Ransiki, TP – Sejak diaktifkan Juni 2025 lalu, Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Terpadu Manokwari Selatan (Mansel) yang terletak di Wariki, Kampung Abreso, Distrik Ransiki, Mansel, mulai mendidik sebanyak 23 siswa-siswi berkebutuhan khusus.
Kepala SLB Negeri Terpadu Mansel , Helena Kaitjily, S.Pi, mengatakan sangat bersukacita kegiatan di SLB tahun ajaran 2025-226 sudah bisa di mulai dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru.
“Penerimaan peserta didik untuk SLB ini berbeda dengan sekolah normal, SLB tidak ada batas waktunya, silahkan orang tua yang mau mendatafkan anaknya,” ucap Kaitjily kepada wartawan di Wariki, Ransiki (1/10).
Ia menjelaskan, kurikulum yang diterapkan dalam PBM di SLB adalah kurikulum khusus SLB, mulai jenjang TK sampai SMA atau disesuaikan dengan usai para anak didik.. ” Berbeda dari sekolah umum, di SLB terdapat mapel ketrampilan,” ujarnya.
Lebih rinci soal spesifikasi peserta didik, tediri dari tuna grahita 60 persen, tuna wicara 10 persen, tuna rungu 10 persen, daun sindrom dan autis masing-masing 10 persen.
Berbicara soal kesulitan, pertama yang dihadapi adalah karena tenaga pendidik di SLB tenaga pendidik umum dan tidak memiliki keahlian khusus untuk siswa disablitas, sehingga menjadi tantangan yang besar.
” Untuk penanganan siswa autis kami memiliki 1 orang tenaga pendidik sarjana psikologi anak, tapi tuna wicara dan tuna rungu kami belum punya guru keahlian,” terangnya.
Soal fasilitas pendidikan, Ia mengaku masih sangat minim namun pihaknya tetap berusaha untuk memberikan pelayanan maksima, dengan memaafkan alam sekitar.
Meski demikian, pihaknya masih kekurangan buku pelajaran mulai dari jenjang TK sampai SMA. Kaitjily berharap, pemerintah provinsi dan kabupaten berkolaborasi untuk bisa melihat kekurangan di SLB Mansel, baik dari segi sarana-prasana dan peningkatan skil serta kemampuan SDM.
Untuk antar jemput siswa, pihak sekolah melakukan secara mandiri dengan dana operasional yang ada, orang tua hanya menyiapkan anaknya untuk bersekolah dari rumah.
” Siswa paling terjauh dari kampung Wariab. Bagi siswa baru yang mau mendaftar cukup membawa fotokopi KK dan akta lahir, tidak dipungut biaya pendafatarn,” pungkasnya. [BOM-R2]



















