Sorong, TP – Akhirnya, motif pembunuhan secara sadis yang dilakukan oknum anggota TNI-AL berinisial AS terhadap korban, Kesia Lestaluhu (20 tahun), terungkap.
Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) Pomal Lantamal XIV Sorong, Mayor (PM) Anton Sugiharto menjelaskan, berdasarkan penuturan AS, dirinya mulai menikam korban karena merasa tidak puas saat bercinta dengan korban.
“Menurut pelaku, kejadian itu berawal ketika mereka sedang berhubungan badan di mobil dalam keadaan di bawah pengaru miras. Namun belum mencapai klimaks, tiba-tiba korban menghentikan aktivitas seksualnya. Lalu, terjadi cekcok antara keduanya hingga pelaku emosi dan langsung mengambil sangkur yang berada di mobil, kemudian terjadi penikaman itu,” terang Sugiharto dalam konferensi pers di Sorong, kemarin.
Dikatakannya, AS mengaku dirinya dalam keadaan tidak sadar ketika melakukan perbuatannya, bahkan tidak tahu berapa kali sangkurnya ditancapkan di tubuh korban.
“Pelaku mengaku tidak sadar saat menikam korban. Ketika ditanya berapa kali, dia juga tidak tahu. Seingat pelaku mungkin hanya 3-5 kali,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata dia, karena korban sudah lemas, pelaku langsung menghempaskan korban dari pinggir jalan tempat mobil diparkirkan. Kemudian, korban jatuh ke bawah, tepatnya di pinggir pantai tempat di mana korban ditemukan, Minggu (11/1/2025).
Sugiharto menambahkan, pelaku dan korban sebelumnya berniat check ini di salah satu hotel di Kota Sorong, tetapi rencana tersebut gagal.
“Memang awalnya pelaku dan korban hendak check ini di hotel, karena gagal, akhirnya mereka memutuskan ke arah pantai di Saoka dan akhirnya terjadilah hal itu,” jelas Sugiharto.
Ditanya tentang barang bukti sangkur yang dipakai pelaku untuk menikam korban, jelas Sugiharto, hingga sekarang sangkurnya belum ditemukan.
“Kami sudah bolak-balik beberapa kali ke TKP mencari sangkur itu, tapi belum ketemu. Bersama rekan-rekan kepolisian juga kami cari, tetapi memang tidak ada. Yang kami temukan hanya sarungnya,” kata dia.
Untuk mengungkap kasus ini secara terang benderang dan jika situasi memungkinkan, jelas Sugiharto, penyidik Pomal Lantamal XIV Sorong akan melakukan rekonstruksi dalam waktu dekat. [CR24-R1]