Aimas, TP- Ketua Dewan Adat Suku Moi Maya Amirudin Umalelen, membuka pintu gedung Sekretariat Dewan Adat Moi Maya yang terletak di Jalan Mariat Pantai, Distrik Mariat, Kabupaten Sorong, untuk menampung tujuh mahasiswi asal Distrik Salawati Tengah yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah (Unimuda) Sorong.
Dikatakan Amirudin Umalelen, langkah ini bukan sekadar membantu secara materi, tetapi juga bagian dari komitmen Adat Moi Maya dalam mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa, khususnya generasi muda asli Moi.
“Ini bentuk dukungan kami kepada pemerintah dan masyarakat di Distrik Salawati. Kami ingin anak-anak Moi bisa kuliah dengan tenang tanpa terbebani biaya tempat tinggal,” ujar Amirudin saat ditemui di sekretariat Dewan Adat Moi Maya, Senin (20/10/2025).
Menariknya, seluruh mahasiswi yang tinggal di sekretariat Adat Moi tidak dipungut biaya dan makan gratis selama menempuh kuliah. Gedung sekretariat yang disewa senilai Rp. 20 juta per tahun itu disulap menjadi asrama sederhana berlantai dua dengan lima kamar tidur, setiap kamar tidur ditempati dua orang mahasiswi.
“Dengan fasilitas ini, mereka bisa fokus belajar dan tidak perlu lagi memikirkan uang kos atau makan. Semua biaya ditanggung oleh Dewan Adat Moi Maya,” terangnya.
Amirudin mengungkapkan, dana yang digunakan untuk sewa gedung dan kebutuhan harian para mahasiswi sepenuhnya bersumber dari anggaran Dewan Adat Moi Maya. Ia menegaskan, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama termasuk lembaga adat yang memiliki peran penting dalam membangun sumber daya manusia di tanah Moi.
Para mahasiswi penerima bantuan mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih atas perhatian Dewan Adat. “Kami merasa seperti punya keluarga di sini. Ketua Dewan Adat benar-benar peduli dan memikirkan masa depan kami,” ungkap salah satu mahasiswi dengan mata berkaca-kaca.
Langkah inspiratif dan kepedulian dari Dewan Adat Moi Maya ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat Sorong. Banyak pihak menilai, inisiatif Amirudin Umalelen, adalah contoh nyata kepemimpinan adat yang humanis dan berpihak pada masa depan generasi muda Moi. Sebuah bukti bahwa semangat gotong royong dan kasih sayang masih hidup kuat di tanah Papua Barat Daya. [MPS-R2]