPBK GPI Papua di Manokwari, Jimmy W. Susanto, S.Hut, M.P, mengajak, semua Umat GPI Papua untuk mempersembahkan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja, karena hanya dengan pertolongannya, karya pelayanan Lembaga GPI Papua telah sampai pada usia ke-39 tahun.

Mada syukur ini, lanjut dia, adalah wujud credo iman sekaligus pernyataan komitmen bersama untuk konsisten mengandalkan Kristus Sang Kepala Gereja dalam totalitas pergerakan pelayanan GPI Papua. Karena itu, sebagai orang-orang tebusan yang terus mengalami kasih dan kemurahannya, maka patut mengenang karya para founding fathers Lembaga GPI Papua yang tercinta dan sangat dibanggakan.
Ia menjelaskan, sorotan tema HUT GPI Papua ke-39 tahun, tentu berpedoman pada tema central 5 tahunan GPI Papua ‘Kobarkanlah Karunia Allah yang ada padamu’ (2 Timotius 1:6). Tema ini menjadi spirit strategis untuk terus berupaya keras dan sungguh hati memperlabakan talenta-talenta pemberian Allah untuk menghidupi kehidupan dan pelayanan bersama.
Sebab, hanya melalui komitmen dan konsistensi mengkaryakan Karunia Allah, sesungguhnya dapat melestarikan persaudaraan yang rukun, sehingga kebaikan Allah dapat ditebarkan demi peningkatan kesejahteraan seluruh warga GPI Papua.
Makna substansial dalam perspektif theologis Rasul Paulus tentang bagaimana mengkaryakan Karunia Allah adalah memiliki sikap menjaga integritas theologis dengan cara berpegang teguh pada ajaran Kristus, berakar dan lebih dalam pada ajaran Kristus, tidak mudah terprovokasi oleh pandangan dunia yang individualitas dan sekuler, menjaga hati dan pikiran terhadap budaya duniawi yang menyesatkan, tetap teguh iman dan saling menjaga sebagaimana saudara se-iman, memiliki hati yang selalu bersyukur sebagai manifestasi sikap apresiasi dan terimakasih untuk segala kebaikan Allah dalam hidup bersama.
Dengan menerapkan prinsip seperti itu, Umat GPI Papua dapat membangun gaya hidup kekristenan yang sejati sehingga mengatasi kecenderungan egoisme yang sering menghabat perkembangan dan kesejahteraan bersama.
Dirinya berpesan, di usia ke-39 tahun ini, GPI Papua terus berupaya untuk meningkatkan rasa kebersamaan, menjaga dan melestarikan persaudaraan yang rukun secara internal maupun eksternal sehingga harapan-harapan bersama untuk GPI Papua semakin baik, lebih maju secara organisasi maupun finansial terlaksana dengan perkenaan Tuhan Yesus Sang Kepala Gereja.
“Apresiasi yang tulus disampaikan kepada Umat GPI Papua yang dengan gigih telah melakukan banyak hal untuk menghadirkan pemaknaan mendalam pada berbagai kegiatan menyongsong dan pada puncak HUT GPI Papua ke-39 tahun. Yakinlah semua jerih payah di dalam Tuhan tidak ada yang sia-sia, sebaliknya berkat kehidupan akan terus mengiringi hidup dan pengabdian kita semua,” tutur Susanto.
Di akhir sambutan, dirinya juga menyampaikan, apresiasi dan ucapan terimakasih kepada Ketua Majelis Jemaat Solafide, Jemaat Petra Anday, Jemaat Solagratia Rindam XVIII Kasuari dan Jemaat Oikumene 761/Kibibor Akinting serta panitia penyelenggara yang sudah mempersiapkan dan melaksanakan ibadah syukur bersama HUT GPI Papua Barat ke-39 tahun.
Sementara itu, Pdt. Melanthon Luden, M.Th, selaku Sekretaris MPBK Manokwari, dalam khotbahnya menjelaskan, mengacu pada tema peringatan HUT GPI Papua ke-39 tahun, setidaknya ada berberapa poin penting yang harus dikerjakan oleh Umat GPI Papua se-Manokwari Raya.
Pertama, tentang mengkaryakan Karunia Allah yang ada pada diri setiap orang, bisa diwujud nyatakan dalam tindakan untuk mengajak, melayani, menasehati sesama Umat Tuhan, untuk memelihara persaudaraan yang baik dalam Tuhan.
Ibarat masakan kolak, semua bahan makanan yang diracik untuk menjadi makanan kolak, prosesnya tak ada satupun bahan makanan yang lebih penting dari yang lain. Begitupun dalam kehidupan ini, tak boleh ada yang merasa diri lebih penting dari yang lainnya, justru sebaliknya bangunlah persaudaraan dengan prinsip kolak.
“Karena tujuan Tuhan berikan Karunia bagi kita adalah untuk memelihara persaudaraan, tidak mungkin persaudaraan tercipta jika kita tidak saling membutuhkan dan saling menerima. Kita bisa memelihara persaudaraan karena kita bisa saling menerima dan saling percaya antara satu dengan yang lain dan menganggap orang lain lebih dari diri kita sendiri,” ucap Luden.
Kedua, tentang hal menyebar kabar baik, Firman Tuhan berkata seorang tidak akan menjadi berkat jika orang itu menganggap dirinya-lah yang paling benar. Sebaliknya jika yang dilakukan mewujudkan dan mengembangkan perbuatan yang baik dan benar, maka Tuhan akan selalu memberkati, sehingga kehidupan setiap orang akan menjadi lebih berarti bagi banyak orang, karena kehidupan yang menjadi teladan mengambarkan kabar sukacita.

