Manokwari, TP – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat akan melakukan penjemputan terhadap Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan – Mohamad Lakotani di Bandara Rendani, Manokwari, Rabu (5/3/2025).
Asisten II Setda Provinsi Papua Barat, Otto Parorongan mengatakan, dalam beberapa minggu terakhir ini, Sekda dan para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) melakukan rapat persiapan penjemputan.
“Disampaikan kepada kita semua bahwa penjemputan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat di Bandara Rendani, Rabu, 5 Maret 2025,” kata Parorongan dalam apel pagi di Kantor Gubernur Papua Barat, kemarin.
Untuk ibadah syukur dan pesta rakyat dengan masyarakat Papua Barat, kata dia, akan digelar di Stadion Sanggeng, Manokwari, Kamis, 6 Maret 2025.
Dirinya meminta aparatur sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Papua Barat bisa menyesuaikan dengan kedua agenda tersebut.
“Kita diimbau untuk kerja bhakti di lingkungan kerja kita masing-masing juga di poros jalan dari Arfai sampai memasuki Kantor Gubernur,” kata Parorongan.
Dirinya meminta para pimpinan OPD mengarahkan stafnya untuk melakukan kerja bhakti.
Kampak dan Parang
Secara terpisah, Aliansi Masyarakat Adat Papua (AMAP) dari 7 wilayah adat di Papua Barat dan para kepala suku Nusantara menyatakan kesiapan menyambut kedatangan Gubernur, Wakil Gubernur, dan rombongan.
Kesiapan penjemputan dipastikan dalam rapat bersama AMAP dan para kepala suku Nusantara di salah satu hotel di Manokwari, Senin (3/3/2025).
Terdapat 13 poin yang disepakati, yakni teknis penyambutan di Bandara Rendani, mulai dari kelompok tari-tarian adat, prosesi adat pengalungan manik-manik, menginjak piring, dan penyerahan kampak dan parang yang diusulkan keluarga Barend Mandacan, sekaligus mewakili 3 kepala suku besar Arfak, Demianus M. Mandacan.
“Dalam budaya kami, prosesi dalam penjemputan Gubernur nanti mengusung tema penyambutan panglima perang Papua Barat, ditandai penyerahan kampak dan parang yang dimaknai sebagai alat untuk digunakan membersihkan kebun Papua Barat yang kurang lebih tiga tahun ini ditinggalkan bapak Dominggus Mandacan,” kata Demianus Mandacan.
Pimpinan rapat, Petrus Makbon mengajak semua suku dan elemen masyarakat Papua Barat ikut terlibat dalam penjemputan dan acara syukuran.
Untuk itu, ia berharap kerja sama seluruh suku Papua dan Nusantara agar melakukan sosialisasi terhadap warganya. Hal-hal teknis di lapangan, kata dia, akan dikoordinasikan dengan Pemprov Papua Barat, baik protokoler maupun menyurat langsung ke Sekda Papua Barat.
“Sehingga seluruh rangkaian penjemputan Gubernur dan rombongan nanti dapat diatur baik oleh Pemprov Papua Barat, termasuk pelaksanaan proses adat berjalan baik,” katanya.
Sejumlah suku asli Papua dan Nusantara menyatakan kesiapan melangsungkan prosesi penjemputan secara adat di Bandara Rendani, yakni suku Arfak, Waropen, Buton, dan Flobamora.
Selanjutnya, para kepala suku menyepakati untuk memakai pakaian adat masing-masing dalam prosesi penjemputan.
“Dalam prosesi penjemputan, kita ingin menunjukkan bahwa masyarakat adat dan suku Nusantara ada untuk mendukung serta mengawal pemerintahan Dominggus-Lakotani lima tahun ke depan sebagaimana masyarakat adat dan suku-suku Nusantara juga mendeklarasikan dan mendoakan bapak Dominggus maju periode kali kedua,” tandas Petrus Makbon. [FSM/K&K-R1]


















