Ransiki, TP – KPU Mansel membuka debat publik pertama calon Bupati dan Wakil Bupati Mansel tahun 2024, dengan Tema ‘Memajukan Kabupaten Manokwari Selatan melalui tata kelola pemerintahan dan kebijakan pembangunan untuk kebutuhan dasar masyarakat’.
Debat publik moderatori oleh Antonia Clara Bonay, SE, M.Sc, Dosen Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Cendrawasih, disiarkan langsung oleh Stasiun TVRI Papua Barat dari Ballroom Aston Niu Hotel Manokwari, Sabtu (2/11) malam.
Debat publik dibuka dengan segmen pertama, penyampaian visi dan misi oleh 4 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mansel. Di awali dari pasangan nomor urut 1 calon Bupati dan Wakil Bupati Mansel, Bernard Mandacan dan Mesakh Inyomusi (BERMAKNA).
BERMAKNA mengusung Visi ‘Terwujudnya Mansel yang harmonis, beradab, adil, mandiri dan sejahtera’ dengan 9 Misi yakni, 1,Mewujudkan masyarakat Mansel yang harmonis dalam kerukunan kehidupan Beragama dan berbudaya. 2, Mewujudkan masyarakat Mansel yang berkepribadian dalam menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya setempat dengan menjadikan rumah kaki seribu menjadi naungan bagi semua suku. 3, Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan, adil dan merata. 4, Mewujudkan tata kelola pemerintahan dengan mengedepankan prinsip Good Government dan Clean Government. 5, Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter, berinovatif dan berdaya saing. 6, Mewujudkan pelayanan kesehatan masyarakat yang efektif dan efisien. 7, Meningkatkan perekonomian daerah dengan memanfaatkan potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan dengan tetap menjaga kearifan lokal. 8, Mewujudkan masyarakat Mansel yang berdikari di bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan UMKM. 9, Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kehidupan yang damai, sehat, taat hukum dan bermartabat.
Terdapat pula 5 pogram unggulan BERMAKNA, yakni 1, kesehatan murah, mudah dan bermutu. 2, pendidikan murah, mudah dan berkualitas, 3, pemberdayaan ekonomi kerakyatan. 4, pengembangan potensi SDA dan kebudayaan. 5, peningkatan efektivitas dan efisiensi kelembagaan pemerintah daerah.
“Tidak ada sebuah keberhasilan yang lahir dari 1 tangan saja. Untuk itu, mari bersama pasangan BERMAKNA, kita berdoa, berpikir dan bekerja untuk kesejahteraan masyarakat Mansel,” Bernard Mandacan.
Pasangan nomor urut 2, Frengky Mandacan dan Saul Rante Lembang (FRENSA).
FRENSA mengusung Visi ‘Manokwari Selatan sehat, cerdas, produktif, berkarakter dan lestari’, dengan 8 Misi, diantaranya 1, Memperkuat sumber daya pendidikan, kesehatan dan penguatan peran perempuan. 2, Membangun sumber daya manusia berkualitas, produktif dan berdaya saing. 3, Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, efisien dan berbasis digital. 4, Meningkatkan ekonomi berbasis potensial lokal daerah seperti pertanian, perikanan, pariwisata dan industri kreatif berkelanjutan. 5, Mewujudkan infrastruktur daerah yang merata dengan memperhatikan melestarian lingkungan dan resiko bencana. 6, Memahami amanat otsus Papua Barat sebagai paradigma pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. 7, Meningkatkan pembangunan masyarakat dan pemerintahan kampung yang merata dan berkeadilan. 8, Mewujudkan masyarakat berakhlak mulai dengan meningkatkan kehidupan beragama yang mengedepankan kearifan lokal.
Adapun program unggulan pasangan FRENSA adalah 1. Pembangunan sarana rumah ibadah kantor lembaga keagamaan. 2, Pemberian insentif bagi pada Hamba Tuhan. 3, Pemberian bansos bagi lansia, disabilitas, yang sakin permanen dan masyarakat yang berduka. 4, Pembangunan bidang pendidikan. 5, Pembangunan bidang kesehatan. 6, Penataan kota ransiki dan oransbari sebagai pusat pemerintahan menuju kota kembar. 7, Pembangunan dan rehabilitasi rumah bagi masyarakat. 8, Pembangunan dan peningkatan jalan jembatan, normalisasi kali dan sungai, spam, tambatan perahu dan prekwaten. 9, Memperhatikan kesejahteraan ASN, tenaga honorer dan PPPK. 10, Pemberian bantuan modal usaha untuk UMKM. 11, Permberian bantuan bagi para petani, nelayan dan peternak. 12, Peningkatan PAD Kabupaten Mansel. 13, Pengembangan bakat seni olahraga dan kreatif bagi para pemuda. 14, Memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk melanjutkan pemekaran kampung dan distrik dengan berkonsultasi ke kementerian terkait di Jakarta.
