Manokwari, TP – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2025, para relawan lingkungan di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat memungut sampah di perairan Teluk Doreri dan Sawaibu, Sabtu (31/5/2025).
Kegiatan diprakarsai Yayasan Anak Air Pulau Papua ini memungut sampah pada 2 titik, yakni dari pantai BLK, Sanggeng. Relawan memakai perahu untuk mengumpulkan sampah plastik di perairan Teluk Doreri dan Teluk Sawaibu, kemudian berlanjut di pantai Pasir Putih.
Dari kegiatan ini, terkumpul 1,7 ton sampah plastik, dari BLK dengan menyisir perairan di Pasar Ikan, Wirsi, Borobudur, Pelabuhan Anggrem menuju Pulau Lemon/Nusmapi.
Terlihat banyak sampah plastik di Pulau Lemon yang menumpuk di pinggir pantai. Sampah ini adalah kiriman yang dibawa ombak. Dari Pulau Lemon, puluhan perahu diiringi suling tambur menuju ke Pasir Putih untuk melanjutkan aksi serupa.
Sampah plastik yang dipungut, kemudian dikumpulkan di Pasir Putih untuk ditimbang, lalu dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Arfai, Manokwari.
Ketua Yayasan Anak Air Pulau Papua, Yan Rumbewas mengatakan, aksi peduli lingkungan diikuti 43 komunitas, dari 46 komunitas yang mendaftar dengan jumlah 430 peserta ditambah personil TNI, Polri, dan Basarnas.
Ia menjelaskan, aksi peduli sampah dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, selaras dengan tema #BeatPlasticPollution atau mengatasi polusi plastik.
Sampah plastik merupakan masalah utama yang harus dihentikan, sehingga dengan aksi nyata dari ratusan relawan ini, diharapkan bisa memantik kesadaran masyarakat di Manokwari dan Papua Barat dalam mengelola sampah plastik.
Di hadapan para pemangku kepentingan dan ratusan relawan lingkungan, Rumbewas menitipkan sejumlah pesan. Pertama, ia meminta agar para pemangku kepentingan bisa mencari regulasi untuk memecahkan masalah sampah.
Kedua, meminta penegakan Perda Nomor 12 Tahun 2016 tentang pengelolaan sampah dan ketiga, meminta pemerintah memperhatikan saluran air yang mengarah ke laut, sehingga sampah tidak langsung hanyut ke laut serta meminta pemerintah membantu memfasilitasi kegiatan serupa agar berkelanjutan.
Di akhir sambutan, Rumbewas mengapresiasi relawan yang antusias dan bersemangat memungut sampah meski cuaca hujan deras.
Ketua Komite III, DPD-RI, Filep Wamafma mendukung aksi ini dan mengajak masyarakat menghargai lingkungan dengan tidak membuang sampah secara sembarangan.
Dikatakan Wamafma, warga yang datang ke Manokwari, yang dilihat pertama adalah kebersihan. Untuk itu, ia menyarankan Dinas Pariwisata dibagi dua, sehingga ada yang mengurus spot wisata di darat dan mengurus di bagian laut.
Wamafma juga mengajak pemerintah, seluruh instansi, dan masyarakat bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, dimulai dari sekitarnya, sekaligus berharap komunitas lingkungan bisa masuk ke lingkungan kampus.
“Pasir Putih adalah salah satu objek wisata yang berada di pusat Kota Manokwari. Kemudian, ada Teluk Cenderawasih dan masih ada destinasi wisata lain yang perlu kita dorong supaya setelah Raja Ampat, kita tidak kehilangan objek wisata,” harap Wamafma.
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Legius Wenimbo mengapresiasi aksi nyata pelestarian lingkungan dalam aksi pungut sampah yang diinisiasi Yayasan Anak Air Pulau Papua.
Dikatakannya, Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah memontum merefleksikan diri untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata pelestarian lingkungan, salah satunya aksi pungut sampah.
Menurut Wenimbo, hal ini menjadi kontribusi besar dalam mengatasi polusi sampah plastik yang menjadi isu dunia dalam meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan hidup.
Ia menambahkan, Provinsi Papua Barat yang sudah ditetapkan sebagai Provinsi Konservasi mempunyai tanggung jawab besar terhadap pelestarian lingkungan.
Untuk itu, ia mengajak semua pihak dan masyarakat bersama-sama menjaga Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi dan menjaga kelestarian lingkungan dari kebiasaan hidup sehari-hari sampai mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan. [RYA-R1]