Manokwari, TP – Bupati Manokwari, Hermus Indou memastikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari tetap berkomitmen untuk pengembangan Bandara Rendani, dengan menjalin komunikasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Termasuk terakhir tentang desain terminalnya. Puji Tuhan, nanti terminal kita ada empat atau lima garbarata dengan bangunan dua lantai,” kata Indou kepada para wartawan di salah satu resto, beberapa waktu lalu.
Ia mengaku Pemkab terus menyiapkan kebutuhan lahan dalam rangka pengembangan Bandara Rendani.
“Efisiensi anggaran itu kebijakan Pemerintah Pusat terkait infrastruktur lain, tapi kewajiban pemda wajib menyediakan lahan,” jelas Indou.
Diutarakannya, Pemkab sesuai rencana akan melakukan pembayaran pembebasan lahan untuk pembangunan jembatan alihtrase jalan dengan harapan dalam jangka waktu 3 tahun, jembatan permanen bisa dibangun.
“Alihtrase setelah Idul Fitri, saya dengan pak wakil akan melakukan tahap pembayaran untuk tahap pertama, sehingga harapannya, jembatan alihtrase bisa dibangun tahun ini juga,” ungkapnya.
Bupati menambahkan, pembayaran bagi bidang yang berada dalam Bandara, Pemkab memberikan biaya kerohiman berupa uang sewa selama 1 tahun, biaya akomodasi barang, dan sebagainya.
“Yang ganti rugi itu yang di luar Bandara, tapi kita akan pengadaan langsung atau bayar langsung kepada pemiliknya di situ, karena lokasi kurang dari lima hektar,” tandas Indou.
Branding Kota Manokwari
Di samping itu, Indou memastikan nama bandara tetap Rendani. “Nama Bandara Rendani Manokwari sampai hari ini belum berubah,” kata Indou.
Diakuinya, memang ada beberapa nama yang disiapkan untuk mengganti nama bandara, tetapi masih sebatas wacana.
Diakui Bupati, dirinya akan menyiapkan dan mengusulkan perubahan nama Bandara Rendani menjadi Bandara Otto Geisler.
“Saya bilang Manokwari sebagai pusat peradaban, alangkah baiknya diberi nama Bandara Ottow Geisler, akan lebih diterima,” kata Indou.
Menurutnya, usulan perubahan nama Bandara Rendani menjadi bandara Otto Geisler, bukan masalah diskriminasi agama, tetapi semata-mata hanya untuk branding Kota Manokwari supaya lebih terkenal.
“Selain itu untuk mengabadikan pembangunan di Kota Manokwari sebagai tanah peradaban di tanah Papua,” tandas Indou. [SDR-R1]