Pasangan nomor urut 3, Maxsi Nelson Ahoren dan Iman Syafi’i (MANIS) mengusung Visi ‘Terwujudnya Mansel yang mandiri, makmur, berdaya saing dan berbudaya’, dengan 8 Misi yakni 1, Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang bersih, terbuka dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. 2, Membangun SDA yang unggul dan berkarakter berdasarkan iman dan budaya. 3, Mengakui, melindungi, menghormati dan memberdayakan kehidupan masyarakat adat Papua. 4, Mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur dasar, perkantoran pemerintah dan penataan masyarakat. 5, Optimalisasi pemanfaatan SDA dan lahan produktif secara berkelanjutan untuk mendukung produktivitas masyarakat dan pendapatan asli daerah. 6, Peningkatan ekonomi masyarakat dan penyediaan lapangan kerja. 7, Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang ramah dan produktif terhadap perempuan dan anak. 8, Pembinaan keagamaan, pelestarian budaya, harmonisasi kehidupan masyarakat dan olaraga.
Pasangan MANIS memiliki 35 program kerja unggulan, diantaranya tata kelola pemerintahan yang baik, peningkatan kesejahteraan bagi PNS, pembinaan keagamaan melalui program wisata rohani dan haji serta pembangunan rumah ibadah, peningkatkan layanan pendidikan dan kesejahteraan guru, peningkatan kesehatan dan pemberian insentif bagi para medis, serta pembangunan kantor pemerintah.
Pasangan nomor urut, 4, Obeth Dowansiba dan Hengki Saiba (OBHE), yang mengusung Visi ‘Mewujudkan masyarakat Mansel yang aman, damai, mandiri dan sejahtera secara holistik’ dengan 6 Misi yakni 1, Mewujudkan situasi aman bagi masyarakat Mansel sebagai dasar pembangunan. 2, Membina kehidupan masyarakat Mansel yang religius. 3, Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan dengan meningkatkan good goverment atau pemerintahan yang baik dan bersih. 4, Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. 5, Meningkatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan. 6, Mengoptimalkan potensi sumber daya alam menuju kemandirian ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup secara rasional dan efektif serta efisien.
Adapun pogram kerja unggulan pasangan OBHE yakni 1, Peningkatan layanan kesehatan dan penyediaan mobil ambulans distrik. 2, Peningkatan layanan pendidikan gratis dan bantuan beasiswa bagi putra-putri yang melanjutkan pendidikan S1, S2 dan S3. 3, Pengembangan pariwisata berdasarkan budaya dan kearifan lokal. 4, Bantuan modal usaha bagi pelaku UKM. 5,.Membantu pembangunan rumah ibadah seperti Gereja dan Masjid. 6, Pembangunan infrastruktur jalan.
Segmen kedua, penajaman visi dan misi yang dipresentasikan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan panelis. Yaitu tentang langkah kongkrit pasangan nomor urut 2 jika terpilih menjadi kepala daerah dalam membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan di Kabupaten Mansel.
Frengky Mandacan menjawab, Kabupaten Mansel adalah daerah yang bagus, berdekatan dengan Kabupaten Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Pegaf dan Ibu kandung Manokwari, oleh sebab itu pembangunan infrastruktur jalan akan di genjot, lahan tidur, jalan rusak dan jalan yang tidak dikelola secara baik akan dimanfaatkan.
Saul Rante menambahkan, infrastruktur jalan di Mansel terdiri atas 3 bagian yakni jalan provinsi dengan panjang 111 km, jalan nasional 93 km dan jalan daerah dengan panjang 272 km, dengan tingkat kerusakan parah 70 persen jalan daerah. Maka, jika terpilih menjadi kepala daerah, pasangan FRENSA pasti memperhatikan peningkatan jalan, karena jika dihitung jalan yang ditingkatkan baru 60 km, artinya dalam 10 tahun hanya 6 km yang dibangun, jika kebutuhan peningkatan jalan 1 km membutuhkan anggaran Rp 2 miliar maka dalam setahun hanya dibutuhkan Rp 12-15 miliar, ini yang disayangkan.
