Manokwari, TP – Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat gelar pelatihan penyegaran mikroskopis bagi tenaga uji silang kabupaten Provinsi Papua Barat tahun 2024 di salah satu hotel di Manokwari, Selasa (12/11/2024)-Minggu (17/11/2024).
Pelatihan tenaga kesehatan cross-checker atau uji silang malaria bagi tenaga kesehatan kabupaten Provinsi Papua Barat guna percepatan upaya eliminasi malaria di Papua Barat.
Pasalnya, Papua dan Papua Barat masuk sebagai regional 5. Dimana sebagai salah satu daerah yang ditargetkan harus bebas malaria pada tahun 2030 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Dokter Alwan Rimbosan mengatakan, sangatlah penting dilakukan penjaminan mutur dalam diagnostik malaria.
Dijelaskan Rimosan, penjaminan mutu dalam diagnostik malaria sangat penting untuk memastikan akurasi dan keandalan diagnosis yang berdampak pada pengobatan dan hasil kesehatan pasien.
“Kebijakan program malaria di provinsi ini, mencakup penerapan metode diagnostik Gold Standard secara mikroskopis, serta penggunaan Rapid Diagnostic Test (RDT) dan Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam situasi tertentu,” ujar Rimosan di sela-sela pembukaan pelatihan, kemarin.
Menurutnya, proses uji silang atau cross-checking juga menjadi bagian penting dalam memastikan kualitas dan akurasi hasil diagnosis.
Untuk itu, sambung dia, semua fasilitas kesehatan di setiap kabupaten diwajibkan untuk mengirimkan 100 persen sediaan darah positif dan 20 persen sediaan darah negatif untuk diperiksa melalui uji silang.

Dirinya berharap, pelatihan ini dapat berjalan efektif, sehingga fungsi uji silang dapat maksimal dan membantu memverifikasi keakuratan diagnosis.
Kemudian, sambung dia, dapat mengidentifikasi dan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam diagnosis, jelas Rimosan.
Lebih lanjut, kata Rimosan, pelatihan tenaga kesehatan uji silang tahun 2024, bertujuan memastikan tenaga kesehatan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan uji silang dengan efektif.
Pelatihan ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pengendalian malaria di Papua Barat dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, tandas Rimosan.
Ketua Panitia Pelatihan Tenaga Kesehatan cross-checker malaria, Billy G. Makamur menjelaskan, tujuan khusus dari pelatihan ini antara lain, memberikan pembaruan tentang teknik dan prosedur terbaru dalam uji silang diagnostik malaria.
Kemudian, sambung dia, menetapkan dan memperkuat standar operasional prosedur untuk pelaksanaan uji silang. Lalu, mengurangi kesalahan dalam diagnosis malaria melalui peningkatan kemampuan tenaga kesehatan.
Tujuan selanjutnhya, menguatkan upaya pengendalian malaria dengan meningkatkan kemampuan deteksi dan penanganan kasus secara cepat.
Makamur menjelaskan, metode pelaksanaan pelatihan meliputi pre-test, paparan narasumber, simulasi dan praktek, diskusi, studi kasus, hingga post-test.
Dikatakan Makamur, fasilitator yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Papua Barat dan fasilitator dari satuan kerja terkait.
“Pendanaan untuk kegiatan ini berasal dari dana Global Fund (GF) Komponen Malaria Tahun Anggaran 2024,” tutup Makamur. [FSM-R5]