
Manokwari, TP – Kegagalan cabang olahraga (cabor) bulu tangkis ikut serta dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 tahun 2024 di Aceh, Sumatera Utara, menjadi pengalaman berharga bagi Pengurus Provinsi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Pengprov PBSI) Papua Barat.
Ketua Umum (Ketum) Pengprov PBSI Papua Barat, Deddy Sunandar menerangkan, tidak lolosnya tim bulu tangkis Papua Barat ke PON ke-21 tahun 2024, lantaran pada Pra PON yang dilangsungkan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) waktu lalu, tim bulu tangkis Papua Barat yang tergabung dalam wilayah enam berada di posisi ketiga.
Di wilayah enam, tim bulu tangkis Papua Barat tergabung bersama Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Maluku Utara (Malut) dan Papua.
“Dari enam provinsi itu, kami masuk ke peringkat ketiga, sementara yang diambil hanya dua peringkat saja, yaitu peringkat 1 dan 2, sehingga otomatis kita gugur ikut PON,” jelas Sunandar kepada Tabura Pos di Masjid Al-Falah, belum lama ini.
Diungkapkannya, Pengprov PBSI Papua Barat mencatat ada beberapa faktor yang membuat tim bulu tangkis dari Papua Barat gagal menembus PON ke-21 tahun 2024. Diantaranya, masalah atlet yang tersebar dibeberapa daerah, seperti di Sorong Selatan, Kota Sorong, Fakfak, Raja Ampat, dan Manokwari.
“Kesulitan kita untuk mengumpulkan mereka, karena kan bulu tangkis adalah olahraga berpasangan jadi harus dikumpulkan, disatukan,” bebernya.
Bercermin dari kegagalan, ungkap Sunandar, Pengprov PBSI Papua Barat mulai tahun ini akan menyelenggarakan event kejuaraan provinsi (Kejurprov) kelompok usia, yaitu kelompok usia 13 tahun, 15 tahun dan 17 tahun, untuk menggenjot atlet-atlet muda.
“Kita fokus kesana untuk mencari bibit-bibit yang sudah terpilih, kemudian Insya Allah akan kita bina sebagai cikal bakal atlet kita untuk PON yang akan datang,” jelasnya.
Sunandar menambahkan, selain Kejurprov, pihaknya juga akan melaksanakan pelatihan referee (wasit). Pelatihan referee rencananya dilaksanakan tanggal 22-24 Juli 2024 dilanjutkan dengan kejuaraan provinsi di tanggal 24-27 Juli mendatang.
“Jadi setelah pelatihan referee langsung mereka praktek di Kejurprov, berlangsung di Manokwari,” pungkasnya.
Ketum Pengprov PBSI Papua Barat ini juga mendorong para pengurus kabupaten (Pengkab) PBSI memperbanyak kejuaraan-kejuaraan di daerahnya masing-masing untuk mencari bibit-bibit atlet, kecuali Pengkab PBSI Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) dan Pegunungan Arfak (Pegaf), karena belum terbentuk.
“Kita di Papua Barat, Pengurus Kabupaten PBSI yang sudah terbentuk yaitu Manokwari, Bintuni, Kaimana, Fakfak, dan Teluk Wondama. Untuk Pengkab PBSI Teluk Wondama dan Teluk Bintuni masa periodenya sudah berakhir dan harus melaksanakan musyawarah kabupaten,” pungkas Deddy Sunandar. [SDR-R3]