“Kalau Tuhan berkenan, kita genjot peningkatan pembangunan jalan, pengaspalan dan urvil. Kami targetkan anggarkan Rp 30-40 miliar untuk peningkatan infrastruktur jalan dengan panjang 5-15 km/tahun dan urvil 20-30 km/tahun, sehingga target untuk mengakses kebutuhan dasar di 6 distrik dan 57 kampung dapat terpenuhi, maka peningkatan total jalan yang belum dibangun 190 km bisa rampung dalam kurun waktu 4-5 tahun,” tukas dia.
Pertanyaan selanjutnya, tentang program pasangan nomor urut 3 dalam mewujudkan Kabupaten Mansel yang sehat dengan peningkatan sarpras seperti faskes serta tenaga medis dan dokter.
Maxsi Ahoren menjawab, Kabupaten Mansel terkenal dengan miskin extrem tertinggi di Provinsi Papua Barat, sudah ada Pustu dan RS yang dibangun di distrik tetapi tidak petugas dan obat-obatan yang memadai. Oleh karena itu, pasangan MANIS bersepakat tidak lagi membangun fisik tetapi menyiapkan SDM yang ada untuk memenuhi kebutuhan dokter dan medis dan wajib kembali mengabdi negeri sendiri.
Pasangan MANIS juga siap mengadakan faskes yang memadai termasuk dokter dan para medis di distrik, karena rata-rata mereka tinggal di tempat yang tidak layak. Sebaliknya, rumah yang bagus dan tunjangan yang besar akan diberikan bagi dokter dan medis di distrik terjauh, karena jika itu terjawab maka angka kematian ibu dan anak akan menurun.
“MANIS berkomitmen dengan 35 program unggulan, termasuk membangun infrastruktur jalan ke RS dan menyediakan faskes yang lengkap di masing-masing distrik supaya yang sakit bisa langsung di atasi,” pungkas Ahoren.
Selanjutnya, tentang strategi pasangan nomor urut 4 dalam pengelolaan keuangan daerah berdasarkan 3 pilar yakni akuntabilitas, transparan dan partisipatif.
Obeth Dowansiba menjawab, jika Tuhan percayakan pasangan OBHE memimpin Kabupaten Mansel maka kerja keras dan melobi kerja sama dengan investor adalah upaya untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Mansel, sehingga masyarakat Mansel bisa mengalami perubahan dan kesejahteraan.
Calon Wakil Bupati Mansel, Hengki Saiba menambahkan, selain melobi investor, pasangan OBHE juga akan mengelola SDA yang ada, baik pariwisata, pertanian dan juga menyediakan sektor pendidikan bermutu untuk menarik mahasiswa dari luar daerah menyalurkan beasiswa pendidikan di Kabupaten Mansel.
Berikutnya, tentang program pasangan nomor urut 1 jika terpilih sebagai kepala daerah dalam mendukung dan membiayai pendidikan bagi orang asli Papua di Kabupaten Mansel.
Bernard Mandacan menjawab, BERMAKNA akan memastikan dana Otsus untuk Kabupaten Mansel akan digunakan sebaik-baiknya khusus untuk anak asli Papua, kemudian apa yang sudah dilakukan pemerintahan sebelumnya akan dilanjutkan, mereka juga akan membiayai anak asli Papua dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi, setiap tahunnya.
“Misi kami untuk peningkatan SDM, mengirim anak Mansel jangankan bersekolah di Indonesia, ke Luar Negeri pun kami akan biayai kuliahnya supaya mampu bersaing dengan daerah lain di Indonesia. Kami juga akan mewujudkan wajib belajar dengan biaya sekolah gratis bagi anak asli Papua dan Suku Nusantara yang lahir dan besar di Mansel dan membangun sekolah berbasis asrama serta menyediakan Pos pengaduan pendidikan,” tukas dia.
Segmen ketiga, pertanyaan ditujukan kepada 4 paslon. Yaitu, langkah endukung pelayanan birokrasi Pemkab Mansel yang optimal sesuai bidang ilmu dan keahlian.
Maxsi Ahoren menjawab, dalam hal membangun daerah dibutuhkan birokrasi yang baik dan pemimpin yang luar biasa, oleh karenanya dalam pemetaan pemerintahan penempatan ASN harus berdasarkan disiplin ilmu yang ada, supaya yang bersangkutan tau apa tupoksi dan tugasnya dalam pemerintahan, tak lupa mereka akan memperhatikan kesejahteraan dari ASN itu sendiri, karena yang terjadi dalam pemerintahan hari ini di Kabupaten Mansel tidak seperti apa yang diharapkan.
