Manokwari, TP – SMP Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) 1 Manokwari, mulai berbenah lebih maju. Sekolah yayasan yang membawa pendidikan di tanah Papua ini, saat ini sudah mulai bersaing dengan sekolah lainnya.
Kemajuan SMP YPK 1 Manokwari itu, terlihat dengan sudah mulainya penerapan sistem Computer Basis Test (CBT) dalam pelaksanaan ujian akhir sekolah (UAS).
Kepala SMP YPK 1 Manokwari, Kadam Yuliana menuturkan, sekolah yang dipimpinnya mulai melaksanaan UAS dengan berbasis CBT sudah sejak 2023. Sebelumnya, pelaksanaan UAS selalu secara manual.
“Pelaksaan ujian dengan berbasis komputer sudah sejak dua tahun lalu (2023) sampai sekarang. Sebelumnya masih manual,” kata Yuliana kepada Tabura Pos setelah menerima kunjungan Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono, di sekolahnya, Rabu (7/5/2025).
Dijelaskannya, SMP YPK 1 Manokwari saat ini memiliki laboratorium komputer dengan isi sebanyak 25 unit. Komputer-komputer itu merupakan bantuan dari yayasan.
“Lab kami ada 22 komputer. Kami mendapatkan bantuan 22 komputer dari yayasan, Bapak Nataniel Mandacan kebetulan beliau wakil ketua BP YPK,” terangnya.
Diungkapknnya, sejauh ini belum ada bantua komputer dari pemerintah daerah (Pemda) Manokwari kepada SMP YPK 1 Manokwari.
“Belum ada (dari pemerintah derah Manokwari), rencana mau dikasih tapi sampai saat ini belum ada,” tukasnya.
Menurutnya, SMP YPK 1 Manokwari membutuhkan tambahan setidaknya 40 komputer untuk menjawab kebutuhan anak-anak, karena jumlah siswa kelas 3 rata-rata sebanyak 79 anak.
Kadam Yuliana menmbahkan, proses pelaksanaan UAS tahun 2025 bagi anak-anak yang tidak memiliki handphone android akan menggunakan komputer sekolah.
“Yang ikut ujian sekarang 79 anak dan yang tadi di lab komputer yang tidak punya HP android,” tukasnya.
Terpisah, Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono meminta pihak sekolah terus menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah.
“Memang ada kekurangan tadi di SMP YPK ruangan dan komputer. Nanti kami sampaikan ke Pak Bupati karena kebetulan kita (Pemkab Manokwari) sudah melaksanakan Musrenbang,” jelas Mugiyono kepada wartawan di SMP Yapis Manokwari, kemarin.
Meskipun demikian, Mugiyono mengatakan ruang mengajukan permohonan bantuan kepada Pemkab Manokwari tetap masih ada. Apalagi, yayasan adalah sekolah tertua yang berkontribusi terhadap pendidikan di tanah Papua.
“Intinya pihak sekolah pro aktif berkomunikasi, karena kalau sekolah swasta agak lebih luas, bisa komunikasi dengan yayasan, orang tua, dan minta bantuan ke pemerintah. Tentu pemerintah akan membantu dengan kemampuan keuangan daerah,” tukas Mugiyono. [SDR-R4]