Manokwari, TP – Berbagai jenis sampah mulai dari sampah plastik, rumput, dan lainnya mewarnai perairan di Manokwari, tepatnya di Dermaga Biryosi, Kamis (10/7/2025) pagi.
Sampah-sampah itu seperti ‘menyambut’ kedatangan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Panah dengan 59 anggotanya yang akan melaksanakan Operasi Trisila Tahun 2025 selama 4 hari di Kabupaten Manokwari.
Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono yang ada pada saat itu melihat sampah turut memberikan komentar. Ia menekankan, masalah sampah tetap menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari.
“Tadi kami sudah berdiskusi dengan Pak Kepala Fasharkan bahwasanya sampah ini sampah kiriman dari Pasar Sanggeng dan Pasar Wosi. Ini tetap menjadi perhatian kami pemerintah,” ujar Mugiyono menjawab pertanyaan para wartawan di Dermaga Biryosi, Kamis (10/7/2025).
Mugiyono mengatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) untuk menindaklanjuti sampah – sampah yang mencemari laut Manokwari tersebut.
“Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk menindaklanjuti, termasuk memperkuat retribusi sampah. Ke depan, kami ingin tidak ada lagi sampah yang mencemari laut,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan kepala pasar terkait sumber sampah yang bermuara ke laut.
Mugiyono juga mengatakan, Pemkab akan menggandeng TNI-AL, termasuk Tim Operasi Trisula Tahun 2025 dalam kerjasama kegiatan sosial, khususnya yang berfokus pada kebersihan laut.
“Kegiatan sosial dari Tim Operasi Trisula Tahun 2025 di Manokwari ini kami arahkan dan harapkan pada aksi nyata pembersihan laut,” pungkasnya.
Bersinergi dengan Pemkab Manokwari,
Komandan KRI, Kolonel Laut Yohanes Upang Irawadi, selaku Wadan Satgas Operasi Trisila Tahun 2025, memastikan salah satu aksi mengisi kegiatan operasi akan dilakukan pembersihan sampah.
Ia mengatakan, Operasi Trisila Tahun 2025 tidak hanya menjadi misi militer, tetapi juga bentuk sinergi antara TNI AL dan masyarakat dalam membangun kesadaran bersama akan pentingnya laut sebagai bagian dari jati diri bangsa.
“Kami akan melakukan pembersihan di Pulau Lemon bukan karena kita mampu, tetapi memberikan contoh kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di laut. Karena lLaut bukan tempat sampah. Kami ingin menunjukkan bahwa menjaga laut adalah bagian dari menjaga kehidupan,” pungkasnya. [SDR-R4]