Manokwari, TP – Diakomodirnya 546 tenaga honorer mengikuti pemberkasan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintan dengan Perjanjian Kerja (PPPK), tidak hanya menimbulkan reaksi dari honorer lainnya, tetapi juga menimbulkan kecemburuan bagi tenaga guru honorer.
Hal itu terlihat saat puluhan guru honorer dari TK/PAUD, SD, SMP hingga SMA di Manokwari, mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Rabu (17/9/2025).
Kedatangan rombongan guru honorer diterima langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Marthinus Dowansiba, didampingi Sekretaris Dinas, Paitu Sayori.
Dalam pertemuan tersebut, para guru menyampaikan keluhan sekaligus harapan atas status kepegawaian mereka yang hingga kini tidak kunjung jelas, dan berharap dapat diakomodir menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), baik melalui jalur seleksi CPNS maupun PPPK.
Para guru merasa sedih, karena selama belasan tahun mengabdi sebagai guru honorer, namun tidak ada pengangkatan. Begitu juga selama bertahun-tahun formasi khusus untuk guru TK tidak pernah dibuka.
Selain para guru, tenaga operator sekolah juga meminta agar ikut diakomodir dalam rekrutmen ASN.
“Ke depan, ketika ada formasi, tolong buka juga untuk guru-guru TK. Kami mengabdi sejak 2008. Mohon kesempatan itu dibuka selebar-lebarnya,” seru guru lainnya.
Mereka berharap aspirasi yang disampaikan dapat dijawab sebelum Oktober, karena batas akhir pengangkatan tenaga honorer se-Indonesia sesuai keputusan Menpan RB.
“Kami menunggu kepastian awal Oktober, apakah kami akan terus dibiarkan begini atau ada solusi,” ujar seorang guru.
Apabila Dinas Pendidikan tidak mampu memperjuangkan nasib mereka, maka mereka sendiri yang akan mendatangi Kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), maupun Bupati Manokwari.
“Kalau memang tidak ada kepastian dari Dinas Pendidikan, kami sendiri yang akan mendatangi BKD. Kalau masih juga tidak ada jawaban, kami akan langsung ke Bupati Manokwari,” timpa guru lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Manokwari, Marthinus Dowansiba, mengapresiasi para guru yang menyampaikan aspirasi dengan baik tanpa anarkis.
Sebagai kepala dinas, Dowansiba mengaku heran karena formasi guru TK tidak tersedia dalam seleksi tahun ini.
“Saran yang disampaikan sangat baik. Kami akan merangkum semua masukan ini dan melaporkannya ke BKD serta Sekda. Kami berharap ada jalan keluar sehingga kuota yang tersedia bisa mengakomodir semua,” jelasnya.
Dia berharap, para guru honorer tetap semangat menjalankan tugas sambil menunggu hasil perjuangan bersama.
“Kami minta ibu-ibu dan bapak-bapak tetap melaksanakan tugas, tetap tertib, dan banyak berdoa. Semoga tahun ini ada jalan keluar,” tukas Dowansiba. Pantauan Tabura Pos, setelah menyampaikan aspirasi dan diterima, palang kantor tersebut dibuka bersama. [SDR-R4]



















