
Ransiki, TP – Pekerja dan pelayan Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Klasis Ransiki yang tergabung dalam Ibu-ibu Sara GKI Klasis Ransiki menggelar pengobatan massal yang berlangsung di Halaman Kantor GKI Klasis Ransiki, Senin (14/3).
Melibatkan petugas kesehatan dan tenaga medis Puskesmas Ransiki, kegiatan pengobatan massal begitu antusias didatangi oleh Umat GKI Klasis Ransiki dan lebih didominasi oleh lanjut usia.
Ketua Ibu-ibu Sara GKI Klasis Ransiki, Pdt. Novita Imbiri, yang juga Ketua Majelis Jemaat GKI Solafide Ransiki mengatakan, supaya pekerjaan dan pelayanan GKI bisa berjalan dengan baik maka sebagai pemberita Injil dituntut bukan saja sehat dalam Rohani tetapi jasmani seorang pelayan juga harus sehat.
“Dua hal ini harus balance dan tidak bisa dipisahkan, Yesus mengajarkan damai dan sejahtera tetapi juga menjadi Tabib untuk menyembuhkan orang yang sakit,” ucap Imbiri.
Imbiri mengungkapkan, dua tahun perjalanan pelayanan GKI terakhir ini, GKI Klasis Ransiki melihat banyak pegawai Gereja dan keluarganya dalam kota hingga ke daerah pedalaman, di pesisir dan yang hidup di pantai, jauh dari sentuhan pelayanan kesehatan. Kondisi ini, bahkan sudah merenggut nyawa banyak pelayan Tuhan.
Melihat perkembangan dan kondisi pelayanan Tuhan yang ada, GKI Klasis Ransiki melalui Ibu-ibu Sara memandang perlu adanya pelayanan kesehatan bagi pekerja dan pelayanan Tuhan untuk meningkatkan kesehatan mereka sehingga dapat terus menopang pelayanan GKI. Sebagaimana misi Yesus di 2.000 tahun yang lalu ketika mengabarkan Injil juga menjadi Tabib untuk menyembuhkan.
“Ini juga menjadi misi Yesus, selain memberikan keselamatan juga memberikan kesembuhan kepada banyak orang,” ujar dia.
Dirinya mengakui, jika Yesus sebagai Tabib Agung di 2.000 tahun silam memberikan kesembuhan bagi banyak orang. Maka dokter dan suster yang hari ini bekerja dalam pengobatan massal juga akan diberkati untuk memberikan kesembuhan bagi setiap pekerja Gereja dan pelayan Tuhan serta Umat GKI Klasis Ransiki.
Koordinator Kegiatan Pengobatan Massal, Bidang Grace Airori yang juga Kepala TU Puskesmas Ransiki mengungkapkan, dalam kegiatan pengobatan massal kali ini, pihaknya membuka kesempatan bagi warga GKI Klasis Ransiki untuk melakukan check-up kesehatan secara umum guna mengetahui gangguan kesehatan yang dirasakan oleh tubuh.
Diantaranya, seperti pemeriksaan gula darah, asam urat, kolesterol dan gejala penyakit lainnya yang seringkali dikeluhkan oleh orang lanjut usia (Lansia). “Kegiatan Pengobatan Massal ini berlangsung secara gratis, mulai dari chek up kesehatan sampai pemeriksaan kesehatan dan pengambilan obat, semuanya dilayani secara gratis,” ucap Airori.
Ia mengungkapkan, dari kegiatan Pengobatan Massal hari ini, keluhan kesehatan yang paling banyak tenaga medis temui adalah penyakit asam urat yang dikeluhkan oleh orang dewasa dengan umur di atas 40 tahun.
Lebih khusus, penyakit asam urat disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung kacang-kacangan, daging dan makanan berminyak. Untuk mengatasinya, harusnya mengkonsumsi makanan-makanan yang diolah tanpa minyak, misalnya makanan-makanan rebusan serta sayuran hijau yang mengandung vitamin.
Sementara itu, Ketua Klasis GKI Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, Pdt. Frans Mofu, S.Th, mengatakan, kegiatan pengobatan massal dalam rangka memperingati hari kesengsaraan dan kematian Yesus Kristus atau menyambut hari Raya Paskah tahun 2022.
Menurut dia, kegiatan kemanusiaan seperti ini harus terus digalakkan supaya menolong umat Tuhan yang hari ini sedang hidup dalam pergumulan akan sakit-penyakit yang dialami atau pergumulan untuk pengampunan hidup.
Ia mengungkapkan, teladan Yesus Kristus menjadi Tabib untuk menyembuhkan banyak orang di masa 2.000 tahun yang lalu harus diteruskan oleh pekerja dan pelayanan Gereja untuk melayani orang lain dalam kesembuhan Rohani sekaligus jasmani.
“Berkorban untuk melayani semua orang harus menjadi kesukaan kita sebagai pelayanan Tuhan. Saya bangga karena ibu-ibu Sara GKI Klasis Ransiki mau melakukan tugas pelayanan itu,” ujar dia.
Menyambut hari Raya Paskah tahun 2022, dirinya berpesan, kepada Umat Kristen di Kabupaten Mansel supaya merayakan Paskah tidak hanya seremonial belaka tetapi melakukan aksi nyata dalam pelayanan untuk melayani dan memberi hidup sesama umat Tuhan.[BOM-R3]