Manokwari, TP – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Pusat mulai tahun depan akan mengurangi jumlah kapal yang beroperasi atau melayani rute berlayar ke Manokwari, Papua Barat.
Kepala Operasional PT Pelni Cabang Manokwari, Abdul R. Akbar membenarkan adanya pengurangan kapal Pelni yang beroperasi di Manokwari, Papua Barat, mulai tahun 2025.
“Kemungkinan mulai tahun 2025, Kapal Sirimau bakal meninggalkan Manokwari,” kata Akbar kepada wartawan di kantornya, belum lama ini.
Dia mengungkapkan, Kapal Sirimau tetap melayani rute dari wilayah barat ke timur, hanya saja di wilayah timur, hanya sampai di Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
“Jadi, kalau penumpang Manokwari yang mau ke Kupang harus transit ke Sorong dulu menunggu Sirimau,” jelasnya.
Abdul Akbar mengungkapkan, tidak mengetahui alasan pastinya kenapa sampai ada pengurangan kapal Pelni ke Manokwari atau berhentinya beroperasinya Kapal Sirimau tersebut.
“Mungkin karena sudah tidak beroperasinya Kapal Omsini, sehingga Pelni Pusat bijak melihat permintaan masyarakat agar ada pemerataan di wilayah tengah dan barat,” ungkapnya.

Dia menerangkan, dengan tidak akan beroperasinya Kapal Sirimau, maka jumlah kapal Pelni yang beroperasi melayani rute Manokwari tersisa lima kapal, yakni Ciremai, Dobonsolo, Sinabung, Labobar, dan Doro Londa.
Kepala Operasional PT Pelni Cabang Manokwari, Abdul R. Akbar menambahkan, di tahun 2024 saja, sudah ada pengurangan satu kapal, yaitu Kapal Tidar.
Diungkapkannya, saat ini Kapal Tidar sudah dipangkas rute berlayarnya tidak lagi masuk ke Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana.
Diungkapkannya, keputusan tersebut merupakan keputusan Pelni Pusat dan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
“PT Pelni Cabang Manokwari merasa kehilangan dengan tidak masuknya Tidar ke Manokwari, Fakfak, dan Kaimana, dan sejauh ini belum ada kapal pengganti,” kata Akbar.
Akbar berharap, Pemda Fakfak dan Pemda Kaimana bisa mengajukan surat ke Dirjen Perhubungan Laut dan Pelni Pusat, meminta adanya operasional kapal ke dua daerah tersebut.
“Kami juga sangat berharap pemerintah pusat bersurat ke Pelni Pusat dan Dirjen Perhubungan Laut itu sangat diharapkan. Mudah-mudahan saja bisa diproses,” pungkasnya.
Abdul Akbar menambahkan, meskipun ada pengurangan dua kapal, yaitu satu di tahun 2024 dan satu kapal di tahun 2025 nanti, masih bisa menjawab kebutuhan masyarakat pengguna kapal putih.
“Kalau free season masih bisa mejawab kebutuhan, karena untuk ke kabupaten di wilayah Papua Barat ada kapal perintis,” pungkasnya. [SDR-R4]


