Ditambahkan Maxsi Ahoren, faktor lain yang menghambat pemerintahan hari ini adalah tidak disiplinnya ASN karena tak memiliki kantor yang representatif, melihat kondisi ini, pasangan MANIS akan memperbaiki meindsed ASN, memberikan spirit ke ASN melalui kunjungan ke luar daerah untuk menjadikan SDM Kabupaten Mansel yang hebat dan luar biasa kedepannya.
Pertanyaan slanjutnya, strategi pasangan nomor urut 4 untuk menekan kasus kekerasan terhadap perempuan di Kabupaten Mansel.
Obeth Dowansiba menjawab, strategi yang dipakai adalah bekerjasama dengan pihak keamanan dan semua Kepala Suku, untuk penyelesaian persoalan kekerasan terhadap perempuan untuk menciptakan Kabupaten Mansel yang aman, tertib dan lancar. Selain itu, sosialisasi akan ditingkatkan di kalangan perempuan supaya bisa mencegah ancaman terhadap hak-hak perempuan.
Calon Wakil Bupati Mansel, Hengki Saiba menambahkan, KDRT adalah tindakan pidana, jika Tuhan izinkan pasangan OBHE memimpin Kabupaten Mansel 5 tahun kedepan, maka Pemda akan menyiapkan lembaga khusus untuk menangani kasus kekerasan terhadap perempuan, maka Negara dan Pemerintah harus hadir untuk mencegah dan menyelesaikan kasus seperti itu.
Selanjutnya, tentang program dan strategi pasangan nomor urut 1 dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Mansel menuju standar nasional yang di titik beratkan pada kesehatan ibu dan anak.
Bernard Mandacan menjawab, pasangan BERMAKNA berkomitmen menurun angka stunting di Mansel, maka yang perlu dilakukan adalah memastikan ibu hamil datang ke Posyandu dan Puskesmas terdekat untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi, guna menghindari gejala stunting dan gizi buruk.
Selain itu, BERMAKNA juga akan terus mendorong Dinas Kesehatan dan petugas medis di Puskesmas dan RS, untuk mendata, mengontrol dan memastikan kesehatan ibu hamil, anak bayi dan balita di kampung secara rutin, disamping itu pemberian makanan bergizi dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat juga akan menjadi prioritas dinas terkait.
Kemudian, program pasangan nomor urut 2 dalam mendukung pemberdayaan ekonomi kreatif orang asli Papua dalam aspek permodalan.
Saul Rante menjawab, jika menang tentunya yang akan diperhatikan adalah memberikan bantuan permodalan bagi pelaku UMKM pengusaha asli Papua atau mama-mama Papua melalui dinas teknis yakni Disperindagkop dan UKM Kabupaten Mansel, sekaligus pembinaan dan pelatihan kepada pelaku UMKM orang asli Papua, sekaligus memasarkan produk UMKM orang asli Papua di dalam dan diluar Mansel dan yang paling penting mengaktifkan Dekranasda untuk membuka peluang pameran hasil kerajinan yang ada.
Segmen keempat, debat antara pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mansel dengan mekanisme bertanya, menjawab dan menanggapi. Kesempatan pertama, pasangan nomor urut 1 mengajukan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 4, strategi pasangan nomor urut 4 untuk mengantisipasi dan menjawab terjadinya tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Mansel dengan mengingat bahwa sudah ditiadakan penerimaan pegawai honorer daerah oleh pemerintah.
Obeth Dowansiba menjawab, untuk masalah pengangguran dan tenaga kerja, jika Tuhan berkehendak, pasangan OBHE berkomitmen mendatangkan investor untuk berinvestasi dan memberikan dampak positif terhadap masyarakat Mansel dan memberi kesempatan atau lapangan kerja bagi pengangguran yang ada dan memberi kontribusi untuk pendapatan asli daerah.
“Pemerintah juga harus terlibat dalam menyiapkan lapangan kerja dan memberikan pelatihan bagi tenaga produktif untuk mendorong mereka berkarya guna memenuhi kebutuhan,” tambah calon Wakil Bupati Mansel, Hengki Saiba.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Bupati Mansel, Bernard Mandacan menyatakani, solusi yang ditawarkan pasangan BERMAKNA adalah memberdayakan Koperasi Ebier Suth Cokran untuk merekrut tenaga kerja seperti yang sudah berjalan selama ini dan juga menyediakan modal usaha bagi UMKM mama-mama Papua dan pemuda untuk usaha perbengkelan dan lainnya serta membangun kerja sama dengan BLK guna memastikan masyarakat Mansel bisa mengikuti pelatihan peningkatan skil disana serta memberikan bantuan modal usaha.
