Manokwari, TP – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat diharapkan tidak hanya melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga barang tetapi perlu juga menggelar operasi udara guna menurunkan harga tiket pesawat di wilayah Papua Barat dan sekitarnya.
Hal ini disarankan oleh Ketua Tim Fasilitator Pengalihan Tenaga Kerja Kontraktor Kerjasama (K3) Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir. Ia mengatakan, perlu ada operasi udara melalui jalur udara yang diatur.
Sehingga, sambung dia, kenaikan harga tiket di wilayah Ppaua Barat dan sekitarnya dapat ditekan, sekaligus menekan terjadinya inflasi di daerah.
Selama ini, kata Ampnir, pemerintah berpikir untuk melakukan operasi penindakan pasar, tapi tidak pernah berpikir untuk melakukan operasi udara memalui pengaturan jalur udara guna menekan harga tiket.
“Salah satu faktor yang memincu resiko kemahalan itu berada pada tiket pesawat. Kita butuh pergerakan ekonomi yang cepat dengan adanya pergerakan udara yang cepat, maka hal ini harus dipikirkan oleh kita kembali dalam hal kebijakan bernegara,” kata Ampnir kepada Tabura Pos di ruang kerjanya, Rabu (12/2/2025).
Menurutnya, sejak dahulu Papua sudah menikmati tingkat kemahalan yang luar biasa hingga sekarang tetapi, masyarakat Papua tetap bertahan sebagai warga negara Indonesia yang terpenting barangnya tetap tersedia.
Lebih lanjut, kata Ampnir, untuk mempercepat perputaran ekonomi di daerah, maka dibutuhkan aksebilitas yang maksimal.
“Tidak masuk logika saya, ketika kita ingin ke Distrik Babo di Teluk Bintuni. Kita harus ke Sorong dulu, baru ke Bintuni. Ada permainan apa ini, tidak masuk akal, ada ketimpangan dalam pembangunan regional,” terang Ampnir.
Ditambahkan Ampnir, dengan kemahalan tiket dan keterbatasan aksebilitas menyebabkan terjadinya ketimpangan pembangunan. Dimana, ada daerah disisi lain semakin maju, tapi ada daerah lain yang tertinggal dan terisolasi.
Ini soal, artinya terang Ampnir, karena didalamnya ada berbagai aspek yakni aspek kesatuan bangsa, itu melekat didalamnya juga. Jadi bukan saja aspek transportasi, namun ada juga aspek pembinaan kenegaraan ada di dalam situ.
Hari ini, sambung dia, Manokwari menjadi pusat perhatian, baik ditingkat nasional maupun internasional dengan berbagai ivent berskala besar yang baru saja digelar maupun ivent-ivent yang akan dilangsungkan kedepan. Hanya saja terkendala dengan aksebilitas.
“Jadi perlu ada operasi udara khusus untuk menangani persoalan kemahalan harga tiket. Kita bicara investasi di daerah, tapi kalau tiketnya mahal bagaimana orang mau datang untuk berinvestasi,” tandas Ampnir. [FSM-R5]