Manokwari, TP – Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Papua Barat menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-II dengan mengusung tema “Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid: Mewujudkan Masjid Sebagai Pusat Peradaban Umat”.
Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus DMI se-Provinsi Papua Barat berlangsung di Aula Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat, Manokwari, Sabtu (20/09).
Adapun fokus Muswil ke-II ini membahas pergantian kepengurusan dan program kerja untuk lima tahun kedepan.
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, yang diwakili oleh Asisten III Setda Provinsi Papua Barat, Otto Parorrongan, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Muswil ini. Ia menekankan peran strategis DMI dalam membina dan memberdayakan masjid.
“Tantangan umat Islam ke depan semakin kompleks. DMI dituntut untuk terus berinovasi tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman,” ujar Otto.
Ia juga berharap DMI dapat menjadi mitra pemerintah dalam menciptakan kerukunan, kedamaian, dan harmonisasi, serta tidak terprovokasi oleh isu-isu yang memecah belah.
“Hindari menyebarkan informasi yang belum tentu benar dan dapat mengganggu keamanan. Semoga Muswil ini menghasilkan keputusan terbaik untuk kemajuan DMI dan umat Islam secara keseluruhan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DMI Pusat, H. M. Jusuf Kalla, yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal DMI Pusat, K.H. Tatang Hidayat, menyampaikan apresiasi atas peran DMI Papua Barat dalam mendinamisasi masjid sebagai pusat pembinaan umat.
Ia menegaskan bahwa DMI hadir untuk memaksimalkan peran masjid, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, dan pendidikan.
Kekuatan DMI, menurutnya, dapat menjadi mediator antara Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dengan pemerintah.
“Kehadiran DMI harus dirasakan dan menentukan manfaat. Kami apresiasi DMI Papua Barat yang telah memberikan peranan penting sehingga dinamika yang terjadi bisa dilewati,” ujar Tatang.
Ketua DMI Provinsi Papua Barat, Muhammad Lakotani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muswil ini merupakan momentum penting untuk mengevaluasi perjalanan kepengurusan 2018-2023 yang secara riil baru dilantik pada 2021 akibat pandemi COVID-19.
“Dalam perjalanan lima tahun ini, banyak riak dan kendala karena berbagai kesibukan pengurus. Kami tidak ingin menghindar dari apa yang sudah dilaksanakan dan akan melaporkannya secara transparan,” ujar Lakotani.
Meski menghadapi tantangan, Lakotani menyebutkan satu capaian penting yang patut disyukuri, yaitu seluruh kabupaten di Papua Barat telah terbentuk DMI-nya, kecuali Kabupaten Pegunungan Arfak.
Ia berharap, melalui Muswil ini dapat dihasilkan program-program strategis untuk memaksimalkan peran masjid bagi kemaslahatan umat.
“Mudah-mudahan dalam forum Muswil ini kita bisa melaksanakan musyawarah dengan baik sesuai agenda yang dibahas dan menghasilkan program yang baik untuk kemajuan pembangunan ke depan,” harapnya.
Muswil ke-II DMI Papua Barat diharapkan menjadi titik tolak untuk memperkuat peran masjid sebagai epicentrum peradaban yang inklusif, memberdayakan, dan mampu menjawab tantangan zaman.[AND]



















