Manokwari, TP – Sebanyak 10 pelajar SMA di Manokwari yang tergabung dalam Tim Papua Bisa Manokwari, berhasil meraih prestasi gemilang dalam ajang internasional, yaitu International Science And Invention Fair (ISIF) 2024.
Pantauan Tabura Pos, kedatangan 10 pelajar SMA Manokwari dan tim disambut bahagia oleh kepala sekolah, guru, dan rekan-rekannya di Bandara Rendani, Rabu (13/11/2024).
Mereka lalu diarak keliling kota Manokwari dan singgah di SMA Negeri 2 Manokwari, SMA Taruna Nusantara, SMA Khatolik Vilanova dan terakhir di SMA Negeri 1 Manokwari.
Dalam ajang yang berlangsung di Bali, 5-9 November ini, 10 pelajar SMA Manokwari berhasil mendapatkan medali emas atau gold medal dan penghargaan Nwera Special Award + IYSA Grand Award yang diberikan negara Rumania.
Pada ajang ISIF 2024, 10 pelajar tersebut terbagi menjadi dua tim dan mengikuti kategori lomba berebeda. Tim 1 terdiri dari: Ekandre Kimber (SMAN Taruna Kasuari Nusantara), Ade Jayden (SMAN 1 Manokwari), Immanuela K. Yahui (SMAN 1 Manokwari), Kayla G. Walla (SMAN 1 Manokwari), dan Nemezio (SMA Khatolik Vilanova), mengikuti lomba kategori Environmental Science.
Sementara Tim 2 terdiri dari: Yisrael Rumadas (SMAN 1 Manokwari), Evelin Payungallo (SMAN 1 Manokwari), Salzabila P.C. Soraya (SMAN 1 Manokwari), Agrielycia Pondan (SMAN 2 Manokwari), dan Bherlind K. Tandiaga (SMAN 2 Manokwari, mengikuti kategori Life Science.
Pada ajang internasional ini, 10 pelajar SMA Manokwari menampilkan dan mempresentasikan karya hasil penelitian mereka dihadapan para peserta dari berbagai negara lainnya di dunia yang hadir di Bali.
Tim 1 yang mengikuti kategori Environmental Science menampilkan dan mempresentasikan hasil penelitian tentang ‘efek paramater air terhadap perkembangan bio parasit pada kerang tahu yang ada di perairan Wosi, Manokwari, Papua Barat.
Ketua Tim 1, Immanuela K. Yahui menjelaskan, telah melakukan penelitian selama 7 bulan lebih dan hasilnya yang dipaparkan.
“Kami bawa data ke sana tentang parasit-parasit yang sudah menginfeksi kerang ini. Dengan adanya parasit maka mengancam kerang terebut sehingga mengancam populasinya,” jelasnya kepada para wartawan di SMAN 1 Manokwari, Rabu (13/11/2024).
Lanjutnya, dampak negatif bila populasi kerang tahu semakin sedikit bahkan habis, maka mata pencarian warga seperti memancing ikan, mencari kerang bisa sangat terganggu.
“Awalnya kami merasa ragu, karena materi penelitian yang kami bawakan susah. Namun, berhasil. Kami juga mendapatkan Nwera Special Award dari negara Rumania karena menurut jurinya penelitian kami menarik,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Tim 2, Salzabila P.C. Soraya menuturkan mengikuti lomba kategori Life Science, dengan membawa hasil penelitian tentang ‘manfaat tanaman akwei dan kopi arabika yang dapat menetralkan hipertensi dan mencegah stroke.
Dijelaskannya, hasil penelitian yang dipaparkan bahwa kayu akwei diformulasikan dengan kopi mengandung zat yang dapat menetralkan hipertensi yang dapat menyebabkan stroke.
Diungkapnya Salzabila, penelitian ini diambil karena berdasarkan data dan fakta bahwa di Papua pada tahun 2021 ada terjadi sekitar 13.508 kasus hipertensi dan 5.908 kasus stroke.
“Kulit kayu akwei kami keringkan di open kemudian dicampur dengan kopi arabika dari Wamena. Manfaatkan dapat menetralkan hipertensi yang mencegah stroke. Melalui penelitian ini kami ingin mencegah terjadinya bertambah kasus hipertensi di Papua,” bebernya.

Dia menambahkan, dalam ajang ISIF mereka berlomba-lomba dengan 24 negara di seluruh dunia untuk menampilkan peneletian masing-masing.
“Kita mendapatkan gold medal artinya mengalah semua negara. Sebelum dapat gold, pertama kita dapat silver bersama sekitar lima negara, kemudian pada tahap selanjutnya Alhamdulilah kita dapat gold medal,” pungkasnya.
Immanuela dan Salzabila merasa, dengan prestasi yang diperoleh menunjukkan bahwa pelajar dari Manokwari, Papua Barat juga bisa bersaing dengan pelajar dari negara lainnya asalkan memiliki tekad dan kemauan. [SDR-R4]