Manokwari, TP – Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari, Yan C. Warinussy, SH mendesak Kapolri dan Panglima TNI memberikan akses bagi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk melakukan investigasi terhadap kematian warga sipil, Marthen Aikingging dalam operasi ke wilayah Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni pada 15 Desember 2024.
Selaku advokat dan pembela hak asasi manusia (HAM), sebut Warinussy, kendati ada tuduhan terjadi peristiwa tembak-menembak, tetapi demi kepentingan pembuktian secara hukum berlandaskan prinsip HAM, maka LP3BH mendesak Komnas HAM untuk mengungkap fakta dari peristiwa Moskona Barat tersebut.
Selain itu, tambah Warinussy, selain AKBP Choiruddin Wahid sebagai mantan Kapolres Teluk Bintuni yang diperiksa akibat dari operasi ini, Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Johnny E. Isir perlu dimintai pertanggungjawaban terkait komandonya.
“Menurut kami, sebagai pimpinan tertinggi Polri di Polda Papua Barat yang membawahi langsung Polres Teluk Bintuni, sudah saatnya Kapolda turut dimintai pertanggungjawaban dari sisi komando pasukan,” tulis Warinussy dalam press release yang diterima Tabura Pos via WhatsApp, kemarin.
Akibat dari operasi tersebut, akhirnya menyebabkan ‘hilangnya’ seorang Bhayangkara terbaik, Iptu Tomi S. Marbun yang juga Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni.
Diutarakan Warinussy, menurut saksi bernama Silas Meyem, ketika itu pada 18 Desember 2024 pagi hari, saksi mendengar bahwa pasukan yang dipimpin Iptu Tomi Marbun sempat menerbangkan 1 unit drone ke arah seberang Kali Rawara.
“Tepatnya di mana diduga ada rumah kebun milik Marthen Aikingging yang konon merupakan target dari operasi tersebut,” jelas Warinussy.
Singkat cerita, sambung Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari ini, enam (6) anggota Resmob, Brimob, dan TNI, diperintah menyeberang sungai Rawara yang sedang banjir diikuti saksi Silas Meyem sebagai penunjuk jalan.
Ia mengutarakan, belakangan Silas Meyem melihat Iptu Tomi Marbun turun ke sungai Rawara dan berusaha menyeberang sendiri tanpa di-back up anggota lain.
Lanjutnya, Iptu Tomi Marbun terlihat berenang tanpa helm dan tanpa seutas tali pun, lalu terlihat mulai terbawa arus dan hingga hari ini tidak ditemukan jejaknya.
“Sedikit menimbulkan tanda tanya karena rompi dan hp-nya ditemukan dan sudah dikembalikan kepada istrinya?,” terang Direktur Eksekutif LP3BH ini.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Ongky Isgunawan mengakui tim internal dari Mabes Polri sudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait hilangnya mantan Kasat Reskrim, Iptu Tomi S. Marbun untuk disampaikan ke Kapolri.
Diungkapkan Isgunawan, tim sudah meminta keterangan terhadap sejumlah personil yang ikut serta dalam operasi senyap pengejaran kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang mengakibatkan hilangnya Iptu Tomi Marbun, diduga akibat terseret arus di Kali Rawara, Kabupaten Teluk Bintuni pada 18 Desember 2024 lalu.
Selain meminta keterangan dari para personil tersebut, jelas Kabid Humas, tim yang terdiri Irwasum Polri, Div Propam, dan Ketua Harian Kompolnas sudah beraudiensi dengan Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Johnny E. Isir dan jajarannya, Jumat 21 Maret 2025.
“Tim internal Mabes Polri tiba hari Jumat. Tim sudah mengambil keterangan personil yang turut dalam operasi senyap, tetapi untuk prajurit TNI, belum,” kata Isgunawan kepada wartawan di Polda Papua Barat, Senin (24/3).
Ia menambahkan, tim sempat bergerak ke lokasi kejadian keesokan harinya, Sabtu, tetapi tidak melanjutkan perjalanan ke tempat kejadian perkara (TKP), karena terjadi banjir akibat curah hujan yang tinggi di lokasi. [*TIM2-R1]