Manokwari, TP – Orang tua berusaha keras untuk mencari uang agar anak-anaknya bisa bersekolah, namun ternyata lebih sulit untuk mendaftar masuk sekolah.
Demikian ungkapan yang disampaikan oleh salah satu orang tua murid yang merasa kecewa terhadap proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Pelajaran 2025/2026 di Manokwari.
Orang tua mengaku kecewa karena anaknya telah mengikuti pendaftaran SPMB secara online untuk masuk ke salah satu sekolah negeri. Meskipun sudah berhasil mendaftar namun saat pengumuman namanya tidak ada.
Orang tua kemudian mendatangi pihak Dinas agar diberikan penjelasan. Setelah diminta untuk mengumpulkan berkas dan pengumuman dikeluarkan oleh pihak Dinas, anaknya justru dimasukkan ke sekolah swasta.
Oleh karena itu, dirinya mengaku sangat kecewa karena selama ini orang tua telah berusaha keras untuk mencari uang agar anak-anaknya bisa bersekolah, namun ternyata lebih sulit saat mendaftar masuk sekolah.
“Kami tidak bisa paksakan anak kami sekolah di tempat lain nanti hasilnya tidak sesuai mereka jadi tidak semangat. Kita berupaya, saya tidak mau ribut tapi kami butuh kejelasan. Saya akan berusaha yang terbaik untuk anak saya,” kata salah satu orang tua yang tidak menyebutkan identitasnya kepada Tabura Pos di kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Kamis (03/07).
Sementara itu, salah satu orang tua murid, Rosa mengatakan, orang tua datang ke kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari atas inisiatif mereka sendiri.
Hampir seluruh orang tua kecewa terhadap proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun pelajaran 2025/2026.
Rosa menjelaskan bahwa sebelumnya anaknya melakukan pendaftaran secara online untuk masuk di SMA Negeri 1 Manokwari.
Setelah berhasil masuk dan mengisi formulir pendaftaran, muncul pemberitahuan selamat karena telah berhasil mendaftar. Namun pada saat pengumuman ditempel, setelah dicek nama anaknya tidak ada.
“Makanya orang tua berinisiatif ke Kantor Dinas untuk meminta penjelasan,” jelasnya.
Rosa mengaku dirinya bersama seluruh orang tua lainnya sangat kecewa terhadap pihak Dinas Pendidikan karena tidak ada satupun pihak dinas yang datang memberikan penjelasan kepada mereka.
Rosa berharap pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari hadir memberikan penjelasan dan solusi agar orang tua bisa mengambil sikap untuk masa depan anak mereka.
“Ini kita datang mereka tidak ada, katanya ada ikut peresmian SMA 4 tapi masa semua kesana, mereka tidak berpikir nasib ratusan orang tua disini yang berjuang untuk anaknya. Ini semua anak-anak Papua yang katanya kita harus majukan pendidikan tapi kenyataannya yang kepala dinas dan staf dinas tidak ada,” katanya.
Rosa menambahkan bahwa terkait persoalan ini, pihaknya sudah mengadu ke Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Papua Barat. Rencananya orang tua juga akan mengadu ke DPR dan mendatangi kantor Bupati Manokwari.
“Intinya Kita hanya butuh penjelasan, kalau memang kuota sudah penuh lalu di tutup, atau ada sistem verifikasi yang membutuhkan tahapan-tahapn tes lagi tidak jadi masalah. Tapi kenapa saat begini tidak berada ditempat. Kita belum tahu nasib anak kita mau kemana. Kalau misalkan tidak diterima di SMA 1 pasti kami kecewa karena kita sudah berhasil mendaftar online. Ini anak-anak Papua jangan sampai mereka akhirnya tidak sekolah. Kita minta semua pihak yang berkepentingan bekerja dengan baik dan takut akan Tuhan,” tegasnya.
Dari pantaun Tabura Pos, puluhan orang tua murid kembali mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari yang berlokasi di Jalan Pahlawan Sanggeng Manokwari, Kamis (03/07).
Mereka menyampaikan protes terhadap pengumuman yang dikeluarkan oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, karena tidak sesuai harapan orang tua dan anak-anaknya.
Mereka kecewa karena dari pengumuman yang dikeluarkan oleh pihak Dinas Pendidikan, anak-anak mereka ditempatkan di sekolah-sekolah yang bukan menjadi sekolah tujuan.
Mereka khawatir jika dipaksakan masuk ke sekolah yang bukan tujuan, kedepan akan berdampak pada anak mereka yang tidak bersemangat untuk bersekolah.
Saat ini orang tua murid dan sejumlah calon siswa masih menduduki kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari. Mereka menunggu ke datang dari pihak Dinas dan berharap ada penjelasan. [AND]
