Sorong, TP – Jajaran Dewan Guru SMK Papua Bangkit, Kota Sorong, Papua Barat Daya mengikuti workshop penyusunan kurikukum pendidikan bagi tahun 2025. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula SMK Negeri 1 Sorong, Sabtu (1/2/2025).
Kepala SMK Papua Bangkit, Dina Ischak mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan guna mewujudkan SMK Papua Bangkit sebagai sekolah vokasi yang unggul, maju dan berdaya di Papua Barat Daya.
“Penyusunan kurikulum sekolah bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif. Kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pendidikan di sekolah dalam rangka memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk dapat mengembangkan seluruh potensinya secara tuntas,” ungkap Dina.
Lewat penyusunan kurikulum juga, lanjut Dina, menjadi upaya untuk mempersiapkan pembelajaran dengan baik.
Dina membeberkan, dalam kurikulum tersebut pihaknya bersama rekan-rekan guru akan mendesain bahan ajar (modul) khusus untuk siswa-siswi di tiap-tiap jurusan. Sehingga dalam proses belajar, siswa siswi SMK Papua Bangkut tidak akan terlalu terpaut pada buku paket atau buku cetak yang ada di pasaran.

“Penyusunan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam proses belajar agar tak terpaut dengan buju cetak. Kami merasa bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan modul lebih efektif sebab bisa disesuaikan dengan kondisi sekolah maupun kondisi peserta didik,” imbuh Dina.
Selain penyusunan kurikulum pendidikan yang berorientasi kepada siswa, para guru SMK Papua bangkit juga aktif mengikuti kegiatan workshop yang berorientasi pada peningkapan kapasitas guru. Sebab guru menjadi sumber daya utama dalam menggerakkan pendidikan.
“Kami sudah beberapa kali mengikuti pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Karena guru yang berkualitas tentu akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas juga,” kata Dina.
Sementara itu, Pengawas Pendamping Satuan Pendidikan Tingkat SMK, Dewi Tri Sundari menambahkan, dalam proses penyusunan kurikulum satuan pendidikan oleh guru-guru SMK Papua Bangkit baru mencapai 80 persen.
Menurut Sundari, proses penyusunan kurikulum satuan pendidikan memang bukan hal mudah sebab harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Oleh sebab itu, untuk melengkapi 100 persen kurikukum yang sempurna, pihak SMK Papua Bangkit perlu melakukan kajian tentang analisis konteks sosial yang disesuaikan dengan kebutuhan dari sekolah itu sendiri.
“Kajian ini biasanya disesuaikan dengan kondisi budaya yang ada di sekolah. Target kita mudah-mudahan minggu depan sudah rampung,” kata Sundari.
Lebih lanjut dikatakan Sundari, ia menilai bahwa kehadiran SMK Papua Bangkit di wilayah Tanjung Kasuari cukup menjawab kebutuhan masyarakat di sana. Menurutnya SMK Papua bangkit memberikan referensi jurusan yang potensial.
Diantaranya Jurusan Teknik Geologi Pertambangan, Teknik Perminyakan, Teknologi Farmasi, Layanan Kesehatan/Keperawatan, Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi, serta Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis.
“Jurusan yang ditawarkan itu sangat bagus prospeknya ke depan. Sehingga saya yakin dan percaya untuk ke depannya kalau kita melakukan semuanya itu dengan hati yang sungguh maka SMK Papua Bangkit akan menjadi referensi sekolah vokasi unggulan yang ada di Papua Barat Daya,” pungkasnya.(CR24)