Manokwari, TP – Setelah pihak keluarga dari Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi S. Marbun membeberkan kejanggalan disertai sejumlah bukti yang viral, akhirnya Polda Papua Barat pun merilis upayanya melakukan pencarian.
Press release dipimpin Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Ongky Isgunawan, Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wahid, Kepala Basarnas Manokwari, Yefri Sabaruddin, tim doa, dan sejumlah pihak yang diklaim mengikuti proses pencarian, di Polda Papua Barat, Selasa (18/3/2025).
Isgunawan mengatakan, pencarian untuk menemukan Iptu Tomi Marbun yang dikabarkan hilang sejak 18 Desember 2024, belum membuahkan hasil meski sudah dilakukan pencarian selama 2 tahap dengan melibatkan berbagai pihak.
“Kami menggelar konferensi pers untuk menyampaikan apa upaya yang dilakukan untuk mencari Iptu Tomi Marbun. Kita bukan memberikan pressing, kita hanya menyampaikan situasi nyata di lapangan, perjuangan yang sudah dilakukan,” kata Kabid Humas.
Choiruddin Wahid pun menjelaskan, sebelum operasi senyap, terlebih dahulu dilakukan latihan menembak antara tim gabungan TNI-Polri di markas Batalyon 763 SBA Bintuni pada 13 Desember 2024 yang dipimpin Iptu Tomi Marbun.
Menurut dia, tim gabungan TNI-Polri melakukan operasi senyap dan berangkat memakai DIPA 2024 dengan jumlah 60 orang ditambah 5 operator drone TNI-AD dari Batalyon Kapuas, dan 2 warga sipil untuk tenaga bantuan operasi pada 15 Desember 2024.
Lanjut dia, tim gabungan melakukan perjalanan menuju titik lokasi Kali Biru melewati Gunung Meyerga. Setibanya di Kali Biru, tim tidak melanjutkan perjalanan, karena sudah malam dan gelap, sehingga memilih bermalam dan siaga di sekitar Kali Biru pada 16 Desember 2024.
Pada 17 Desember 2024, tim melanjutkan perjalanan menuju Kali Cempedak dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan. Setelah memastikan situasi aman, tim beristirahat menunggu petunjuk dari pimpinan.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 14.00 WIT, Iptu Tomi Marbun disebut meminta setiap tim perwakilan sebanyak 5 orang melakukan pemantauan di tepi Sungai Rawara.
Tim berangkat tanpa membawa perlengkapan yang lengkap, karena hanya memantau sampai sore hari dan bermalam di lokasi itu.
Pada 18 Desember 2024 sekitar pukul 06.00 WIT, tim gabungan berjumlah 20 orang dibagi menjadi 2 regu, dimana regu 1 berjumlah 12 orang melakukan penyeberangan basah, sedangkan regu 2 berjumlah 8 orang bertugas sebagai parameter di titik bermalam.
Kemudian, kata Kapolres, Iptu Tomi Marbun sebagai pimpinan tim memanggil TBO untuk menanyakan cara menyeberang.
“TBO saat itu menjawab takut menyeberang dengan cara berenang. TBO menyampaikan mereka tidak pernah berenang dengan cara berenang, kecuali menyeberang memakai perahu dayung, karena arus sungai deras dan di sungai itu ada buaya putih besar,” ungkap Choiruddin Wahid.
Lalu, kata Kapolres, Iptu Tomi Marbun memanggil Kanit Buser, Bripka Roland Manggapro dan menanyakan apa bisa menyeberang di aliran sungai tersebut.
Pertanyaan direspon dengan ragu, karena arus sungai sangat deras dan lebar. Namun, kata dia, Iptu Tomi Marbun bersikeras untuk menyeberangi kali dengan alasan perjalanan yang ditempuh sudah jauh dan harus berhasil membawa target DPO KKB keluar.
Bahkan, ungkap dia, Roland sempat tenggelam di tengah sungai, tetapi berhasil mengontrol diri dan bisa naik ke permukaan dan berusaha menuju landasan tanah dangkal.
“Roland ingin mengingatkan agar jangan ada yang menyeberang, tapi saat itu anggota yang berjumlah 5 orang dan 1 TBO sudah berenang menyeberangi kali, lalu saya menyampaikan ke Iptu Tomi Marbun dan rekan lain yang belum menyeberang untuk tidak menyeberang, karena kali saat itu arusnya sangat deras dan Roland hampir tenggelam,” kata Kapolres.
Setelah melihat personil lain berhasil menyeberang ke seberang kali, Roland memberikan isyarat tanda silang memakai lengan kepada personil untuk tidak lagi melakukan penyeberangan berikutnya.
