Manokwari, TP – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari mengintervensi stunting pada anak dan ibu hamil beresiko dengan program pemberian makanan tambahan (PMT).
Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono mengatakan, program PMT menjadi bagian dari 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Manokwari.
Dikatakannya, Pemkab Manokwari telah melakukan intervensi terhadap 108 ibu hamil berisiko dan 150 bayi di bawah umur dua tahun (baduta) melalui program PMT selama 90 hari.
Dijelaskannya, pada program tersebut, setiap anak mendapatkan PMT senilai Rp20.000 per hari. PMT diberikan berdasarkan menu yang disusun oleh ahli gizi dan dikelola oleh tim pendamping keluarga.
“Saat ini program PMT baru berjalan 60 hari,” kata Mugiyono saat menyerahkan makanan tambahan secara simbolis, bertempat di UPTD PPA, Jl. Pahlawan, Kamis (26/6/2025).
Dikatakannya, PMT melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat, untuk berkolaborasi dalam mengatasi masalah stunting, terutama bagi ibu hamil dan batuta dari keluarga berisiko.
Diharapkan, melalui kolaborasi lintas sektor, angka prevalensi stunting dapat diturunkan secara signifikan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak.
Sementara, Sekretaris Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua Barat, Yahya Rumbino mengatakan, fokus BKKBN dalam pencegahan stunting melalui program gerakan orangtua asuh anak stunting (Genting)
Di Papua Barat, kata dia, menargetkan 8.000 anak beresiko stunting memiliki orang tua asuh. Namun, baru tercapai 100 anak yang berada di Manokwari.
“Program orangtua asuh anak ini tidak menggunakan APBD ataupun APBN, sehingga kita harus mencari mitra dan stakeholder. Mungkin karena kurang sosialisasi sehingga baru tercatat 100 anak yang memiliki orangtua asuh,” ungkapnya.
Ia berharap ada semakin banyak pihak swasta maupun mitra di wilayah Papua Barat yang menjadi orangtua asuh agar target 8.000 anak bisa tersentuh semuanya. [SDR-R4]