Manokwari, TP – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengirim 30 mahasiswa dan mahasiswi ke Kabupaten Manokwari untuk mengadakan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) 2025.
Di awal kegiatannya, para mahasiswa didampingi dosen pembimbing lapangan, drh. Woro D. Wendo yang bertemu Bupati Manokwari, Hermus Indou dan Wakil Bupati, Mugiyono di Sasana Karya Kantor Bupati Manokwari, Senin (23/6/2025).
Wendo mengatakan, KKN-PPM di Kabupaten Manokwari merupakan kali pertama bagi UGM, melibatkan 30 mahasiswa dan mahasiswi dari 18 fakultas.
“Bisa dibilang lengkap, karena dari 30 mahasiswa dan mahasiswi, terdapat perwakilan dari 18 fakultas dan sekolah vokasi yang ada di UGM,” ungkapnya.
Dijelaskannya, para mahasiswa ini akan berada di Manokwari sampai 8 Agustus 2025 untuk melaksanakan program pemberdayaan kampung yang berkelanjutan.
Program itu, kata Wendo, dilaksanakan melalui optimalisasi pengelolaan lingkungan dalam pengembangan sumber daya melalui pendekatan multi helix, mengikuti perkembangan di tanah Papua pada 3 kampung, yakni Kampung Aipiri, Bakaro, dan Kampung Susweni, Distrik Manokwari Timur.
Diungkapkannya, KKN-PPM 2025 menjadi yang terbesar sepanjang sejarah UGM, karena menerjunkan 8.038 mahasiswa dan mahasiswi ke 122 kabupaten dan kota, dari 35 provinsi, salah satunya di Kabupaten Manokwari.

“Semoga apa yang menjadi niat dan kerinduan dari teman-teman selama KKN di Manokwari bisa diperoleh dan dicapai dengan baik,” katanya seraya meminta dukungan pemda.
Sementara itu, Bupati Manokwari, Hermus Indou mengapresiasi langkah UGM yang menerjunkan mahasiswanya melaksanakan KKN-PPM di Manokwari.
Dirinya menilai KKN-PPM UGM mempunyai manfaat strategis yang besar terhadap masyarakat di 3 kampung untuk meningkatkan kreasi di bidang kesehatan, pendidikan, teknologi pertanian, ekonomi kreatif dan lingkungan hidup.
“KKN ini membantu pemda meningkatkan potensi dalam pelaksanaan pembangunan secara lebih rinci dan berbasis data lapangan,” kata dia.
Indou meyakini KKN ini bisa menjadi masukkan dan terobosan strategis terhadap kebijakan pembangunan kampung dan distrik secara partisipatif.
“Saya harap mahasiswa melaksanakan KKN dengan penuh kesungguhan, keikhlasan, dan empati sosial. Bangun komunikasi yang harmonis dengan masyarakat. Dengarkanlah mereka,” pinta Indou. [SDR-R1]