Manokwari, TP – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat menyerahan santunan dukacita senilai Rp. 500 juta kepada 20 keluarga korban banjir dan tanah longsor di Kampung Jim Meyes, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf).
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan mengatakan, secara pribadi, keluarga, kepala suku besar Arfak tetapi juga sebagai gubernur Papua Barat disampaikan turut berdukacita atas terpanggilnya 20 keluarga atas bencana banjir dan longsor di Kampung Jim Meyes.
Dikatakan Mandacan, hari ini (kemarin) Pemprov Papua Barat hadir dalam rangka memberikan bantuan santunan dukacita bagi keluarga yang ditinggalkan.
“Kiranya bantuan ini tidak dilihat dari ini besar kecilnya. Tetapi, ini adalah bentuk kepedulian dan perhatian dari pemerintah bagi keluarga yang mengalami dukacita atas terjadinya musiba banjir dan longsor,” kata Mandacan dalam sambutannya di salah satu hotel di Manokwari, Kamis (19/6/2025).
Untuk itu, lanjut Mandacan, santunan ini akan diserahkan secara simbolis bagi keluarga yang hadir sementara keluarga yang tidak sempat hadir sudah ada alamatnya, maka akan segara dikirimkan ke alamat masing-masing keluarga yang duka.
Mandacan yang juga Kepala Suku Besar Arfak berharap, bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Mungkin ada anak-anak yang ditinggalkan dapat digunakan untuk biaya sekolah tetapi juga biaya pengobatan jika ada yang sakit.
Pada kesempatan itu, gubernur juga menyampaikan appresiasi dan terima kasih terhadap pihak-pihak yang turut berkontribusi, baik masyarakat kampung, Kodam XIII Kasuari, Polda Papua Barat tetapi juga BPBD Provinsi dan Kabupaten serta Basarnas.
“Dari bantuan dan partisipasi pihak-pihak tersebut, akhirnya dari 20 keluarga kita temukan 16 jenazah dan 4 jenazah belum ditemukan kita berdoa agar Tuhan menerima mereka disisiNya tetapi juga Tuhan kuatkan iman bagi keluarga yang ditinggalkan,” harap Mandacan.
Ia menambahkan, ketika kejadian banjir dan longsor dirinya sedang melaksanakan tugas ke Jakarta. Sehingga, saat musibah dirinya tidak dapat turun ke tempat kejadian.
“Tapi, 5 hari kemudian usai dari Jakarta barulah saya naik ke Kampung Jim Meyer dan bertemua dengan Dandim, Basarnas, Kapolres tetapi juga masyarakat kampung yang ada disana,” tandas Mandacan. [FSM-R5]