Selanjutnya, pasangan nomor urut 2 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 3, tentang langkah yang akan dilakukan pasangan nomor urut 3 untuk meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, sehingga hasil pertanian meningkat.
Maxsi Ahoren menjawab, masalah pertanian, Oransbari terkenal sebagai lumbung beras 2-3 tahun lalu tetapi hari ini sudah tidak berjalan, solusinya pasangan MANIS akan mencari tahu terlebih dahulu apa kendalanya, barulah disiapkan kelompok petani yang dibeckup pemerintah dengan pupuk dan fasilitas pertanian yang baik, padi menjadi keunggulan di Kabupaten Mansel, jika daerah lain bisa maka Mansel juga bisa mengembangkan pertanian di Mansel dengan memberikan fasilitas dan menyelesaikan saluran irigasi yang sampai hari ini masih menjadi masalah karena sering dipasang, oleh sebab itu tugas pemerintah adalah menuntaskan masalah yang ada supaya petani dapat bekerja dengan efektif dan Mansel tidak lagi memerlukan beras dari tempat lain karena beras Oransbari pasti cukup untuk menghidupkan masyarakat Mansel dan juga bisa di kirim ke daerah lain.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Wakil Bupati Mansel, Saul Rante menyatakan, soal intensifikasi adalah pemanfaatan lahan yang ada yang sudah digarap petani dengan memberikan bantuan bibit unggul, pupuk, jaringan irigasi yang baik dan pemanfaatan teknologi untuk pengelolaan sawah yang baik.
Ekstensifikasi adalah perluasan daerah pertanian, itu akan menjadi perhatian serius pasangan FRENSA, supaya area pertanian yang sudah ada dari tahun ke tahun perlu ditambahkan dengan cara cetak sawah baru, sehingga jumlah sawah yang hari ini luasnya sekitar 644 ha, setiap tahun bisa bertambah 10-50 ha, untuk menjadikan Kabupaten Mansel swasembada pangan dan mensuplai kebutuhan beras bukan saja di Mansel tetapi juga Papua Barat bahkan di ekspor ke luar Papua.
Selanjutnya pasangan nomor urut 1 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 2, mengenai rencana dan strategi yang akan dilakukan pasangan nomor urut 2 untuk menekan angka harapan lama sekolah di Kabupaten Mansel agar lebih baik di tahun yang akan datang.
Saul Rante menjawab, berdasarkan data BPS tahun 2023, di Kabupaten Mansel masih terdapat distrik yang belum memiliki SMP dan SMA, persoalan ini menjadi keprihatinan untuk bagaimana memajukan pendidikan dan mendukung program pemerintah untuk menjawab pendidikan dasar 9 tahun, maka jika Tuhan berkehendak, Pasangan FRENSA akan membangun Sekolah Satu Atap (SD, SMP dan SMA) di semua kecamatan, membangun ruang kelas baru dan memperhatikan nasib tenaga guru untuk pengangkatan dan menjawab pemerataan guru di distrik.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Bupati Mansel, Bernard Mandacan menyatakan, masalah angka putus sekolah akar permasalahan adalah biaya pendidikan, adat istiadat, kemampuan siswa yang rendah serta jarak sekolah yang jauh, maka solusi yang ditawarkan pasangan BERMAKNA adalah mendorong sosialisasi wajib sekolah, memberikan peluang sekolah gratis 12 tahun, membangun sekolah berbasis asrama dengan methode dasar yang menyenangkan dan penyediaan transportasi murah antar jemput bagi anak-anak Manokwari Selatan.
Kesempatan berikut, pasangan nomor urut 2 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 4, tentang langkah yang akan dilakukan pasangan nomor urut 4 untuk memenuhi kebutuhan air bersih, listrik dan sanitasi untuk meningkatkan kesehatan lingkungan.
Obeth Dowansiba menjawab, kalau Tuhan berkehendak, pasangan OBHE akan memperjuangkan kebutuhan masyarakat dan menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat, terutama masalah penerangan dan air bersih.
