Manokwari, TP – Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan meninjau lokasi banjir dan menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang menjadi korban banjir di Kampung Mansaburi, SP 8, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Jumat (11/7/2025).
Kepala BPBD Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir mengatakan, bencana banjir di Kampung Mansaburi sudah berlangsung lama.
Ia merincikan, banjir terjadi pada Selasa, 13 Mei 2025, Rabu, 4 Juni 2025, dan Kamis, 3 Juli 2025 serta informasinya juga terjadi banjir pekan lalu dan masih ada bencana.
“Bencana ini masuk dalam jenis bencana banjir genangan, karena dipengaruhi belum efektifnya penanganan Sungai Wariori, sehingga volume air tinggi dan masuk ke pemukiman masyarakat di Kampung Mansaburi,” jelas Ampnir kepada para wartawan di Kantor Gubernur Papua Barat, Sabtu (12/7/2025).
Ia menambahkan, setelah pihaknya turun dan melakukan peninjauan, ada infrastruktur dasar, seperti saluran dalam kampung yang belum terbangun, sehingga itu menjadi pemicu. Sebab, kata dia, air mengalir melalui saluran drainase di dalam Kampung Mansaburi, tetapi drainasenya belum ada.
“Sifat air biasanya mencari tempat yang lebih rendah. Kalau ada drainase di kampung sebagai mitigasi, walaupun dari sungai aitu itu akan ikut drainase untuk mencari jalur keluar,” ungkap Ampnir.
Ditanya tentang penanganan yang dilakukan BPBD, kata Ampnir, prioritas penanganan saat ini adalah pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti makan, minum, pakaian, dan penanganan infrastruktur dasar.
Ia menambahkan, pihaknya juga sudah membangun komunikasi antarlintas instansi daerah, juga kementerian dan lembaga terkait.
Saat ini, ungkapnya, Dinas PUPR Provinsi Papua Barat sudah mengerahkan alat berat untuk membuat infrastruktur dasar, seperti drainase di Kampung Mansaburi.
Di samping itu, ia menambahkan, PT Medco juga sudah mengirim alat beratnya untuk membantu menormalisasi sungai.
Ampnir memperkirakan, bencana ini juga karena perubahan iklim global dan cuaca ekstrim yang terjadi di Indonesia. Akibat bencana, sambung dia, kebun kelapa sawit milik masyarakat terendam setinggi lutut, termasuk rumah-rumah.
Menurutnya, diperlukan percepatanan penanganan infrastruktur dasar, terutama menormalisasi Sungai Waryori untuk menutup saluran air yang masuk ke kampung. Kemudian, lanjut Ampnir, saluran drainase di dalam kampung dibenahi atau digali serta mengalirkannya ke kali kecil di dekat kampung.
“Tahun 2014, kami sudah pernah mengatasi itu di Kampung Mansaburi. Di tahun 2025 kejadian itu terulang lagi,” ungkapnya.
Dirinya mengaku akan meminta partisipasi Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Papua Barat. Di samping itu, kata dia, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan sudah memerintahkan agar instansi teknis ikut membantu percepatan penanganan banjir di Kampung Mansaburi.
“Sekali lagi, kehadiran gubernur di sana untuk meninjau, sekaligus bernostalgia, karena Gubernur juga menghabiskan masa kecil di kampung itu,” tandas Ampnir.
Dalam kunjungan itu, Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono mendampingi Gubernur melakukan peninjauan di Kampung Mansaburi, Jumat, 11 Juli 2025.
Selain melakukan peninjauan, kunjungan itu sekaligus melihat kerusakan akibat banjir dan mengevakluasi penanganan yang sudah dan akan dilakukan.
“Warga di sana kembali kena banjir tiga kali, bulan Mei, Juni, dan Juli,” ungkap Mugiyono di Kantor Bupati Manokwari, Jumat (11/7/2025).
Diungkapkannya, ada permintaan warga untuk direlokasi ke tempat yang lebih tinggi, karena jika turun hujan, luapan air dari Sungai Wariori tetap masuk ke pemukiman warga.
“Ada harapan warga setempat, ada sekitar 50 kepala keluarga minta direlokasi ke tempat yang lebih tinggi,” katanya.
Dirinya memastikan pemda akan terus berupaya memberi bantuan dan dukungan dalam proses pemulihan pascabencana.
“Kita lihat lokasi yang lebih tinggi, karena kalau di situ kita bangun, Kali Wariori masih berpeluang meluap ke pemukiman warga jika hujan deras,” katanya.
Ditambahkannya, sejak awal terjadi bencana, Pemkab Manokwari sudah beberapa kali melalui instansi terkait, bahkan bersama Bupati turun melihat kondisi, sekaligus menyalurkan bantuan sembako dan dan mendistribusi logistik lain.
“Sementara BPBD Kabupaten Manokwari fokus pada upaya evakuasi dan Dinas Pekerjaan Umum fokus pada infrastruktur yang sudah dan sedang dilaksanakan, tetapi sementara ini sedang menunggu konstruksi bronjong yang sementara dalam pengiriman dari Surabaya,” ungkapnya.
Dirinya berharap material sudah ada bisa segera dikerjakan dan menjadi solusi jangka panjang.
“Pemkab Manokwari dan Pemprov Papua Barat berkomitmen untuk berkoordinasi dan bekerja sama membantu masyarakat di Kampung Mansaburi untuk pulih dari bencana,” tandas Mugiyono. [FSM/SDR-R1]
