Manokwari, TP – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, Doktor Filep Wamafma launching 30 hari semarak Dies Natalis ke-50 tahun STIH Manokwari, 17 Februari 1975-17 Februari 2025 di Kampus Wosi, STIH Manokwari, Jumat (17/1/2025).
Dies Natalis ke-50 Tahun berlangsung dibawah sorotan tema ‘Kerja Bersama’ dan semarak Dies Natalis 30 hari kedepan akan diisi dengan berbagai kegiatan guna mendukung akreditasi institusi.
Ketua STIH Manokwari, Doktor Filep Wamafma mengatakan, pihaknya bersyukur karena tidak terasa dalam perjalanan STIH Manokwari dapat mencapai tahun emas.
Dikatakan Wamafma, para pendiri STIH ada yang tidak menikmati momentum tahun emas ini dan dirinya sendiri tidak mengikuti proses sejarah berdirinya STIH di Manokwari.
“Tapi, hari ini saya dipercaya sebagai ketua dan dapat menikmati momentum tahun emas STIH Manokwari. Itu artinya, 50 Tahun STIH Manokwari hadir telah berkontribusi dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) Papua dan Non Papua khususnya dibidang hukum di Tanah Papua,” kata Wamafma kepada Tabura Pos di STIH Manokwari, kemarin.
Menurut dia, pihaknya launching dies natalis 1 bulan sebelumnya, sebab ada hal istimewa yakni selama salah satu perguruan tinggi swasta yang mencapai usia yang ke-50 tahun.
Ada sejumlah program-program yang dirumuskan panitia, sehingga selama 30 hari kedepan banyak kegiatan yang dilakukan, baik kegiatan penelitian, pengabdian, pendidikan hukum dan lainnya dalam rangka memeriahkan tahun emas ini.
Lebih dari itu, lanjut dia, program kegiatan semarak 50 tahun ini 90 persen berdampak pada akreditasi institusi tahun 2029. Tentunya, pihaknya akan meminta kontribusi dari alumni untuk samara 50 tahun ini.
“Harusnya STIH diapresiasi oleh kabupaten dan provinsi. Karena kita hadir di Manokwari, Papua Barat bersamaan dengan situasi dan kondisi Manokwari yang dulu masih biasa-biasa saja hingga menjadi ibu kota provinsi Papua Barat,” harapnya.
Artinya, kata Wamafma, STIH adalah wajah Manokwari, mudah-mudahan pemkab maupun pemprov melihat STIH sebagai wujud hadirkan pembangunan pendidikan di Tanah Papua khususnya di Manokwari.
Menurutnya, lulusan STIH Manokwari banyak yang terserap di lembaga swasta maupun pemerintahan dan secara merasa, baik ada yang berprofesi sebagai advokat, notaris, PNS, TNI dan Polri serta profesi lainnya.
Alumni ini, sambung dia, hadir disatu institute dan bekerja dengan sumber dayanya artinya, alumni STIH memberikan warna tersendiri terhadap sumber daya apatur sipil negara baik swasta maupun pemerintahan di daerah.
Sehingga, tegas dia, kehadiran dan keberadaan suatu perguruan tinggi tidak boleh dianggap biasa saja. Karena, perguruan tinggi turut serta berkontribusi untuk pembangunan di daerah.
“Banyak perguruan tinggi (PT) di Tanah Papua tapi, STIH masih menjadi pilihan faktanya yang kuliah tidak hanya di Manokwari Raya, tapi hampir dari semua tanah Papua bahkan dari luar Papua, artinya mereka datang kesini dengan uang, mereka bisa belanja, kos dan lainnya artinya kami kontribusi untuk pendapatan asli Papua (PAD),” ujarnya.
Untuk itu, Ia berharap, Manokwari selain sebagi ibu kota provinsi, tapi juga harus dijadikan sebagai kota pelajar dengan cara memberikan affirmasi bagi pendidikan, mulai dari pendidikan usia dini hingga PT.
“Ketika orang datang kuliah di Papua Barat, pihak sebagai kota pelajar, PT Negeri ada Unipa Swasta ada STIH Manokwari, misalnya. Kalau kita tidak benahi pendidikan kita dengan baik, maka asumsi publik bahwa pendidikan kita masih rendah,” terang Wamafma.
Menurutnya, melihat situasi seperti ini, maka pihaknya berupaya mengerakan semua potensi STIH untuk membuktikan bahwa, STIH Manokwari sudah mampu dengan memberikan akreditasi baik sekali, baik institute maupun program studi.
“Ini harusnya menjadi semangat daripada pemerintah. Karena kami hadir di negara ini dengan status akreditasi baik sekali. Artinya itu kebanggan bagi Manokwari tapi juga Papua Barat, kalau sudah begitu maka pemda harus support,” tandas Wamafma. [FSM-R5]