“Kami akan memperjuangkan program Papua Terang di Pemerintah Pusat untuk menjawab kebutuhan rakyat kami di 6 Distrik, Manokwari Selatan,” pungkas dia.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Wakil Bupati Mansel, Saul Rante menyatakan, listrik dan air bersih adalah kebutuhan dasar masyarakat, mau tidak mau pemerintah harus hadir untuk menjawab persoalan itu terutama di Distrik Neney, Tahota dan Dataran Isim. Disinilah peran pemerintah untuk mengelola dana otsus dengan baik untuk membiayai kebutuhan listrik bagi masyarakat setiap tahunnya dan membangun SPAM untuk menjawab ketersediaan air bersih bagi masyarakat.
Berikutnya, pasangan nomor urut 1 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 3, terkait pernyataan politik untuk mengakomodir kuota CPNS 65 persen untuk orang asli Papua dan 35 persen untuk Suku Nusantara.
Maxsi Ahoren menjawab, pembagian 80 persen orang asli Papua dan 20 persen Suku Nusantara sudah dijalankan semasa dia menjadi pimpinan MRPB, kembali kepada kebijakan daerah setempat, jika pimpinan daerah berkomitmen dengan UU Otsus maka yang sudah diamanatkan harus dijalankan seperti yang sudah dia kerjakan, mengakomodir anak daerah TNI, POLRI dan sekolah kedinasan, maka dengan pengalaman tersebut, MANIS akan memprioritaskan orang Mansel dalam segala bidang yang ada, supaya tidak lagi menjadi penonton tetapi mejadi pelaku dalam pembangunan Kabupaten Manokwari Selatan.
“Semua kembali kepada hati kita untuk menyiapkan orang asli Papua menjadi tuan di negeri sendiri. Saya percaya kalau konsep ini dibangun mulai dari Kabupaten maka akan berjalan baik, konsep ini juga akan digunakan untuk memperjuangkan non Papua yang ingin menjadi polisi dan tentara, saya sudah buktikan itu di Oransbari, pemetaan ini akan kita buat dalam peraturan daerah,” tukas Ahoren.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Bupati Mansel, Bernard Mandacan menyatakan, roh dan marwah orang asli Papua ada pada UU Otsus, maka koordinasi dengan pemangku kepentingan adalah hal paling utama, supaya apa yang menjadi kebutuhan daerah bisa di atur secara baik guna menghindari keributan, banyak pengalaman yang sudah terjadi dan dia adalah salah satu pelaku penyelesaian aksi demontrasi dan palang-memalang yang selama ini terjadi di Manokwari Selatan.
Kesempatan selanjutnya pasangan nomor urut 3 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 4, kebijakan pembangunan pertanian yang akan dibuat pasangan nomor urut 4 untuk melindungi hak petani batas kepemilikan hak ulayatnya dan kebijakan apa yang menjadi modal dasar terhadap ketersediaan pupuk dan lain-lain.
Obeth Dowansiba menjawab, pengelolaan sumber daya alam tentu dibutuhkan kerjasama dengan semua masyarakat pemilik hak ulayat yang ada, supaya sumber daya alam bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat 6 Distrik di Kabupaten Mansel.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Wakil Bupati Mansel, Iman Syafi’i menyatakan, masalah hak petani harus dibuat perbup dan perda yang mengatur tentang hak kepemilikan lahan pertanian di Mansel dan yang harus diberikan kepada masyarakat adalah rasa nyaman dan aman, sebagai bentuk komitmen pemerintah supaya masyarakat bisa mengelolah lahan pertanian yang ada dengan baik.
Segmen kelima adalah debat antara pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mansel dengan mekanisme bertanya, menjawab dan menanggapi. Kesempatan pertama diberikan kepada pasangan nomor urut 4 memberikan pertanyaan kepada pasangan calon nomor urut 1, masalah akses atau infrastruktur jalan menjadi kendala atau masalah utama di Kabupaten Mansel.
Bernard Mandacan menjawab, pasangan BERMAKNA mempunyai komitmen yang kuat, sejumlah ruas jalan yang sudah dibangun pemerintah sebelumnya, yang belum dan akan digenjot adalah akses jalan Momiwaren-Neney dan Neney-Dataran Isim, itu target pasangan BERMAKNA dan pasti dikerjakan jika dipercayakan masyarakat menjadi kepala daerah.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Bupati Mansel, Obeth Dowansiba menggapi, masalah jalan merupakan fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat di distrik, salah satunya akses jalan di Kampung Seimeba, belum ada.
Selanjutnya, pasangan nomor urut 3 memberi pertanyaan kepada pasangan nomor urut 2, tentang sektor unggulan apa saja yang akan dikembangkan pasangan nomor urut 2 untuk menurunkan angka kemiskinan dan menciptakan produktivitas masyarakat orang asli Papua dalam meningkatkan pendapatan asli daerah dan bagaimana menjalankan ekonomi daerah dengan berkofus pada sentral tersebut.
