
Ransiki, TP – Menanggapi adanya keluhan pelaku usaha perikanan di Pasar Raipawi terhadap minimnya omzet penjualan ikan, Kepala Bidang Perikanan Tangkap pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), Dessy Manilet, angkat bicara.
Menurut Manilet, tata letak Pasar Ikan Raipawi bisa dibilang sudah sangat strategis karena memiliki instalasi pembuangan limbah yang lebih baik, jika dibandingkan dengan Pasar Kenangan Ransiki.
“Mungkin awal-awal seperti itu, nanti juga lama-lama orang akan belanja ikan di Pasar Raipawi, penjual ikan bersabar saja,” kata Manilet kepada wartawan di kantornya, Rabu (24/7).
Ia mengungkapkan, menurunnya omzet penjual ikan bisa disebabkan oleh tingkat konsumsi ikan oleh masyarakat yang rendah dan jumlah produksi ikan yang banyak sehingga harga pasar menurun. Disisi lain belum direlokasikannya pedagang sayur ke Pasar Ransiki dan Pasar Kenangan Ransiki juga menjadi satu penyebab sepinya pembeli.
Manilet menyatakan, untuk menghidupkan perekonomian di Raipawi tentu harus ada kolaborasi antara DKP dan Disperindagkop UKM Kabupaten Mansel. Tidak bisa DKP yang berjalan sendiri.
Dalam hal ini, jika DKP sudah berupaya merelokasikan pelaku usaha perikanan dari Pasar Kenangan Ransiki ke Pasar Raipawi maka Disperindagkop juga secepatnya harus merelokasikan pedagang sayur dan sembako ke Pasar Rakyat dan Pasar Kenangan Abreso sehingga menghidupkan kegiatan perekonomian disana.
Dia menyakini, jika semua pedagang sudah di alihkan ke Raipawi maka kegiatan ekonomi disana akan lebih hidup, karena mau tidak mau, suka tidak suka, pembeli pasti akan datang kesana untuk berbelanja ikan dan sayur dan kebutuhan sembako lainnya.
Untuk itu, Manilet berharap, ada perhatian serius Disperindagkop UKM Kabupaten Mansel untuk bagaimana bisa duduk bersama dengan DKP guna menyatukan presepsi dan koordinasi untuk menghidupkan kegiatan ekonomi di Raipawi. [BOM-R4]


