Anggota yang terlanjur berada di seberang kali melakukan pemantauan di sebuah kebun yang diduga milik KKB dan mencari beberapa makanan, seperti pisang dan kasbi untuk persediaan makanan.
Menurut Kapolres, saat anggota melakukan pergerakan menuju kebun Marthen Aikinging, tiba-tiba terdengar 2 kali suara teriakan dari arah sungai, sehingga tim yang menuju lokasi kebun kembali ke arah sungai untuk mengecek apa yang terjadi.
Setelah tiba di lokasi atau tepi sungai, mereka melihat Iptu Tomi Marbun berada di tempat dangkal di tengah sungai dengan kondisi jatuh bangun serta melihat satu personel Brimob, Bripda Stefanus Dokainubun berenang ke tepi kali.
Melihat hal itu, Roland melompat ke kali sambil berteriak agar Iptu Tomi Marbun tidak bergerak ke mana-mana. Namun, saat berenang, Roland sempat terseret arus hingga tubuhnya tenggelam dan berusaha berenang mencari batang kayu dan menepi ke pinggir kali.
Sejumlah anggota TNI-AD tampak berusaha melompat ke Kali Rawara untuk memberikan pertolongan, tetapi celananya tersangkut di kayu hingga akhirnya Iptu Tomi Marbun tidak terlihat lagi di kali atau diduga hanyut terbawa arus Kali Rawara.
Anggota yang tidak melakukan penyeberangan melakukan penyisiran dan sebagian menyampaikan kepada tim yang ada di Kali Cempedak bahwa ada insiden hanyut tenggelam, sehingga tim di Kali Cempedak langsung menuju ke sekitar titik lokasi untuk melakukan penyisiran di sepanjang Kali Rawara dan menaikkan droine milik TNI-AD dalam upaya pencarian Iptu Tomi Marbun.
Saat itu, terdapat 7 orang yang berhasil menyeberang, melakukan parameter ke dalam untuk memastikan tidak ada gangguan dari kelompok KKB. Saat itu, anggota menemukan DPO Marthen Aikinging melakukan aktivitas di sekitar pondoknya dan terjadi penindakan.
Dengan kejadian itu, anggota TNI-AD menghubungi melalui HT satelit milik TNI-AD Danyon Kapuas 642 perihal insiden hanyut dan tenggelamnya Iptu Tomi Marbun saat melakukan penyeberangan di Kali Rawara.
Selanjutnya, Danyon menghubungi Kapolres Teluk Bintuni untuk menyampaikan kejadian itu. Dari informasi ini, Kapolres dan anggota menuju Pospol Meyado dan menghubungi Wakapolres untuk memberitahukan istri Iptu Tomi Marbun jika sang suami mengalami insiden hanyut tenggelam saat menyeberangi Kali Rawara.
Kapolres kemudian berkoordinasi dengan Danyon Kapuas 642 Meyado untuk meminta bantuan mencarikan longboat sebanyak-banyaknya dengan tujuan mengangkut tim pencarian ke titik lokasi hanyut atau tenggelamnya Iptu Tomi Marbun.
Selain itu, Choiruddin mengaku memerintahkan Kapospol Meyado mencarikan longboat yang disewa untuk kegiatan pencarian. Longboat yang berhasil didapat dan digunakan hanya 3 longboat, karena daerah yang akan dituju merupakan wilayah zona merah atau markas Kodap IV Sorong Raya pimpinan Deni Mos dan terisolir.
Di hari yang sama, sekitar pukul 14.00 WIT, Kapolres dan tim pencarian tiba di Pos Kotis Meyado TNI-AD menyiapkan longboat dan logistik dan pada pukul 16.00 WIT, Kapolres dan Danyon 642 Kapuas dan tim pencarian tiba di Pos Rawara milik TNI-AD untuk melakukan pencarian.
Namun, tim tidak bisa menyusuri Kali Rawara karena hujan dan aliran kali banjir serta arus sangat deras, sehingga tim memutuskan untuk berangkat keesokan harinya, 19 Desember 2024 sekitar pukul 06.00 WIT.
Pada 20 Desember 2024 sekitar pukul 06.00 WIT hingga pukul 11.00 WIT, TNI, Polri, dan Basarnas melakukan pencarian di sekitar titik hanyut dan sekitar 3 km ke arah sebaliknya. Dengan kondisi bahan makanan dan bahan bakar cadangan menipis, sehingga tim memutuskan kembali ke Pos TNI Rawara.
Ia menambahkan, pada 21 Desember 2024, tim melakukan pencarian memakai helicopter Damai Cartenz, tetapi pihak dari keluarga atau ayah dari istri Iptu Tomi Marbun, AKP Purn Gelora Tarigan membawa 3 tim doa untuk melakukan ritual di titik hanyut.
