
Manokwari, TP – Menikmati makanan sekaligus mendengarkan live musik tradisional Papua, tentu memiliki sensasi tersendiri bagi sebagian orang. Mungkin bagi Anda, hal itu hanya dijumpai di Pulau Bali, Lombok atau di sebagian wilayah barat Indonesia.
Sekarang, tanpa mengeluarkan biaya lebih, masyarakat dapat menikmati sensasi makan di atas air sambil mendengarkan live musik akustik tradisional Papua di Caffe Apung Mansyarsoren sembari berlayar di perairan Teluk Doreri.
Sesuai namanya Caffe Apung Mansyarsoren, kafe itu benar-benar mengapung di perairan Teluk Doreri yang terdapat 3 pulau kecil, di antaranya Pulau Mansinam, Pulau Lemon, dan Pulau Raimuti. Teluk ini sebagai pintu masuk kedua misionaris untuk menyebarkan Injil di Papua.
“Laut halaman rumahku, angin dan ombak sahabatku,” tutur Ketua Yayasan Anak Air Pulau Papua (YAAPP) Papua Barat, Yan Agus Rumbewas kepada Tabura Pos usai peresmian Caffe Apung oleh Gubernur Papua Barat di Mansinam Beach Manokwari, Selasa (5/4).
Rumbewas memaparkan, berasal dari motto YAAPP bahwa laut sebagai halaman rumahku, pasti akan memberikan manfaat lebih bagi teman-teman yang kini hidup dan berkembang di laut, baik itu di pesisir maupun pulau.
Lanjut dia, jika teman-teman yang hidup di dataran atau gunung bisa mengelola potensi sumber daya alamnya, pasti teman-teman yang hidup di laut juga bisa mengembangkan potensi laut untuk berkembang dan bergerak maju.
Pada 2013 silam, kisah Inov, sapaan akrab Yan Rumbewas, teman-temannya bersepakat berkumpul dan membetuk suatu komunitas yang bisa mengakomodir kegiatan, terutama di bagian pesisir dan laut sampai sekarang.
“Kita lihat teman-teman ini tidak semua bisa melaut atau nelayan. Bagaimana supaya teman-teman yang tidak bisa melaut ini juga bisa tetap berjalan bersama kami untuk membersihkan laut, sekaligus meningkatkan perekonomiannya, maka lahirlah ide dan gagasan untuk kita buat perahu-perahu kecil untuk berekreasi di laur dan akhirnya lahirlah Caffe Apung ini,” papar Rumbewas.
Tuhan itu baik dan sayang, sehingga melalui pemerintah daerah maupun program Corporate Sosial Responsibility (CSR) Bank Papua, mereka memberikan yang lebih dari apa yang diinginkan komunitasnya.
Ia berharap ide unik Caffe Apung ini menarik para wisatawan untuk datang ke Manokwari, juga membuka lapangan pekerjaan untuk teman-teman yang hidup di pesisir Teluk Doreri dan sekitarnya.
Diungkapkan Rumbewas, YAAPP Papua Barat memiliki 2 kafe apung dan 1 penginapan apung, dimana 1 kafe apung berukuran besar berkapasitas 25-30 orang, sedangkan 1 kafe apung berukuran sedang berkapasitas 10-15 orang, termasuk kru.
Selain itu, ia menambahkan, ada 1 perahu yang diubah menjadi penginapan apung, dimana di dalamnya terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang meeting berkapasitas 10-15 orang. Dikatakannya, untuk sementara, pihaknya masih menjual makanan ringan, sedangkan makanan besar, disediakan dalam bentuk paket berdasarkan permintaan pelanggan.
“Satu kafe dan 1 lagi penginapan apung akan tetap berlabuh di Teluk Doreri dan 1 kafe apung berukuran besar akan dioperasikan di areal Teluk Doreri. Nah, kami juga punya speedboat service yang akan mengantarkan pengunjung dengan harga relatif murah, Rp. 5.000 – Rp. 10.000 per orang,” rinci Rumbewas.
Ia menyebut, sementara ini kafe masih beroperasi di Teluk Doreri, tetapi ke depan akan dioperasikan sesuai permintaan pelanggan, tetapi memperhatikan cuaca di laut.
Setelah kafe ini diresmikan Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, kata Rumbewas, maka sudah terbuka untuk umum berdasarkan sejumlah paket wisata yang diatur manajemen.
“Jadi, masyarakat Manokwari yang ingin melepas penat bersama keluarga bisa menghubungi manajemen dengan nomor kontak 0813 4466 1758 atas nama Loesye Faino,” kata Rumbewas.
Sementara pimpinan Divisi Bisnis UMK dan Konsumen Bank Papua, Jayapura, Abraham Krey menuturkan, di awal 2020, istri dari Gubernur menyampaikan, ada anak-anak Papua yang sering membersihkan areal laut Teluk Doreri.
“Ibu Gubernur berkoordinasi bersama kita di Bank Papua dan akhirnya kita melihat solusi apa yang bisa kita bantu dan kita membantu satu unit kafe apung bagi mereka lewat program CSR,” kata Krey kepada Tabura Pos di Mansinam Beach, Manokwari, belum lama ini.
Dari koordinasi itu, lanjut dia, pihaknya meminta YAPPP membuat desain gambar dan rincian biaya untuk diberikan ke Bank Papua. Setelah diteliti, maka pihaknya menghitung dan akhirnya bisa membantu lewat program CSR.

Menurutnya, pada awal Oktober 2021 sudah mulai dilakukan pekerjaan dan di awal tahun ini sudah diselesaikan, tetapi belum ada waktu atau momen untuk dilakukan penyerahan.
“Puji Tuhan, hari ini waktu yang tepat untuk kami serahkan satu kafe apung bagi teman-teman di YAAPP ini. Ke depan, kita akan evaluasi, kita lihat kegiatan bisnis mereka, apakah memberi dampak positif atau tidak. Kalau memang yang kita kasih kali ini memberikan dampak positif, tidak menutup kemungkinan diberikan bantuan lagi,” katanya.
Sementara Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, Ruland Sarwom mengapresiasi YAAPP Papua Barat yang mempunyai inisiatif membuat kafe dan penginapan apung.
“Tadi saya sudah bicara sama beberapa OPD, baik Disperindag, Perikanan, Lingkungan Hidup, dan OPD lain supaya tidak sebatas momentum peresmian saja, tetapi ke depan harus tetap memberi dukungan dan perhatian,” katanya.
Ditegaskan Sarwom, program YAAPP ini sangat membantu pemerintah dalam mempromosikan potensi wisata di Papua Barat untuk menarik wisatawan dengan harapan para wisatawan bisa berkunjung ke kafe apung dan penginapan apung untuk berkeliling di pesisir Teluk Doreri.
“Anak-anak Papua ini perlu dibina dan dibimbing, sehingga mereka bisa mandiri dalam usaha ke depan. Kegiatan-kegiatan seperti membersikan laut ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” pungkas Sarwom. [FSM-R1]