
Ransiki, TP – Kepala Distrik Tahota, Dwi Ibrahim mengatakan, untuk penanganan kasus stunting, pihaknya sudah melakukan sosialisasi dari rumah ke rumah bersama petugas Puskesmas, Kader kesehatan dan tenaga P3MD.
Bahkan, diakui Ibrahim, Pemerintah Distrik Tahota juga memberikan dukungan anggaran untuk penanganan stunting di 4 Kampung, Wilayah Pemerintahan Distrik Tahota.
Ia mengungkapkan, yang menjadi persoalan adalah tidak adanya sinkronisasi data junlah kasus stunting antara data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dengan data di Puskesmas Tahota. Pasalnya, data Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa terdapat 11 anak stunting di Distrik Tahota tetapi sebaliknya data Puskesmas Tahota hanya menunjukkan terdapat 3 sampai 4 anak stunting di Tahota.
“Kami dan Kepala Puskesmas Tahota sudah turun ke lapangan untuk melakukan kroscek data tetapi tidak menemukan adenya anak stunting sebanyak 11 orang, yang ada hanya 3 sampai 4 anak stunting di Distrik Tahota, pertanyaannya data mana yang akurat,” kata Ibrahim kepada Tabura Pos di Kantor Bupati Mansel di Ransiki, Selasa (2/7).
Lanjut Ibrahim, sangat disayangkan, karena Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat hanya memiliki data sebagai acuan progres kerja tetapi data tersebut tidak realistis karena tidak dilengkapi dengan alamat dan identitas anak yang terdampak stunting di Distrik Tahota.
Padahal, kolaborasi dan sinkronisasi antara pihaknya dan Pemerintah Kampung serta Dinas Kesehatan Kabupaten Mansel dalam upaya penanganan kasus stunting terus dilakukan karena merupakan program Nasional, bahkan untuk penanganan stunting mendapatkan dukungan dari alokasi dana desa untuk 4 Kampung dj Tahota. Hanya saja, data yang ada jsutru membingungkan pihaknya untuk bisa menemukan jumlah kasus stunting yang dilaporkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat.
Ibrahim menambahkan, soal imunisasi lengkap, untuk Distrik Tahota pencapaiannya memang masih jauh dari harapan tetapi koordinasi dan kolaborasi memang terus dibangun dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Mansel melalui Puskesmas Tahota untuk bisa mengedukasikan masyarakat supaya paham dan mau anaknya di imunisasi polio.
Hal itu dikarenakan masyarakat Tahota di 4 Kampung yakni Kampung Kaprus, Seimeba, Yarmatun dan Kampung Reyob, di akui masih begitu ragu dan takut terhadap cairan yang suntik ke badan karena menimnya pemahaman mereka akan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio.
Meski begitu, sebagai perwakilan Pemerintah Daerah Tingkat Distrik, pihaknya akan terus mendukung Pemerintah dalam berbagai sektor baik kesehatan dan pendidikan demi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Tahota, termasuk mendukung upaya Pemerintah Daerah untuk mengangkat masyarakat dari ketertinggalan dan keterpurukan. [BOM-R4]