Saul Rante menjawab, angka kemiskinan di Kabupaten Mansel kurang lebih 27 persen atau sekitar 7.960 jiwa, angka ini terbilang tinggi, maka solusinya adalah membuka lapangan kerja, membangun sektor BUMD untuk meningkatkan penghasilan, termasuk meningkatkan produktivitas PT. Ebier Suth Cokran, untuk perluasan lahan dan menambah tenaga kerja.
Disamping itu, pelatihan skil dalam mengoperasikan alat berat juga penting untuk memberikan peluang kerja bagi anak-anak Mansel, serta memberikan bantuan perahu dan alat tangkap bagi nelayan untuk mencari ikan menghidupi ekonomi mereka.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Bupati Mansel, Maxsi Ahoren menanggapi, paling utama adalah mempelajari kondisi daerah setempat, dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi, pemerintah jangan harus berfokus membawa anak-anak negeri menjadi PNS tetapi menggarap lahan pertanian dan menyiapkan bantuan dalam bentuk koperasi untuk membantu kegiatan pertanian dan peternakan masyarakat Mansel.
Kesempatan berikutnya, pasangan nomor urut 4 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 3, langkah kongkrit untuk menjawabroh dari UU Otsus adalah menjadikan orang Papua tuan di negeri sendiri.
Maxsi Ahoren menjawab, UU Otsus sudah berjalan kurang lebih 20 tahun secara baik, namun semua kembali kepada keberpihakan kepala daerah setempat, pasalnya kurang lebih sudah 10 tahun Kabupaten Mansel berdiri ada sekitar 20-30 perda yang sudah dibuat, maka akan ditunjau karena wajib hukuman pemerintah daerah membuat perda yang berpihak kepada orang asli Papua begitu juga dengan DPRD, UU yang sudah ada tidak mungkin dirubah tetapi dana afirmasi harus disiapkan untuk mengantisipasi yang akan terjadi.
Oleh karena itu, jika terpilih pasangan MANIS akan menggarap peraturan daerah yang berpihak kepada orang asli Papua.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Bupati Mansel, Obeth Dowansiba menanggapi, itu yang menjadi harapan orang asli Papua yang ada di Kabupaten Mansel, maka jika terpilih pasangan OBHE juga akan menyiapkan perda sebagai penjabaran dari pelaksanaan UU Otsus untuk menjawab kepentingan orang asli Papua.
Kesempatan selanjutnya, pasangan nomor urut 2 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 1, perumahan menjadi kebutuhan dasar masyarakat, yang terjadi di Kabupaten Mansel dalam 1 rumah dihuni 3-4 kepala keluarga orang asli Papua.
Bernard Mandacan menjawab, sebagai mantan birokrasi, pasangan BERMAKNA mengetahui betul kondisi keuangan Pemkab Mansel, APBD paling terkecil di Provinsi Papua Barat adalah Kabupaten Mansel, program perumahan sudah menjadi program prioritas tetapi juga pembangunan infrastruktur perkantoran, Bandara Abreso dan perumahan dinas juga akan tetap dilanjutkan.
“Kalau Tuhan berkehendak, keinginan pasangan BERMAKNA terjawab maka Dinas PUPR didorong untuk membangun komunikasi dengan Kementerian terkait di Jakarta guna menjemput program perumahan yang layak bagi masyarakat Mansel,” tukas dia.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Wakil Bupati Mansel, Saul Rante menyatakan, perdasus bagi orang asli Papua sudah ada, dia salah satu pelaku penyusunan naskah akademik perdasus tersebut saat menjadi anggota DPRD Provinsi Papua Barat,maka tidak ada lagi alasan, pemerintah tidak bisa membangun rumah layak huni bagi orang asli Papua. Maka, jika Tuhan berkenan pasangan FRENSA terpilih akan melobi DRI untuk membangun rumah layak huni bagi orang asli Papua termasuk membangun kerjasama dengan Balai Cipta Karya Kementerian PUPR untuk ikut terlibat dalam penyediaan rumah layak huni bagi orang asli Papua.
Kesempatan berikutnya, pasangan nomor urut 4 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 2, tentang langkah dan strategi memberantas kriminalitas di Mansel seringkali dipicu oleh miras dan meresahkan masyarakat.
