Manokwari, TP – Kericuhan terjadi di sejumlah lokasi di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, mulai Kamis (28/8) malam, Jumat (29/8), dan Minggu (31/8).
Kericuhan ini diduga menjadi bagian dari rentetan peristiwa selama beberapa hari di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya (PBD) sebagai bentuk penolakan pemindahan 4 tahanan politik (tapol) kasus dugaan makar ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dalam aksinya, massa memblokade sejumlah ruas jalan, membakar ban bekas, dan melakukan pelemparan. Untuk itulah, aparat kepolisian mengambil langkah membubarkan massa dengan melepaskan tembakan gas air mata.
Akibat pemblokadean sejumlah ruas jalan, sehingga pengendara kendaraan bermotor harus mencari jalur yang lebih aman. Dengan kejadian tersebut, maka para pemilik usaha memilih menutup usahanya, sedangkan aktivitas perkantoran dan persekolahan diakhiri lebih awal.
Sejumlah sekolah memutuskan memulangkan para siswa lebih awal untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Warga juga sebagian besar memilih menetap di rumah untuk menghindari kericuhan tersebut.
Menyikapi gangguan kamtibmas, aparat kepolisian dengan peralatan anti huru hara maupun kendaraan taktis diterjunkan untuk meredam aksi massa.
Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Johnny E. Isir mengakui, kericuhan di Kota Manokwari, Kamis (28/8) malam adalah aksi spontan atas kejadian serupa di Kota Sorong yang menolak pemindahan 4 tapol kasus dugaan makar ke Makassar.
“Aksi spontanitas dari keluarga salah satu tapol yang mau dipindahkan. Itu sudah selesai, kita pastikan kita akan masuk dalam proses penegakan hukum nanti,” kata Kapolda kepada para wartawan di Polsek Manokwari Kota, Jumat (29/8).
Ditanya terkait informasi yang beredar ada seorang warga yang meninggal dunia akibat tembakan gas air mata saat terjadi kericuhan, Kapolda menjelaskan, akan segera dibentuk tim untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
“Soal itu, kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya salah satu warga Manokwari yakni Septinus Sesa. Saat ini kami akan fokus pada pemakaman dan dulu. Setelah itu kami akan membentuk tim untuk penyelidikan secara menyeluruh yang melibatkan Komnas HAM, Ombudsman serta pihak lain,” ungkap Isir.
Ditegaskan Kapolda, pihaknya tidak ingin mengambil kesimpulan dan tetap menunggu hasil dari pemeriksaan menyeluruh. “Nanti akan kita dalami semua,” tukasnya.
Dirinya mengimbau masyarakat tetap menahan diri, tidak terprovokasi serta menunggu informasi resmi dari pemerintah daerah dan pihak kepolisian.
Isir mengklaim saat ini kondisi Kota Manokwari telah berangsur normal. Namun untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat, katanya, aparat kepolisian dari Polresta Manokwari didukung personil Brimob dan Samapta tetap meningkatkan pengamanan di sejumlah titik rawan mobilisasi massa.
Kapolda juga mengingatkan masyarakat tidak melakukan tindakan melawan hukum serta menyampaikan aspirasi dengan cara yang baik tanpa mengganggu aktivitas dan ketertiban umum.
Dirinya juga meminta masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi hoaks atau belum jelas kebenarannya, terutama yang beredar di media sosial. Dikatakan Isir, jika menemukan informasi yang diragukan, segera melakukan konfirmasi ke aparat keamanan atau instansi pemerintah terdekat.
“Manokwari ini ibu kota Provinsi Papua Barat. Manokwari sebagai Kota Injil, mari jaga situasi tetap aman dan damai. Saya mengajak tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga Manokwari,” imbuhnya.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Ignatius B.A. Prabowo mengatakan, terkait pengrusakan dan pemukulan dalam peristiwa kericuhan tersebut, belum ada terduga pelaku yang diamankan.
“Tapi, sudah ditangani Ditreskrimum Polda Papua Barat bersama Polresta Manokwari,” kata Prabowo kepada para wartawan di Aston Niu Hotel, Manokwari, Sabtu (30/8).
Ia membeberkan, terkait aksi pengrusakan dan pemukulan, aparat kepolisian sudah melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara), sedang mengumpulkan barang bukti, termasuk melakukan pendataan kerusakan.
Setelah itu, sambung Kabid Humas, tim akan mengusut para terduga pelaku untuk diamankan dan diproses hukum. Ia menegaskan, pihak kepolisian berkomitmen menindak tegas pihak yang terlibat dalam aksi kekerasan dan pengrusakan.
“Beberapa terduga pelaku sudah diidentifikasi dari CCTV mobil rantis Dalmas. Itu ada CCTV-nya pada saat melakukan pendorongan terhadap mereka dan juga CCTV di beberapa gedung di lokasi kejadian,” rinci Prabowo.
Soal informasi adanya penjarahan, jelas Kabid Humas, sebenarnya mereka mau mengambil pagar untuk dijadikan alat pemalangan, tetapi mungkin melihat potensi untuk masuk.
“Kalau untuk korban, anggota Polri ada beberapa yang mengalami luka. Kami tidak data karena langsung ditangani di lapangan,” jelas Prabowo.
Diakuinya, meski situasi dan kondisi mulai berangsur-angsur kondusif, tetapi aparat kepolisian terus melakukan pengamanan di sejumlah titik yang diduga menjadi tempat mobilisasi massa.
Selain itu, tambah Kabid Humas, pihaknya terus meningkatkan patroli untuk memantau situasi dan memastikan aktivitas masyarakat berjalan.
Ia menerangkan, untuk kegiatan pengamanan dikendalikan Polresta Manokwari, sedangkan Polda Papua Barat akan mem-back up.
Dirinya mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi ajakan yang bisa mengganggu situasi kamtibmas. “Perintah Mabes Polri, seluruh jajaran harus masuk kantor. Kami tetap mengantisipasi pihak-pihak yang akan memanfaatkan situasi ini,” katanya. [AND-R1]



















