Manokwari, TP – Universitas Papua (UNIPA) bekerja sama dengan University of Rhode Island, East Carolina University dan University of the Virgin Islands dalam pelaksanaan penelitian bertajuk ‘Solusi Iklim Biru’ yang berfokus pada ekosistem mangrove dan padang lamun di wilayah Raja Ampat dan Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
Penelitian tersebut bertujuan dalam rangka pemahaman peran ekosistem mangrove dan lamun dalam mitigasi perubahan iklim serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat pesisi.
Rangkaian kerjasama diawali dengan workshop pada Minggu, (9/2/2025)-Selasa (11/2/2025) dengan mengusung tema ‘Konvergensi Pengetahuan Mengenai Solusi Iklim Biru dan Penelitian Tentang Pengembangan Global Center Karbon Biru dan Solusi Perubahan Iklim Dunia’ yang berlangsung di salahs atu hotel di Sorong.
Workshop tersebut ini bertujuan memfasilitasi kerjasama penelitian antara universitas di Amerika Serikat dan Indonesia, serta para pemangku kepentingan, dengan tujuan masa depan untuk membangun Pusat Global untuk Solusi Iklim Biru.
Kegiatan Workshop ini secara resmi di buka Oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Perencanaan Universitas Papua, Dr. Yusuf Sawaki, didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat Daya Absalom Salosa, M.Si dan dihadiri oleh pemangku kepentingan dari tingkat Provinsi Papua Barat, Papua Barat Daya, Kabupaten terkait, organisasi non-pemerintah (NGO), dan perguruan tinggi di kedua provinsi tersebut.
Dari pers release yang diterima Tabura Pos, lokakarya bertujuan menyatukan perspektif berbagai pihak guna mendukung keberhasilan penelitian dan implementasi solusi iklim biru yang berkelanjutan.

Selain itu, dalam kegiatan ini, Satu narasumber dari BRIDA Provinsi Papua Barat, Prof. Charlie Heatubun dan tiga narasumber utama dari UNIPA yang turut berkontribusi dalam lokakarya tersebut yaitu Dr. Selvi Tebay, Marlon Arthur Huwae, dan Francine Hematang.
Penelitian ini melibatkan dua tim utama secara sinergis yaitu Ilmu Alam dan Ilmu Sosial, tim ini bertugas mengumpulkan data ekologi dan lingkungan terkait ekosistem mangrove dan padang lamun.
Kemudian, tim Ilmu Sosial akan melibatkan partisipasi masyarakat lokal melalui kegiatan FGD dalam pengumpulan data dan informasi yang terkait dengan pola pemanfaatan sumberdaya mangrove dan lamun secara turun temurun dan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal.
Selanjutnya, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan komunitas tentang pentingnya peranan ekosistem mangrove dan lamunm sebagai ekosistem yang penting dalam menyerap karbon untuk solusi iklim biru.
Pembelajaran yang dilakukan adalah Pengetahuan Adat Lokal yang kemudian kita kenal dengan istilah PAL, bagaimana nilai dan tradisi praktek pengetahuan adat yang masih eksis dan dijalankan oleh komunitas.
Melalui pendekatan transdisipliner yang menggabungkan ilmu sosial dan alam, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan data dan prediksi yang akurat untuk mencegah hilangnya habitat mangrove dan padang lamun, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Melalui kerjasama ini, diharapkan, mampu memberikan informasi ilmiah yang penting dalam merumuskan kebijakan pemerintah nasional dan daerah terhadap perencanaan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pembangunan kedepannya dengan tetap memperhatikan keberadaan ekosistem mangrove dan lamun di Wilayah Papua. [*FSM-R5]