Manokwari, TP – Aktivitas penerbangan di Bandara Rendani Manokwari saat ini dilayani oleh tiga maskapai, yaitu Wings Air, Batik Air, dan Super Air Jet.
Ketiganya mengoperasikan armada jenis ATR dan Airbus A320 untuk melayani sejumlah rute domestik seperti Manokwari–Fakfak, Manokwari–Nabire, Sorong, dan Makassar.
Kepala Kantor BLU UPBU Kelas II Rendani Manokwari, Herman Sujito menyampaikan bahwa pihaknya sangat berharap adanya tambahan maskapai yang bisa beroperasi di Manokwari. Namun, penurunan jumlah penumpang dalam beberapa waktu terakhir menjadi tantangan tersendiri.
“Kami berharap ada maskapai baru yang masuk supaya masyarakat punya lebih banyak pilihan. Tapi itu tentu harus dibarengi dengan peningkatan jumlah penumpang,” ujar Herman kepada para wartawan saat ditemui di Terminal Bandara Rendani, Jumat (12/9/2025).
Menurut Herman, saat ini jumlah penumpang harian di Bandara Rendani berkisar antara 700 hingga 900 orang. Angka ini dinilai masih stabil, meskipun menunjukkan tren penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Dunia penerbangan saat ini memang sedang lesu. Penurunan penumpang ini bukan hanya terjadi di Manokwari, tapi juga di banyak wilayah lain di Indonesia,” jelasnya.
Wings Air diketahui melayani rute Manokwari–Fakfak dan Manokwari–Nabire, sedangkan Super Air Jet memiliki dua rute dari Makassar dan Sorong, sementara Batik Air juga terbang dari Sorong ke Manokwari.
Herman juga menyinggung soal operasional maskapai Citilink yang sempat masuk ke Bandara Rendani untuk layanan kargo. Namun, layanan tersebut tidak bertahan lama karena potensi kargo yang ada belum cukup untuk memenuhi kapasitas penuh pesawat.
“Dulu Citilink sempat masuk, tapi hanya sebentar. Mereka bawa kargo, tapi ternyata volume kargo kita belum bisa menjamin satu pesawat kargo penuh. Jadi, setelah Oktober 2024, mereka sudah tidak beroperasi lagi di sini,” terang Herman.
Ia menegaskan bahwa pihak bandara tetap membuka peluang bagi maskapai baru untuk masuk, namun harus disesuaikan dengan kondisi pasar dan potensi penumpang di wilayah Papua Barat.
“Kalau ada peningkatan jumlah penumpang, pasti akan menarik minat maskapai lain untuk masuk. Tapi untuk saat ini, tiga maskapai yang ada masih cukup untuk mengakomodasi kebutuhan,” pungkasnya. [SDR-R1]




















