Manokwari, TP – Upaya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) semakin nyata dalam mewujudkan Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) sebagai satu-satunya kabupaten di Indonesia yang 100 persen energi listrik bersumber dari pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT).
Ini ditandai dengan adanya peresmian pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Anggi tahap I berkapasitas 1×150 kilowatt (kW) di Kampung Upper, Distrik Anggi, Kabupaten Pegaf, Rabu (29/10/2025).
Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi didampingi anggota Komisi XII DPR-RI, Cheroline C. Makalew dan Bupati Pegaf, Dominggus Saiba meletakkan batu pertama pembangunan PLTMH Anggi tahap II berkapasitas 2×250 kW.
Dirjer EBTKE mengatakan, PLTMH Anggi I telah beroperasi sejak 2023 dan sekarang pihaknya akan segera membangun PLTMH Anggi II berkapasitas 500 kW.
“Untuk pembangunan PLTMH Anggi II berkapasitas 500 kW ini sudah dianggarkan dan sudah dimulai dengan anggaran tahun lalu yang digeser di Tahun Anggaran 2026,” ungkap Eniya Dewi kepada para wartawan usai meletakkan batu pertama pembangunan PLTMH Anggi II di Kampung Upper, Distrik Anggi, kemarin.
Dikatakannya, saat ini sudah memasukki semester akhir dan diproses, karena proyek pembangunan PLTMH Anggi II adalah program multi years.
“PLTMH Anggi II berkapasitas 500 kW, karena bertambahnya penduduk dan kapasitas potensi di sini lebih besar lagi. Nah, tadi saya tidak sengaja menyebutkan dan memang sungainya besar sekali dan potensinya bisa lebih dari 1 megawatt (mW),” ungkap Eniya Dewi.
Dikatakannya, dengan respon cepat Menteri ESDM terkait permintaan dari Papua Barat tadi, Menteri ESDM langsung menambah 500 kW lagi, sehingga total akan menjadi 1 mW, sehingga ia akan mengusulkan anggaran di tahun depan untuk pembangunan PLTMH Anggi III di lokasi yang sama berkapasitas 500 kW.
Ia menerangkan, Direktur Manager PLN Papua dan Papua Barat telah menyampaikan bahwa beban puncaknya sudah mencapai 1 mW, padahal dengan PLTMH Anggi I, beban puncaknya hanya 600 kW.
Artinya, dia menjelaskan, ada penambahan karena penambahan penduduk, penambahan fasilitas publik lain, seperti sekolah, perkantoran, rumah sakit dan lainnya.
“Sekarang akan ditambahkan lagi 500 kW, tapi dimohon agar hak ulayat dapat segera dibebaskan dan mohon bantuan, sehingga kita dapat segera memperluas lokasi tersebut, karena Unit III akan dibangun di sebelahnya,” jelas Eniya Dewi.
Dia berharap dengan adanya tiga unit PLTMH Anggi bisa mengurangi atau menghilangkan penggunaan PLTD dari Kabupaten Pegaf, bahkan PLTD bisa digunakan di tempat-tempat lain, sehingga ke depan murni di Kabupaten Pegaf memakai Energi Baru Terbarukan agar upaya menjadikan Pegaf satu-satunya kabupaten di Indonesia yang listriknya bersumber dari EBT bisa terwujud.
Eniya Dewi memprediksi, dengan beroperasinya penambahan kapasitas PLTMH Anggi II berkapasitas 2×250 kW bisa mengurangi pemakaian BBM PLTD di sistem kelistrikan isolated di sekitar sistem Pegunungan Arfak.
Direncanakan akan diintegrasikan dengan sistem Pegunungan Arfak yaitu Sistem Sururey, Demaisi, Taige, Catubouw, Minyambouw, Hingk, dan Anggi Gida.
Berdasarkan informasi dari PLN UP3 Manokwari, jaringan Sururei dan Demaisi sudah grid/terintegrasi dan menyusul untuk jaringan 5 distrik lainnya. Total panjang jaringan untuk proyek integrasi sistem kelistrikan ini mencapai 37 kms.
Untuk itu, lanjut dia, berdasarkan perhitungan rekan-rekan PLN, terdapat potensi penghematan pemakaian BBM solar sebesar Rp6,7 miliar per tahun, sehingga sejak beroperasi PLTMH Anggi I pada Maret 2023 hingga saat ini, total penghematan biaya penyediaan BBM PLTD mencapai Rp17 miliar.
“PLTMH Anggi saat ini dikelola melalui mekanisme serah terima operasi antara Pemda Pegaf dengan PLN UIW Papua dan Papua Barat dengan harapan model ini dapat memperkuat kemandirian energi dan pengelolaan keberlanjutan terhadap infrastruktur yang telah dibangun,” tandas Eniya Dewi. [FSM-R1]
 
	    	 
		    

