Maka dari itu, diputuskan personil dikurangi 4 orang untuk menemani dan mengawal 3 tim doa untuk melakukan ritual serta pencarian di titik hanyut atau tenggelam.
Pada 22 Desember 2024, sekitar pukul 06.00 WIT, salah satu tim doa dari pihak keluarga melihat ada sekumpulan burung terbang secara mendadak. Menurut kebiasaan orang asli Papua, jika dalam hutan burung terbang secara kaget, maka diduga ada orang di sekitar burung tersebut.
Berdasarkan itu, 3 anggota yang melakukan pengawalan melakukan pengecekan langsung di sekitar burung terbang. Lalu, salah satu personil, Bripda Henry Sebaru melihat 2 orang memakai baju singlet berada di lokasi burung terbang.
Dengal informasi itu, Choiruddin memutuskan tim bersama perwakilan keluarga dan tim segera meninggalkan lokasi Bifak dan menghubungi Pos Kotis Mayado memakai HT satelit milik TNI-AD agar segera dijemput di titik koordinat yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari titik Bifak yang sudah ditentukan tim.
Dirinya pun memaparkan tentang proses pencarian pada 23, 24, 25, dan 26 Desember 2024. “Pencarian sudah kita lakukan semua metode. Yang belum kita lakukan dengan metode menyelam. Namun dari kemarin, kita sudah mencari, tapi tidak ada yang mampu, karena selain arus kuat dan air kali kabur, lokasi tersebut juga tidak ada yang mampu melakukan penyelaman,” ungkap Kapolres.
Dirinya mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Basarnas, tapi mereka juga tidak bisa dan menyampaikan semua penyelam belum mempunyai kualifikasi menyelam di daerah air kabur dan sungai yang mempunyai arus kencang.
Ditambahkannya, pada 27 Desember 2024 pukul 10.30 WIT, Karo Ops Polda Papua Barat, Kombes Pol. Bagio Hadi Kurniyanto dan rombongan melakukan kunjungan di Pospol Meyado, Distrik Meyado.
Setelah melakukan peninjauan, Karo Ops dan rombongan menggunakan helicopter Bell 412 EP duk Ops Damai Cartenz kembali menuju Bintuni dengan melakukan penyusuran Kali Rawara melalui jalur udara.
Pada 28 Desember 2024 pukul 19.00 WIT bertempat di Pos Kotis Meyado, dilakukan pertemuan antara pihak keluarga, AKP Purn Gelora Tarigan dan para saksi dari TNI-Polri yang berada saat insiden Iptu Tomi Marbun hanyut terbawa arus Kali Rawara.
“Setelah mendengar penyampaian dan kronologis kejadian, pihak keluarga menyampaikan terima kasih atas upaya pencarian dan mengaku akan menjelaskan ke pihak keluarga yang lain tentang kejadian yang terjadi dengan adanya berita yang simpang siur,” kata dia.
Ia mengungkapkan, kesimpulannya, pencarian tahap pertama dilakukan tim gabungan TNI dan Polri selama 14 hari, mulai 18-31 Desember 2024.
“Setelah itu, kita lanjutkan lagi pencarian tahap kedua selama 7 hari, mulai 27 Januari hingga 2 Februari 2025,” kata Kapolres.
Barang Milik Iptu Tomi Marbun
Kabid Humas menambahkan, terkait barang milik Iptu Tomi Marbun, seperti handphone, rompi dan helm anti peluru yang masih ada, karena dilepas saat penyeberangan.
Menurutnya, itu dikuatkan dengan video yang ditayangkan keluarga saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR-RI, dimana dalam video tersebut memperlihatkan Iptu Tomi Marbun dan sejumlah personil melakukan penyeberangan tanpa perlengkapan.
“Pertimbangannya kenapa dilepas, mungkin jika menyeberang dengan perlengkapan akan mengganggu penyeberangan,” katanya.
Briptu BE selaku saksi mengungkapkan, sebelum melakukan penyeberangan, seluruh personil yang ikut melakukan penyeberangan dengan cara berenang, melepas semua perlengkapannya.
Setelah dilepas perlengkapannya, dititipkan ke personil yang tidak ikut melakukan penyeberangan atau stand by di pos.
“Jadi itu, kenapa perlengkapan Iptu Tomi Marbun masih ada karena memang dilepas dan bukan hanya beliau, semua personil yang ikut menyeberang dengan cara berenang saat itu melepas semua perlengkapannya dan dititipkan di personel yang stay by di pos,” kata Briptu BE. [AND-R1]