Sorong, TP – Ketua DPD-RI, A.A. Lanyalla M. Mattalitti meletakkan batu pertama pembangunan SMK Papua Bangkit dan pembangunan Sekolah Bola Kaki Belanda di Kelurahan Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Sabtu (6/7/2024).
Menurut Mattalitti, kehadiran merupakan bukti konkrit DPD dalam rangka mendukung percepatan pembangunan tanah Papua di bidang pendidikan vokasi serta pendidikan olahraga.
“Saya yakin sekolah ini dapat memberi kontribusi konkrit dan nyata untuk melahirkan SDM unggul di dunia pendidikan dan olahraga di tanah Papua yang kita cintai ini. Ini juga menjadi bagian dari upaya menyiapkan Papua dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Mattalitti kepada wartawan.
Ia menjelaskan, sejak 2016, Kementerian Pendidikan memberikan ruang bagi seluruh sekolah kejuruan memperluas spektrum, termasuk di bidang energi dan pertambangan. Hal itu selaras dengan upaya menghadirkan SMK Papua Bangkit yang juga mengampu model pendidikan vokasi.
“Menghadirkan pendidikan vokasi ini suatu langkah maju yang saya rasa sangat tepat guna mempersiapkan SDM yang siap terjun ke dunia kerja. Tentu saja, pemilihan jurusan juga harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri,” kata Mattalitti.
Dikatakannya, pemilihan jurusan pertambangan adalah langkah tepat untuk mencetak SDM lokal yang nanti akan ikut terlibat aktif dalam optimalisasi ekonomi sektor pertambangan.

Mantan Ketua Umum PSSI ini menambahkan, pembangunan SDM dipastikan hadir dari dunia olahraga yang akan dihasilkan oleh Sekolah Bola Kaki Belanda ini.
Sebab, sepakbola di tanah Papua ibarat agama kedua, karena sejak puluhan tahun lalu, DNA sepakbola ikut mengalir dalam darah orang asli Papua. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pemain sepakbola asal Papua yang tidak pernah absen menghiasi susunan Tim Nasional Indonesia di berbagai level usia.
“”Kebanggaan kita harus tetap kepada anak bangsa yang lahir dan besar di tanah airnya, karena bagi saya, negara-negara di luar sana, yang memiliki prestasi sepakbola, seharusnya cukup menjadi inspirasi bagi kita untuk belajar,” katanya.
Dirinya optimis dengan kehadiran Sekolah Bola Kaki Belanda, maka ke depan akan lebih banyak lagi mutiara-mutiara hitam yang dilahirkan dari tanah Papua, menyusul nama-nama yang telah menghiasi sejarah Tim Nasional Sepakbola Indonesia.
Pendiri Sekolah Bola Kaki Belanda dan SMK Papua Bangkit, Paul F. Mayor mengatakan, pembangunan SMK Papua Bangkit dan Sekolah Bola Kaki Belanda merupakan jawaban dari pergumulan panjang masyarakat di Kelurahan Saoka, Distrik Maladumes.
Sebab, lanjut dia, lebih dari setengah abad, sejak 1972, tidak pernah ada sekolah setingkat SMA atau SMK di sana, sehingga demi melanjutkan pendidikan setelah lulus SMP, generasi muda di sana harus pergi ke daerah perkotaan dengan jarak belasan hingga puluhan kilometer jauhnya.
“Sebagai senator terpilih, Papua bukan hanya secara infrastrukturnya, tetapi juga bangun SDM-nya, bangun anak-anaknya, sumber daya manusia kita harus unggul. Ini sudah realita, sumber daya alam kita dikeruk, tapi anak-anak kita terpuruk. Maka dari itu, saya membangun dua sekolah ini untuk anak-anak Papua, anak Bangsa Indonesia,” imbuh Mayor.
Sedangkan Kepala SMK Papua Bangkit, Petrus Lelmalaya mengaku terharu dengan peletakkan batu pertama. Kehadiran Ketua DPD-RI bisa, harapnya, bisa memantik perhatian Pemerintah Pusat.
“Sekolah ini cocok berdiri di sini. Sangat tepat, karena 70 persen di daerah ini tempatnya anak putus sekolah. Saya ingin kehadiran Ketua DPD RI ini bisa menyampaikan tangisan-tangisan anak Papua yang ingin sekolah,” kata Lelmalaya. [CR24-R1]