Manokwari, TP – Senat Universitas Papua (Unipa) Manokwari menggelar rapat terbuka dalam rangka pelepasan 422 lulusan, baik program doktor, magister, sarjana, dan diploma periode III Tahun Akademik 2024-2025 di Aula Unipa Manokwari, Rabu (13/8/2025).
Pelepasan ini berdasarkan keputusan Rektor Universitas Papua dengan Nomor: SP-1002/UNI42/EP/2025 tentang Wisuda Lulusan Program Doktor, Magister, Sarjana dan Diploma Periode III Tahun Akademik 2024-2025.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani mengatakan, hari ini merupakan momentum bersejarah terhadap putra dan putri terbaik Papua Barat, karena sudah menyelesaikan pendidikan tinggi dengan penuh dedikasi dan kerja keras.
“Pencapaian ini bukan hanya kebanggaan bagi kalian dan keluarga, juga bagi seluruh rakyat di Papua Barat,” kata Lakotani.
Ia mengatakan, dirinya bersama Gubernur, Dominggus Mandacan mempunyai komitmen yang kuat untuk terus mengembangkan sektor pendidikan tinggi di tanah Papua, dalam rangka mewujudkan visi Papua Barat sebagai provinsi yang maju dan bermartabat.
Dikatakannya, Provinsi Papua Barat menetapkan berbagai program strategis dalam bidang pendidikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Papua Barat 2024-2029.
Salah satu strateginya, ungkap Lakotani, adalah rencana relokasi Fakultas Kedokteran dari Sorong ke Manokwari, dimana keputusan strategis ini diambil dengan pertimbangan yang matang.
Menurutnya, ini dilakukan untuk meningkatkan aksebilitas pendidikan kedokteran terhadap masyarakat Papua Barat, khususnya di wilayah tengah dan timur.
Selanjutnya, kata dia, memperkuat posisi Manokwari sebagai ibu kota provinsi dan pusat pendidikan tinggi, mengoptimalkan sumber daya dan infrastruktur pendukung yang tersedia di Manokwari, dan mempercepat penyediaan tenaga medis yang berkualitas untuk melayani seluruh masyarakat di wilayah Papua Barat.
Dirinya menjelaskan, relokasi ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov Papua Barat guna memastikan bahwa pendidikan kedokteran di Papua Barat bisa berkembang lebih optimal dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Dijelaskannya, dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan akses yang lebih baik, maka diharapkan Fakultas Kedokteran bisa menghasilkan lebih banyak dokter yang siap melayani masyarakat Papua Barat sampai ke pelosok daerah.
“Lulusan hari ini saya berharap kalian dapat menjadi agen perubahan positif di tengah masyarakat kita tercinta,” pintanya.
Sementara Rektor Unipa, Hugo Warami mengatakan, proses penyelesaian studi ini merupakan rangkaian pencapaian akademik di usia Unipa ke-24 tahun dan 10 bulan.
Ia mengatakan, Unipa terus berbenah dan berkembang dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi agar mampu berkontribusi bagi kecerdasan kehidupan bangsa.
“Hari ini kami melepas para lulusan sebanyak 422 orang yang terdiri dari program diploma 38 orang, sarjana 319 orang, magister 59 orang, dan dokter 4 orang,” rincinya dalam rapat senat terbuka.
Jumlah lulusan pada periode ini, lanjut Warami, menambah catatan produktivitas Unipa dengan total lulusan hingga usia 25 tahun menjadi 13.390 lulusan, terdiri dari program doktor 22 orang, program magister 612 orang, program sarjana 9.089, program diploma 3.633 orang, program profesi dokter 72 orang.
Ditambahkannya, dengan jumlah 13.390 orang lulusan ini, Unipa bertekad untuk melayani, membhaktikan diri dan membangun sumber daya manusia dari timur Indonesia sebagai mutiara hitam ke arah perubahan dan kemajuan.
“Dengan keunikan yang dimiliki Unipa, kami bertekad sebagai perguruan tinggi yang bermutu, bermartabat, dan berkemanusiaan untuk Indonesia dari tanah Papua,” kata Rektor.
Sedangkan Kepala Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Papua Barat, Amus Atkana mengapresiasi Unipa yang sudah melepaskan 422 lulusan pada periode III Tahun Akademik 2024-2025 sebagai bagian dari pelayanan publik.
Atkana berharap seluruh pihak terkait dapat mendukung Unipa sebagai universitas termaju di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
“Kami sebagai lembaga pengawasan publik mendukung beberapa langkah-langkah yang dilakukan dalam standar dan norma pelayanan pendidikan tinggi di Unipa,” kata Atkana kepada Tabura Pos usai menghadiri rapat terbuka senat Unipa, kemarin.
Untuk menuju pada kampus yang maju di Indonesia Timur, ujar Atkana, pihaknya meminta agar civitas akademika Unipa meningkatkan tata kelola pelayanannya, baik dosen maupun mahasiswa serta penambahan program studi yang baru.
“Unipa dengan semboyan Ilmu untuk Kemanusiaan, harus terus dijaga dan dipupuk untuk kejayaan tanah Papua,” katanya.
Menurut Atkana, peningkatan layanan publik ini terutama pada bimbingan mahasiswa yang tidak boleh ditelantarkan begitu lama, juga hak-hak dosen harus diperhatikan.
“Kita tahu bahwa tukin di Unipa terlambat. Kami berharap sesegera mungkin diselesaikan, karena hal ini akan berpotensi pada layanan publik yang rendah. Artinya, ketika hak-hak penyelenggara publik tidak terpenuhi akan berdampak pada kinerjanya,” pungkas Atkana. [FSM-R1]