Manokwari, TP – Bagi umat Islam, saat sekarang ini berada di bulan Syawal 1446 Hijriah. Bersamaan dengan itu, saudara umat Kristen juga merayakan hari Paskah.
Dua perayaan dari agama berbeda pada satu momen merupakan hal indah luar biasa dimanfaatkan untuk meningkatkan saling menghargai antar umat beragam dan meningkatkan silaturahmi.
Sekaitannya dengan itu, Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono menguntarakan, perayaan Paskah 2025 yang bertepatan di bulan Syawal 1446 hijriah menjadi momen yang tepat untuk mempererat toleransi dan kerukunan umat beragama.
“Perayaan Paskah bagi umat Nasrani yang bertepatan di bulan Syawal, saat umat Muslim saling bermaaf-maafan dengan mengadakan Halal Bi Halal menjadi momen yang indah untuk saling memupuk toleransi di Kabupaten Manokwari,” tutur Mugiyono kepada wartawan setelah hadiri Halal Bi Halal Ikatan Kerukunan Keluarga Pasundan (IKKP) Manokwari, di Amban, Sabtu (19/4/2025).
Dirinya mengajak seluruh umat beragama di Kabupaten Manokwari untuk saling menghargai dan menunjukan rasa toleransi.
Wabup Manokwari ini bahkan mengimbau kepada umat Islam yang ingin mengadakan Halal Bi Halal agar tidak bersamaan dengan ibadah Paskah atau sebaiknya mendahulukan ibadah bagi umat Kristiani.
“Ormas Muslim yang melaksanakan Halal Bi Halal, saya imbau memilih waktu dan tempat yang tidak bersamaan atau berdekatan dengan ibadah Paskah, baik hari pertama maupun hari kedua,” ujar Mugiyono lebih lanjut.
Mugiyono mengungkapkan, sebagai daerah yang heterogen, kerukunan umat beragama menjadi hal yang penting dan vital bagi jalannya roda pembangunan tidak hanya bagi Kabupaten Manokwari tapi juga bagi Pemprov Papua Barat.
Selain Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua Barat, secara historis, Manokwari juga merupakan tempat pertama kalinya agama Kristen disebarkan di Tanah Papua.
“Dengan adanya rasa saling menghargai, saling mentolerir antar umat beragama dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan menciptakan ketertiban masyarakat,” tukasnya.
Mugiyono menambahkan, jika rasa kebersamaan antar warga terus dipupuk maka kondisi daerah menjadi tentram, damai, dan aman. Dengan begitu pemerintahan dapat berjalan lebih laju, cepat dan menciptakan kesejahteraan seluruh warga Manokwari.
“Jika tidak ada keharmonisan, tidak ada toleransi, di Manokwari pasti akan mengganggu roda pemerintahan untuk melayani masyarakat,” tukasya. [SDR-R4]