
Ransiki, TP – Langkah Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran, mengumumkan 645 nama calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan memprioritaskan pengangkatan tenaga honorer daerah, patut diapresiasi.
Hal ini disampaikan Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari Selatan (Plt. Sekda Mansel), Adolop Kawey, kepada wartawan di Ransiki, Selasa (15/10).
Menurut Kawey, pengumuman PPPK formasi 2024 adalah bukti nyata bahwa Bupati dan Wakil Bupati Mansel, Markus Waran dan Wempi Welly Rengkung, telah menepati janji kepada para tenaga honorer daerah terkait nasib tenaga mereka yang sudah diperjuangkan melalui jalur PPPK.
“Yang sudah ada nama harus berterima kasih karena kebijakan bupati, jangan lagi mau membodohi masyarakat. Hanya Tuhan yang tahu,” ucap Kawey.
Sebagai pembina kepegawaian di lingkungan Pemkab Mansel, Sekda sangat mengapresiasi langkah Bupati Waran dalam memperjuangkan nasib tenaga honorer daerah.
Sambung Kawey, itulah bukti nyata yang harus dihargai oleh para tenaga honorer daerah yang sudah diakomodir dalam kuota PPPK formasi 2024.
Menurut Sekda, semuanya bisa terjadi adalah berkat kebijakan Bupati, bukan orang-orang yang berkoar-koar di luar tetapi belum melakukan apa-apa untuk memperkuat nasib anak negeri.
Meskipun begitu, Kawey mengaku, sangat tidak setuju dengan bahasa-bahasa yang dilontarkan tenaga honorer yang seringkali menyebutkan Bupati Waran gedi dan lemon.
Parahnya lagi, masih ada oknum-oknum honorer yang berkicau di media sosial (Medsos) yang mencari-cari ketenaran dengan mengklaim bahwa pengumuman PPPK merupakan hasil perjuangan mereka di Kemenpan-RB.
“Jangan bicara omong kosong untuk membodohi masyarakat, formasi CPNS 116 dan PPPK 645 bisa diumumkan karena perjuangan Bupati Waran, jangan menyangkal itu. Kamu yang lobi memang bertemu orang di Kementerian sana, gampang kah, kalau bukan pakai garuda emas susah, jadi jangan membodohi masyarakat,” tegas Kawey.
Mantan Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Mansel ini pun menepis isu bahwa pengumuman PPPK untuk kepentingan politik Markus Waran.
Menyambung soal itu, Kawey menyatakan bahwa keputusan politik Markus Waran dalam menahkodai partainya, itu menjadi urusan partai yang bersaing.
Akan tetapi, yang diusung partai yang dinakhodai Markus Waran hari ini juga merupakan putra terbaik Arfak, yang dipandang bisa melanjutkan roda pemerintahan yang sudah diletakkan jadi tak ada salahnya.
“Saya anak negeri dan juga pemilik hak ulayat, silahkan 4 kandidat yang ada bertarung secara sehat untuk memenangkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Mansel, tetapi jangan mengorbankan masa depan anak-anak Arfak yang hari ini duduk dalam pemerintahan, jangan pakai mereka untuk kepentingan politik sesaat,” pesan Kawey.
“Cukup saya yang bodoh, tetapi genarasi Arfak yang sudah diperjuangkan Bupati bisa pakai baju keki seperti saya harus pintar menentukan arah karena kalian calon pemimpin. Terutama yang sudah dapat nama harus tau berterima,” tukas dia. [BOM-R4]