Saul Rante mengatakan, masalah kriminalisasi bukan saja menjadi tanggungjawab TNI-POLRI tetapi seluruh masyarakat Manokwari Selatan, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan semua pemangku kepentingan. Masalah miras adalah panggilan iman ke seluruh masyarakat Mansel untuk bagaimana memberikan sosialisasi masyarakat untuk bisa tetap menjaga Mansel untuk tetap aman.
Maka langkah yang harus dilakukan adalah pemerintah daerah bersama-sama dengan TNI-POLRI, melakukan penghentian dan memblok pasokan miras masuk ke Mansel dan menertibkan semua penjual miras di Mansel termasuk menghentikan kegiatan produksi minum lokal. Tidak kalah pentingnya pemerintah harus memberikan sosialisasi kepada generasi muda Mansel akan dampak buruk dari miras, menghambat masa depan dan bisa menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Bupati Mansel, Obeth Dowansiba menyatakan jawaban pasangan nomor urut 2 tepat sasaran.
Kesempatan selanjutnya, pasangan nomor urut 3 memberikan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 1, mengenai langkah yang harus diambil pasangan nomor urut 1 supaya segala tindakan kriminal tidak lagi diselesaikan dengan hukum adat tetapi sebaliknya menggunakan hukum positif yang diterapkan.
Bernard Mandacan menjawab, hukum positif adalah panglima tertinggi bagi masyarakat Indonesia, namun sebagai Kepala Suku sudah tentu dalam menyelesaikan permasalahan sosial harus menyesuaikan dengan kearifan lokal, dengan bersama-sama TNI-POLRI menjaga keamanan di Kabupaten Mansel, soal palang-memalang tentu TNI-POLRI harus berkata dengan tokoh-tokoh adat untuk menyelesaikan persoalan bersama tetapi tidak mengabaikan hukum positif, masalah yang harus diproses tentu sudah berjalan.
Menanggapi jawaban tersebut, calon Bupati Mansel, Maxsi Ahoren menyatakan, kesadaran masyarakat untuk menjaga Mansel aman adalah faktor untuk menarik orang bisa datang ke Mansel. Masalah di Mansel bisa terjadi karena kesenjangan sosial dikarenakan masyarakat tidak punya pendapatan tetap, faktor lain adalah karena pendidikan yang rendah. Untuk itu, pasangan MANIS bersepakat berkolaborasi dengan semua pihak untuk menciptakan Manokwari Selatan yang aman dan damai.
Segmen keenam, closing statment dari masing-masing pasangan calon. Pasangan nomor urut 1, pasangan BERMAKNA berkomitmen melanjutkan pembangunan yang sudah diletakan kepala daerah sebelumnya, selanjutnya dalam konteks pembangunan daerah bahwa sesuatu yang sudah berjalan baik akan tetap dijaga dan ditingkatkan dengan tetap mengedepankan kearifan lokal, sedangkan sesuatu yang belum berjalan maksimal akan di evaluasi dan penataan terhadap sistem perencanaan yang matang dengan mengutamakan asas manfaat.
Menurut BERMAKNA, selama ini perubahan sudah mengarah kesana, hanya memang perlu pengawasan agar bisa lebih fokus dan tepat pada sasaran. Untuk itu, bersama BERMAKNA, marilah bersatu membangun Manokwari Selatan dari yang sudah baik menjadi lebih baik.
Calon Wakil Bupati Mansel, Saul Rante mengatakan, pasangan FRENSA dengan takeline ‘Setulus hati dan penuh kasih membangun Manokwari Selatan’, maka jika Tuhan berkehendak, pasangan nomor urut 2 FRENSA sudah siap dengan visi, misi dan program unggulan dan pasti dilaksanakan jika masyarakat Mandel memberikan kesempatan kepada FRENSA untuk memimpin Manokwari Selatan 5 tahun kedepan.
Closing statment calon Bupati Mansel, Maxsi Ahoren mengatakan, kebersamaan yang sudah dibangun dibawah kembali ke Manokwari Selatan, Bersama-sama menjaga Mansel menjadi kota yang aman dan nyaman, perbedaan pendapat antara paslon adalah hal biasa tetapi kekeluargaan wajib dijaga bersama-sama, pasangan MANIS berharap Mansel menjadi milik bersama tanpa ada lagi kekerasan dan pemalangan, biarkan hati dan masyarakat yang memilih.
Yang terakhir, closing statment dari calon Bupati Mansel, Obeth Dowansiba mengatakan, semua kandidat yang maju adalah putra terbaik Suku Besar Arfak dan sama-sama turun dari rumah kaki seribu, maka kemenangan pasangan OBHE dikembalikan ke tangan rakyat. [BOM-R4]