Manokwari, TP – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Papua Barat menghelat Buka Puasa Bersama dengan para Kepala Suku-suku Papua dan Ketua Paguyuban Nusantara yang tergabung dalam Forum Kerukanan Keluarga Nusantara (FKKN) Papua Barat, di Bily Jaya Hotel Manokwari, Sabtu (15/3) sore.
Ketuab DPD PDI Perjuangan Papua Barat, Markus Waran mengatakan, keluarga PDI Perjuangan Papua Barat sangat bersyukur karena di bulan suci Ramadhan 1446 H ini bisa berjumpa dan bersilahturahmi dengan Kepala Suku- suku Papua dan Ketua Paguyuban Nusantara di Papua Barat.
Menurut Waran, menghadapi tantangan bangsa Indonesia kedepan merawat silahturahmi sesama anak bangsa haruslah tetap terjaga. Untuk itulah, PDI Perjuangan Papua Barat hadir bertepatan rapat FKKN Papua Barat untuk membagi siraman jasmani dan rohani.
“ Partai politik bisa berbeda, apapun diantara kita boleh berbeda tetapi dalam merawat Pertiwi dibutuhkan kebersamaan karena bangsa kedepan tidak baik-baik saja, sekarang kita sudah mulai merasakannya,” ucap mantan Bupati Manokwari Selatan dua periode itu.
Dalam Tausyiahnya, Ustads Jamil Manilet menekankan sesama anak bangsa harus saling merangkul untuk bersama -sama merawat Negeri ini. Di dalam ajaran Islam, lanjut Jami, ada ukhuwah wasariyah yang artinya persaudaraan antar umat manusia. Dimana bumi di pijak disitulah langit dijunjung.
“ Kita ini hidup di Tanah Papua maka kita harus menjunjung adat istiadat yang berlaku di Tanah Papua. Jangan sampai kita saling sikut dan saling memunculkan ego, tetapi sebagai sesama umat manusia dan anak adat, kita bersaudara. Tidak ada satu bangga dan paling hebat dengan yang lain,” terang Jamil.
Makanya, tambah Jamil, dalam ajaran Islam umat muslim diminta untuk merenung di bulan Ramadhan, bagaimana rasanya lapar dan tersiksa sehingga mudah berempati atas apa yang dirasakan orang lain. Disamping itu, hikdmad menunaikan ibadah Puasa adalah dekat dengan Tuhan karena selalu merasa diawasi oleh Tuhan.
“ Merawat kebersamaan, persaudaran dan toleransi kita juga bisa mengangkat kembali lokal wisdom (kearifan lokal) kebijaksanaan yang ditinggalkan oleh leluhur kita di tanah ini seperti di Fakfak ‘ Satu Tungku, Tiga Batu’. Lewat bulan puasa ini saya mengajak seluruh elemen masyarakat Papua Barat terus merawat toleransi seperti yang sudah dilakukan dan diajarkan para moyang kita dulu. Insya Allah, apa yang kita lakukan dengan mengangkat kembali kebijaksanaan para moyang kita terdahulu tidak bertentangan dengan nilai -nilai kemanusian,” terang Jamil. [K&K-R2]