Manokwari, TP – Sekolah Menengah Atas Kristen Yayasan Anu Beta Tubat (SMA Kristen YABT) Manokwari, melaksanakan ujian akhir sekolah (UAS) tahun ajaran 2024-2025, masih dengan sistem manual atau dengan kertas sebagai lembar jawaban siswa.
Rupanya, letak sekolah yang berada di dalam kota Manokwari, tepatnya di belakang Taman Makam Pahlawan (TMP) Sanggeng, tidak membuat sekolah tersebut selalu tersentuh dengan bantuan.
“Pelaksanaan ujian akhir sekolah masih secara manual tahun ini diikuti sebanyak 61 siswa peserta dan hari ini berjalan dengan baik sampai hari Sabtu,” kata Kepala SMA Kristen YABT Manokwari, Kristian Barapadang kepada Tabura Pos usai menerima kunjungan Bupati Manokwari dan rombongan, Rabu (9/4/2025).
Diungkapkannya, keinginan dari pihak sekolah dapat melaksanakan UAS dengan sistem komputerisasi, namun keterbatasan membuat keinginan itu belum bisa diwujudkan.
“Sebenarnya rencana kami mau beli komputer namun keterbatas, ruangan, alatanya belum lengkap makanya kami melaksanakan secara manual,” ungkapnya.
Dikatakannya, SMA Kristen YABT Manokwari sudah memiliki satu ruangan laboratorium komputer, akan tetapi belum terisi dengan komputernya.
“Satu Lab minimal bisa diisi 21 komputer. Tahun ini kami dapat bantuan UKS, rehab dua kelas dan satu ruangan laboratorium. Jadi, untuk tahun depan mudah-mudahan pihak dinas meningkatkan lagi dengan melengkapi Lab dengan isi komputernya di dalam,” terangnya.
Menurut Barapadang, kualitas pendidikan di SMA Kristen YABT Manokwari tidak kalah dengan sekolah lainnya. Karena, mayoritas tenaga pengajar atau guru di sekolah tersebut adalah pegawai negeri sipil yang sudah memiliki pengalaman.
“Jumlah guru ada 12 yang PNS dan yang honor ada 2 saja. Jadi, sekolah ini kalau dilihat dari segi kualitas guru sudah lumayan dan sekolah ini sudah akreditasi A sehingga tidak beda jauh dengan sekolah negeri yang lain,” bebernya.
Dia mengungkapkan, jumlah siswa mulai dari kelas 10, kelas 11, dan kelas 12 sebanyak 168 siswa lebih dengan tujuh ruang kelas belajar dan jurusan IPA dan IPS.
“Kalau kelas 10 itu sudah mengikuti kurikulum merdeka dan kelas 12 ini adalah terakhir menggunakan kurikulum 2013,” pungkasnya.
Kepsek SMA Kristen YABT Manokwari ini menambahkan, sekolah yang dipimpinnya berada di dalam kota dengan 99 persen siswa merupakan anak-anak Papua. Sehingga, membutuhkan perhatian bersama untuk mengangkat kualitas mereka.
“Harapan kami ke depan banyak masyarakat yang mau memasukan anaknya sekolah di sini. Karena di sini ada tujuh kelas,” pungkasnya.
Sementara, Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengakui
pelaksanaan UAS di SMA Kristen YABT Manokwari masih secara manual.
Hermus memastikan, tahun depan pemerintah daerah akan melengkapi sekolah tersebut dengan komputer. Sehingga, pada ujian selanjutnya bisa dilaksanakan secara komputerisasi sama halnya dengan sekolah lain.
“Saya sebagai bupati bertanggung jawab terhadap pendidikan di Manokwari dan itu akan segera kita penuhi untuk tahun depan, sehingga tahun depan tidak ada sekolah yang melaksanakan ujian secara manual, tetapi semua berbasis komputer,” jelas Bupati kepada wartawan diakhir pemantauannya di SMA Negeri 1 Manokwari, kemarin. [SDR-R4]