Ia mengungkapkan, tidak harus dengan menjadi Pendeta atau Majelis Jemaat barulah seseorang bisa mengabarkan kabar sukacita, cukup dengan tersenyum kepada orang lain dan memberikan kata-kata menyejukkan, cukup dengan memberikan semangat maka itu menunjukkan orang yang beriman.
Dituturkannya, Pembacaan Firman Tuhan dalam Kitab Kolese 2:6-15, menekankan beberapa hal. Pertama, hidup di dalam Kristus berarti berakar dan dibangun di atas Dia (Tuhan). Kedua, hidup berada dalam Kristus artinya semakin teguh dan hati melimpah dengan syukur.
“Ketika kita hidup dalam Kristus dan berakar, apapun yang menjadi resiko, tantangan dan halangan, tidak akan mempengaruhi. Kita akan tetap merangkul dan menyatakan Kami adalah Pengikut Kristus, apapun tantangan yang ada tidak akan merubah keteguhan Benteng, Hati kita untuk tetap menghadap Kristus. Itu yang Tuhan inginkan dan mau terjadi dalam kehidupan kita, ” pinta Luden.
Selanjutnya, walaupun seseorang sudah teguh di dalam Tuhan, tetap harus terus bertumbuh dan berakar. Hari ini GPI Papua berulang tahun ke-39, maka yang perlu dilakukan adalah evaluasi. Evaluasi apa yang sudah dikerjakan, dipersembahkan dan apa yang sudah di raih dalam penata layanan kepada Umat Tuhan.
Luden menambahkan, 39 tahun GPI Papua berdiri, sudah menjadikan 20 Klasis dan 1 Bakal Klasis di Manokwari dengan membawahi 234 jemaat. Bahkan, sejak 15 tahun lalu GPI Papua lahir di Manokwari, sudah menjadikan 4 jemaat. Hal itu menunjukkan, Umat GPI Papua yang ada di Manokwari juga menjadi bagian dalam proses pengembangan dan penguatan Lembaga GPI Papua.

Maka dari itu, jika Tuhan izinkan, GPI Papua Klasis Manokwari akan segera berdiri. Hal ini menandakan bahwa Umat GPI Papua yang ada di Manokwari tidak hanya tidur tetapi juga bekerja keras memberitakan Firman dalam persaudaraan untuk mengkaryakan Karunia Allah semaksimal mungkin sesuai kepercayaan yang Tuhan berikan dalam kehidupan setiap orang.
“Supaya kita bisa bertambah teguh dan selalu mengucap syukur, hadirkan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Jadikan Roh Kudus sebagai rumah yang menuntun kehidupan kita, supaya kita berjalan dengan tuntunan Roh Kudus dan akan terus bertambah teguh di dalam Iman,” harap Luden.
Dirinya pun berpesan, supaya tugas yang masih banyak kiranya dapat direalisasikan, maka satukan-lah kekuatan untuk berkarya dan ikatkan diri dalam persaudaraan dengan tujuan untuk mengerjakan Firman Tuhan dalam kehidupan setiap orang, sebab GPI Papua adalah Gereja Kebanggan bagi semua orang. [BOM-R3]