Manokwari, TP – Politeknik Negeri Fakfak menggelar diskusi kemitraan daerah dalam pengembangan Papua Barat dengan melibatkan, BRIDA Papua Barat, Dinas Pendidikan Papua Barat, dan KADIN Papua Barat, di salah satu hotel di Manokwari ini, Jumat (22/11/2024).
Diskusi tersebut turut dihadiri Pejabat Fungsional Analisi Utama Provinsi Papua Barat, Eduard Nunaki mewakili Pj Gubernur Papua Barat.
Eduard Nunaki mengapresiasi Perguruan Tinggi Vokasi Konsorsium Program Ekosistem Kemitraan di Papua Barat yang dalam hal ini bertindak sebagai pengampu adalah Politeknik Negeri Fakfak dan anggotanya yaitu Politeknik Lengguru Kaimana, Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, dan Sekolah Vokasi Universitas Papua yang bersinergi untuk menyelenggarakan tersebut.
Dikatakannya, momentum pendidikan vokasi untuk turut ambil bagian dalam pembangunan ekonomi daerah diperkuat dengan hadirnya Perpres Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Melalui Perpres ini, terbentuklah Strategi Nasional Pendidikan dan pelatihan Vokasi, serta Tim Koordinasi Nasional Vokasi Nasional (TKNV) dan Tim Koodinasi Vokasi Daerah (TKDV).
“Saat ini, vokasi tidak hanya digerakkan oleh kebijakan pusat, tetapi juga oleh pemerintah daerah dan Kadin daerah. Salah satu yang menjadi poin pada transformasi ini adalah dengan mengubah pendekatan dari supply driven menjadi demand driven,” jelasnya.
Menurutnya, permasalahan pendidikan di Papua Barat menjadi tugas bersama, yang harus diselesaikan secara kolaboratif, melalui serangkaian evaluasi kurikulum, peningkatan kompetensi pendidik, pemberian sertifikasi kompetensi bagi siswa, serta peluang seluas-luasnya untuk magang di dunia industri.
Ditambahkannya, pada era saat ini tidak bisa hanya menuntut secara sepihak kepada dunia usaha agar memberikan ruang sebesar-besarnya bagi SDM lokal, namun harus berupaya bagaimana menyiapkan SDM yang pantas dan berkesesuaian dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.

“Kami berharap, program yang sudah berjalan satu tahun ini dapat dilanjutkan untuk menghasilkan kajian yang komprehensif, serta dapat menghasilkan kajian innovation planning yang menjadi rujukan inovasi guna menjadi solusi permasalahan di dunia usaha dan industri,” pungkasnya.
Pada diskusi tersebut dibahas sejumlah isu strategis, salah satunya tentang kebutuhan tenaga kerja khususnya dalam sektor strategis yang melibatkan pendidikan vokasi, dan beberapa lainnya.
Pada kesempatan itu juga, dipaparkan hasil Desiminasi Kemitraan Konsorsium Mitras DUDI Papua Barat.
Direktur Politeknik Negeri Fakfak, Ir. Mjuh Subhan S.ST, M.T, IPM menerangkan, hasil deseminasi yang dipaparkan merupakan deseminasi terakhir dengan penelitian yang tergabung dalam konsorsium Papua Barat yang dilakukan sejak 2023.
“Keberlanjutan program ini adalah hasil riset yang betul-betul dimanfaatkan oleh unit usaha di Papua Barat sesuai dengan kebutuhan kita,” jelasnya.
Dipaparkannya secara singkat, ada tiga hal yang menjadi prioritas pihaknya, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, dan proses pengembangan digitalisasi.
Dikatakannya, pihak sudah melakukan diskusi terpumpun di Manokwari, Kaimana, dan Fakfak awal 2023 dengan tranding topik mau dibawa kemana Papua Barat kedepannya.
“Pendidikan dasar dan menengah, pendidikan kesehatan dan digitalisasi menjadi tranding topik pembahasan,” ungkapnya.
Lanjutnya, dari hasil analisi data mengerucut pada 4 persoalan, yaitu pengelolaan SDA yang berkelayakan, perluasan akses dan kualitas pendidikan, peningkatan akses pelayanan dasar, stunting dan kemiskinan ekstrim, dan peningkatan infrastruktur dengan aksesbilitas.
“Ada objektif ada sosial, teknologi, ekonomi, environment, menjadi isu krusial dalam kajian. Ada juga masalah politik dan value sosial. Dari hasil riset ini jadilah peta unggulan Papua Barat,” pungkasnya.
Dirinya berharap, hasil desiminasi kemitraan konsorsuim yang dihasilkan dapat membantu kemajuan dan pengenalan vokasi pendidikan di Papua Barat. [SDR-R4]