Sorong, TP – Wali Kota Sorong, Septinus Lobat merilis tiga perahu gratis, bertempat di Halte Pelabuhan Doom, Rabu (9/4/2025).
Hal itu diupayakan sebagai komitmen peningkatan mutu layanan pendidikan, yang juga selaras dengan janji kampanye pada Pilkada November 2024 lalu.
Dikatakan Lobat, perahu gratis tersebut akan dimanfaatkan bagi para guru untuk menyeberang dari/ dan menuju lokasi sekolah di beberapa pulau. Diantaranya Pulau Doom, Pulau Sop dan Pulau Raam.
“Program ini adalah realisasi dari salah satu program prioritas 100 hari kerja Wali Kota Sorong. Sehingga saya bersyukur kepada Tuhan, sebab program prioritas dalam janji kampanye bisa diwujudkan satu per satu,” ujar Lobat kepada wartwan.
Program tersebut bertujuan ntuk menjawab permasalahan yang kerap kali dialami oleh para tenaga pendidik di kepulauan. Di mana, mereka sering kali kesulitan dalam mobilisasi menuju dan pulang dari tempat tugas karena keterbatasan moda angkutan laut.
“Di samping kadang armada taksi laut susah, tetapi juga biayanya cukup tinggi. Oleh karena itu kiranya dengan program yang ada, bisa menjawab kendala yang ada. Para guru bisa naik perahu ini gratis setiap hari,” sambung Lobat.
Bukan saja bagi para guru, armada tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh pegawai, maupun pelajar yang hendak menuju ke tiga pulau tersebut. Dengan demikian, maka efisiensi waktu dan biaya juga akan semakin hemat tanpa harus menggunakan transportasi komersial yang tidak pasti jadwalnya.
Untuk kebutuhan operasional tiga unit kapal tersebut, Pemerintah Kota Sorong telah mengalokasikan anggaram sekitar Rp 18–20 juta per bulan.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Arby Mamangsa menambahkan, saat ini ada sebanyak 78 guru yang bertugas di tiga pulau tersebut. Dengan rincian 46 guru di Pulau Doom, 14 guru di Pulau Sop dan 18 guru di Pulau Raam. Artinya, program tersebut tentu akan memberikan dampak langsung terhadap para guru.
“Program ini tentunya akan memberikan dampak terhadap peningkatan mutu pendidikan di wilayah kepulauan, karena gurunya sudah lebih mudah mobilitasnya. Jadi, kalau dulu banyak keluhan tentang keterlambatan guru yang berdampak langsung pada proses belajar mengajar di sekolah, sekarang jangan sampai terjadi lagi,” imbuh Arby. (CR24)