Maybrat, TP – Komandan Batalyon (Danyon) Ayosami dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap IV Sorong Raya, Yeremias Foumair menyatakan ikrar setia kepada NKRI di Kampung Fuog, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Kamis (15/5).
Kapendam XVIII Kasuari, Kolonel Inf. Syawaluddin Abuhasan menjelaskan, keputusan ini diambil setelah bertahun-tahun hidup dalam pelarian bersama kelompok separatis bersenjata di Maybrat.
Menurutnya, kegiatan ini dipimpin Dansatgas 501 BY, Letkol Inf. Yahya Wisnu Aryanto, disaksikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Maybrat, Mellianus Saa, saudara kandung, Cosmas Foumair, para tokoh masyarakat, dan kepala kampung setempat.
Untuk aparat, Danyon Ayosami mengaku kerinduannya kembali kepada keluarga, terutama istri dan anak-anak, menjadi alasan utama dirinya meninggalkan perjuangan bersenjata dan memilih kembali ke pangkuan NKRI.
“Saya rindu bertemu istri dan anak-anak saya. Saya bosan hidup di hutan penuh ketakutan dan penderitaan. Sekarang saya sadar, jalan kekerasan tidak membawa perubahan,” ungkapnya, seperti dikutip Kapendam dalam press releasenya, kemarin.
Dansatgas 501 BY menambahkan, beberapa hari sebelumnya, sudah dilakukan setia NKRI kepada istri yang bersangkutan. Diutarakannya, kehadiran Satgas TNI untuk membantu masyarakat, sehingga masyarakat harus mendukung, khususnya pemerintah dalam meningkatkan pembangunan di kampung tersebut.
“Saatnya kita melakukan perubahan dan selamat datang kepada Yeremias Foumair dan tentu yang bersangkutan ingin hidup tenang dan damai, bisa beraktivitas dan tinggal bersama keluarga tercinta. Sekali lagi, terima kasih atas kesungguhan hatinya karena ingin kembali ke pangkuan NKRI,” ungkapnya.
Sedangkan Mellianus Saa mengutarakan, Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, agama apapun mengajarkan untuk kebaikan. Kehadiran pemerintah di sini untuk masyarakat yang dikendalikan oleh aturan dan perundang-undangan.
“Kami memberi apresiasi sebesar-besarnya untuk Satgas Yonif 501 BY yang telah memanusiakan manusia. Masyarakat yang tinggal di hutan atau dusun dapat kembali ke pangkuan NKRI. Satgas 501 BY ini lain dari yang lain, dimana mereka bisa melakukan pendekatan kepada saudara kita yang di hutan bisa kembali ke kampung atau pangkuan NKRI. Hal ini juga karena adanya kebersamaan kita dalam komunikasi yang baik,” paparnya.
Dirinya mengajak masyarakat untuk menjaga kamtibmas bersama-sama dan terhadap Yeremias Foumair diminta hidup dengan baik, tidak lagi melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan rasa syukur itu harus diteladani, sehingga ada kehidupan yang baik.
Yeremias Foumair juga diminta memberikan tanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya, termasuk kepada para tokoh yang ada.
“Kita terus imbau agar saudara-saudara kita yang masih ada di dalam hutan, mari kita ajak kembali turun. Hidup di hutan itu tidak ada enaknya, yang ada hanya penderitaan,” jelasnya.
Melianus Saa juga berharap masyarakat selalu menyatukan hati untuk terus berkolaborasi bersama Satgas, tidak boleh lagi ada pikiran atau niat kembali ke hutan.
Selain itu, apabila ada informasi-informasi dari dalam hutan, segera melapor ke pos agar bisa dibantu dan lain sebagainya.
Proses penyerahan diri dilakukan secara sukarela dan difasilitasi aparat TNI dan Polri serta pemda setempat.
Dalam ikrarnya, Danyon Ayosami menyatakan kesiapannya untuk hidup damai dan berkontribusi dalam pembangunan bersama masyarakat lain. Lewat ikrar ini, pemerintah menyatakan bahwa pintu terbuka bagi siapapun yang ingin kembali ke NKRI dan meninggalkan aktivitas separatis. [*AND-R1]
